Masih Muda Kena Penyakit Ginjal Kronik?

Belakangan ini kita sering mendengar kabar tentang semakin banyak orang muda yang mengalami masalah ginjal.  Apa yang terjadi?

Gaya hidup modern seperti  pola makan tinggi gula, garam, lemak jenuh, serta rendah serat,  berbagai makanan fast food, ditambah kurangnya aktivitas fisik, meningkatkan risiko penyakit metabolik yang berdampak pada ginjal.

Kalangan orang muda juga sering mengonsumsi obat tanpa pengawasan, misalnya penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) secara berlebihan, suplemen tertentu, atau obat-obatan herbal yang tidak teruji bisa berdampak pada fungsi ginjal. Selain itu mereka yang suka mabuk alkohol dan pecandu rokok, keduanya mempercepat kerusakan pembuluh darah ginjal. Orang muda juga suka malas minum, akibatnya terjadi dehidrasi kronis atau asupan cairan tidak adekuat sehingga ginjal bekerja lebih keras ketika tubuh kekurangan cairan.

Meskipun ginjal sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal, kerusakan dapat berlangsung tanpa disadari hingga stadium lanjut. Oleh karena itu upaya pencegahan sejak muda sangat penting.

Selain itu juga ginjal akan rusak jika sudah terkena penyakit-penyakit berikut ini:

  1. Diabetes mellitus (diabetes tipe 1 atau tipe 2): gula darah tinggi merusak pembuluh darah kecil di ginjal, mengurangi kemampuannya menyaring sampah dari darah.
  2. Hipertensi (tekanan darah tinggi): tekanan darah yang terlalu tinggi dapat merusak pembuluh darah ginjal, sehingga ginjal bekerja lebih keras dan akhirnya menurun fungsinya.
  3. Glomerulonefritis: peradangan pada glomerulus, unit penyaring ginjal, yang dapat disebabkan infeksi, autoimun, atau faktor lain.
  4. Penyakit ginjal polikistik: kelainan genetik yang menyebabkan pembentukan cyst di ginjal.
  5. Penyakit nephropathy: akibat diabetes yang tidak terkontrol.
  6. Infeksi saluran kemih yang sering atau ginjal yang tidak terobati: infeksi bisa menyebar ke ginjal (pielonefritis) jika tidak ditangani.

Peranan Ginjal Sangat Penting
Ginjal memiliki peran yang sangat penting bagi tubuh. Fungsi utamanya meliputi filtrasi, yaitu menyaring limbah, racun, dan kelebihan cairan dari darah untuk dikeluarkan sebagai urin; regulasi elektrolit, yang menjaga keseimbangan natrium, kalium, kalsium, dan mineral lainnya; pengaturan tekanan darah melalui pembentukan renin dan pengelolaan keseimbangan cairan agar tekanan darah tetap stabil. Selain itu, ginjal juga terlibat dalam produksi hormon, seperti erythropoietin yang memengaruhi produksi sel darah merah dan vitamin D aktif yang diperlukan untuk penyerapan kalsium. Terakhir, ginjal berperan dalam regulasi pH darah dengan menjaga keseimbangan keasaman darah.

Ketika fungsi ginjal menurun (penurunan laju filtrasi ginjal/LFGR), ada beberapa tanda yang terlihat:

  • Akumulasi limbah darah yang bisa menyebabkan kelelahan, mual, muntah, nafas pendek, kulit gatal.
  • Retensi cairan menyebabkan pembengkakan di kaki, perut, atau wajah.
  • Tekanan darah sulit dikendalikan karena ginjal yang tidak berfungsi optima.
  • Produksi sel darah merah menurun karena penurunan erythropoietin, Hb menurun.
  • Gangguan elektrolit memicu aritmia atau kelemahan otot.
  • Gangguan metabolisme kalsium-fosfor dan vitamin D.
  • Pada stadium lanjut, limbah menumpuk di tubuh sehingga bisa memicu complicating health issues.

Usia Berapa Harus Rajin Kontrol Fungsi Ginjal?
Tidak ada usia tunggal yang tepat untuk semua orang. Mulai pemeriksaan ginjal rutin jika memiliki faktor risiko berikut: diabetes, hipertensi, riwayat keluarga gangguan ginjal, obesitas, atau penyakit kronis lain. Pada orang dewasa dengan risiko tinggi, pemeriksaan gula darah, tekanan darah, serta tes fungsi ginjal dianjurkan secara berkala—misalnya setiap 1–2 tahun jika risiko rendah; lebih sering jika risiko tinggi.

Cuci darah (dialisis) adalah tahap akhir ketika ginjal tidak lagi mampu menjalankan fungsi dengan cukup untuk mempertahankan kehidupan. Namun, banyak pasien mulai dialisis ketika ada gejala atau rekomendasi dokter yang mempertimbangkan kondisi umum pasien, bukan hanya angka Laju Filtrasi Glomerulus saja. Hal ini tentunya harus ditangani oleh nefrolog (ahli ginjal) untuk keputusan yang tepat.

Makanan dan Minuman yang Harus Diperhatikan

  • Minum cukup air sesuai kebutuhan tubuh; hindari dehidrasi.
  • Batasi natrium (garam) untuk membantu kendalikan tekanan darah dan pembengkakan.
  • Batasi asupan gula sederhana dan karbohidrat olahan untuk menjaga gula darah tetap stabil.
  • Pilih protein sehat. Tetapi jika sudah kena penyakit ginjal kronis tingkat lanjut, porsi dan sumber protein mungkin perlu disesuaikan (misalnya, membatasi asupan protein tertentu sesuai petunjuk dokter).
  • Batasi asupan fosfor dan kalium pada CKD stadium lanjut jika direkomendasikan dokter.
  • Pilih lemak sehat (minyak zaitun, alpukat, kacang-kacangan) dan hindari lemak trans serta lemak jenuh berlebih.
  • Perbanyak buah dan sayuran segar sesuai anjuran, kecuali ada pembatasan tertentu pada CKD.
  • Hindari konsumsi alkohol berlebihan.
  • Perhatikan asupan suplemen dan obat yang bisa mempengaruhi ginjal; konsultasikan dengan dokter sebelum memulai suplemen apa pun.

Jika Anda memiliki riwayat keluarga penyakit ginjal, diabetes, hipertensi, atau penggunaan obat tertentu secara rutin, diskusikan dengan dokter untuk strategi pencegahan dan skrining yang tepat. Jika Anda mengalami gejala seperti pembengkakan tidak biasa, kelelahan ekstrem, nyeri punggung bagian belakang, perubahan warna urine, atau nyeri saat buang air kecil, segera konsultasikan ke fasilitas kesehatan untuk evaluasi lebih lanjut.

 Tips menjaga kesehatan ginjal untuk generasi muda

Tips menjaga kesehatan ginjal untuk generasi muda

Jaga pola makan seimbang sejak dini

  • Kurangi gula tambahan, minuman bersoda, dan camilan tinggi garam.
  • Pilih serat dari buah, sayur, biji-bijian utuh, dan sumber protein rendah lemak.
  • Batasi makanan olahan yang mengandung natrium tinggi dan lemak jenuh.

Hindari dehidrasi kronis

  • Minum cukup air sesuai kebutuhan tubuh. Jumlahnya bisa berbeda-beda, biasanya sekitar 6–8 gelas per hari, lebih banyak jika aktivitas fisik tinggi atau cuaca panas. Sesuaikan dengan saran dokter jika ada kondisi khusus.

Gunakan obat dengan bijak

  • Hindari penggunaan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) secara berlebihan tanpa rekomendasi dokter.
  • Hindari suplemen tanpa bukti keamanan atau anjuran profesional.

Kendalikan berat badan dan aktivitas fisik

  • Usahakan berat badan ideal melalui pola makan sehat dan olahraga teratur.
  • Targetkan minimal 150 menit aktivitas olahraga per minggu, ditambah latihan kekuatan 2–3 kali seminggu, sesuai kemampuan.

Cegah hipertensi dan diabetes sejak dini

  • Makan teratur, hindari makanan dengan gula tinggi, garam berlebih, dan lemak tidak sehat.
  • Pemeriksaan gula darah dan tekanan darah secara berkala, terutama jika ada riwayat keluarga.

Hindari paparan zat berbahaya

  • Batasi paparan logam berat, zat toksik, dan alkohol secara berlebih.
  • Gunakan alat pelindung diri jika bekerja di lingkungan berisiko.

Kenali tanda dini masalah ginjal

  • Perhatikan perubahan warna urine, pembengkakan pada kaki/pergelangan kaki, kelelahan berlebihan, nyeri punggung bagian bawah, atau tekanan darah sulit terkontrol. Jika muncul gejala, segera periksakan ke tenaga kesehatan.

Rutin skrining jika ada faktor risiko

  • Jika memiliki diabetes, hipertensi, riwayat keluarga gangguan ginjal, obesitas, atau merokok, konsultasikan dengan dokter tentang pemeriksaan fungsi ginjal secara berkala (creatinine serum, estimated glomerular filtration rate – eGFR, dan rasio albumin/kreatinin urine).

Menjaga kesehatan ginjal adalah bagian penting dari kesehatan secara keseluruhan. Usia muda adalah periode yang tepat untuk membentuk kebiasaan sehat yang dapat melindungi ginjal seumur hidup.