(Business Lounge Journal – Medicine)
Sekitar satu dari enam orang dewasa yang lebih tua di Amerika masih rutin mengonsumsi aspirin setiap hari untuk mencegah serangan jantung atau stroke. Namun, apakah kebiasaan ini masih aman dan efektif menurut pedoman medis terbaru?
Fakta Baru dari Survei Terbaru
Hasil survei yang dipublikasikan oleh Journal of the American College of Cardiology awal bulan ini menunjukkan bahwa:
- 25,3% orang dewasa usia 50–80 tahun di AS mengonsumsi aspirin setiap hari.
- 14,5% di antaranya mengonsumsi aspirin untuk mencegah penyakit kardiovaskular primer (seperti serangan jantung atau stroke pertama).
- Yang mengejutkan, sekitar seperempat memulai kebiasaan ini tanpa rekomendasi dokter, dan 8% belum pernah mendiskusikan penggunaannya dengan tenaga medis.
Bagaimana di Indonesia?
Di kalangan medis dan pasien kardiovaskular, penggunaan aspirin sangat umum—terutama sebagai terapi pencegahan sekunder setelah serangan jantung, pemasangan stent, atau stroke ringan. Sedangkan di kalangan masyarakat umum, data populasi luas atau survei nasional belum tersedia secara publik. Namun, aspirin bebas dijual (tablet 500 mg) dan juga diresepkan dalam dosis rendah (80–100 mg) untuk kondisi jantung .
Dari diskusi di komunitas (Reddit r/Indonesia), aspirin dosis rendah (100 mg) dikenal luas sebagai obat “pengencer darah” dan tersedia di apotek, namun tidak seterkenal paracetamol sebagai penurun demam .
Apa Kata Para Ahli?
Dr. Jordan K. Schaefer dari University of Michigan menyatakan bahwa penggunaan aspirin harian tanpa pengawasan medis dapat membahayakan, terutama karena:
“Manfaat aspirin dalam pencegahan serangan jantung pertama mungkin justru tertutupi oleh risiko perdarahan yang meningkat, terutama pada pasien usia lanjut.”
Risiko perdarahan memang jadi perhatian utama. Aspirin dikenal sebagai obat pengencer darah, yang membuatnya efektif dalam mencegah pembekuan darah penyebab serangan jantung dan stroke. Namun, efek sampingnya adalah peningkatan risiko pendarahan internal, iritasi lambung, luka, dan gangguan pencernaan.
Perubahan Pedoman Penggunaan Aspirin
Dalam satu dekade terakhir, organisasi medis seperti: American College of Cardiology (ACC), American Heart Association (AHA), U.S. Preventive Services Task Force (USPSTF) telah mengubah pedoman mereka. Sejak 2019, mereka tidak lagi merekomendasikan konsumsi aspirin harian untuk pencegahan serangan jantung pertama pada orang dewasa yang lebih tua tanpa riwayat penyakit jantung.
Siapa yang Masih Disarankan Konsumsi Aspirin Harian?
Konsumsi aspirin dosis rendah harian (biasanya 81 mg) masih dianjurkan untuk orang-orang yang sudah pernah mengalami serangan jantung atau stroke, karena pada kelompok ini manfaatnya lebih besar daripada risikonya.
Keyakinan publik masih beragam, Survei dari University of Pennsylvania’s Annenberg Public Policy Center menunjukkan bahwa:
- 48% orang dewasa Amerika masih percaya bahwa manfaat aspirin harian lebih besar dari risikonya.
- 39% tidak yakin.
- Hanya 13% yang sadar bahwa pedoman baru menyatakan risikonya kini lebih besar.
Jangan Asal Minum Aspirin!
Aspirin bukanlah vitamin yang bisa dikonsumsi sembarangan. Penggunaan hariannya harus berdasarkan anjuran dokter, terutama jika Anda tidak memiliki riwayat penyakit jantung. Meskipun aspirin memiliki manfaat penting, risiko pendarahan yang menyertainya tidak boleh diabaikan.
Jika Anda atau orang terdekat Anda masih mengonsumsi aspirin setiap hari, sebaiknya diskusikan kembali dengan tenaga medis terpercaya. Bisa jadi, pedoman yang Anda ikuti sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini.
Kesehatan itu bukan hanya tentang kebiasaan lama, tapi juga tentang keputusan berdasarkan informasi yang tepat.