NTSB Boeing

NTSB Menyalahkan Boeing dan FAA dalam Insiden Door Plug Alaska Airlines

(Business Lounge – Global News) Laporan akhir dari Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) secara resmi menyatakan bahwa baik Boeing maupun regulator penerbangan AS, Federal Aviation Administration (FAA), memiliki andil dalam insiden mengerikan yang menimpa pesawat Alaska Airlines 1282 pada awal Januari 2024. Investigasi menemukan bahwa sebuah panel darurat di bagian samping badan pesawat, yang dikenal sebagai door plug, terlepas di tengah penerbangan akibat kegagalan dalam prosedur produksi dan pengawasan mutu.

Door plug tersebut terlepas ketika pesawat berada pada ketinggian sekitar 4.800 meter, menyebabkan dekompresi kabin yang hebat dan memicu kekacauan singkat di dalam kabin. Sebanyak tujuh orang mengalami luka ringan. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, dan pesawat berhasil mendarat darurat kembali ke Bandara Portland, tempat ia lepas landas.

Investigasi mengungkap bahwa empat baut penting yang seharusnya mengamankan door plug tidak terpasang. Kesalahan ini diperkirakan terjadi setelah teknisi Boeing melepaskan panel tersebut untuk memperbaiki rivet, namun kemudian gagal memasang ulang baut pengaman sebelum panel dikembalikan ke tempatnya. Lebih mengkhawatirkan lagi, dokumentasi internal yang seharusnya merekam proses ini ternyata tidak tersedia atau tidak memadai, membuat kesalahan tidak terdeteksi hingga pesawat mengudara.

NTSB menekankan bahwa akar penyebab dari insiden ini adalah kegagalan prosedural dan budaya keselamatan di dalam lini produksi Boeing, terutama di pabrik Renton, Washington, tempat pesawat tersebut dirakit. Selain itu, FAA dinyatakan lalai karena tidak melakukan audit atau inspeksi menyeluruh terhadap prosedur dan catatan produksi Boeing, meskipun perusahaan tersebut sudah berada dalam pengawasan ekstra sejak krisis 737 Max sebelumnya.

Ketua NTSB, Jennifer Homendy, menyatakan bahwa kecelakaan ini sepenuhnya bisa dicegah jika kontrol mutu dan dokumentasi dilakukan dengan benar. Ia menyebut insiden ini sebagai “konsekuensi dari kecerobohan struktural yang berlangsung lama” dalam rantai produksi Boeing, dan memperingatkan bahwa standar keselamatan tidak boleh dikompromikan oleh tekanan jadwal atau efisiensi produksi.

Dalam rapat terbuka pada 24 Juni 2025, Dewan NTSB menyepakati sejumlah rekomendasi keselamatan, termasuk keharusan bagi Boeing untuk merombak prosedur dokumentasi internal, memperkuat pelatihan teknisi, serta meningkatkan pengawasan langsung terhadap pekerjaan penting seperti pemasangan door plug. NTSB juga merekomendasikan agar FAA memperbarui sistem auditnya dan meningkatkan pengawasan terhadap manufaktur pesawat secara menyeluruh.

Menanggapi laporan tersebut, Boeing menyatakan bahwa mereka menerima temuan NTSB dan berkomitmen untuk melakukan perbaikan menyeluruh terhadap sistem kontrol kualitas dan pelatihan teknisi mereka. CEO Boeing, Dave Calhoun, yang telah mengumumkan pengunduran diri efektif akhir tahun ini, mengatakan bahwa perusahaan “sepenuhnya bertanggung jawab” atas apa yang terjadi, dan sedang mengambil langkah korektif besar untuk mencegah kejadian serupa.

Sementara itu, FAA menyatakan bahwa sejak insiden terjadi, mereka telah menghentikan sementara proses sertifikasi produksi 737 Max dan memperluas inspeksi terhadap lini produksi Boeing. Regulator juga menetapkan batas maksimum produksi pesawat dan mengirim inspektur langsung ke pabrik Renton dan Charleston, sebagai bagian dari peningkatan pengawasan.

Insiden ini tidak hanya memicu penyelidikan oleh NTSB, tetapi juga membuka kembali penyelidikan Departemen Kehakiman AS terhadap Boeing atas kemungkinan pelanggaran terhadap perjanjian penyelesaian kriminal sebelumnya yang berkaitan dengan dua kecelakaan 737 Max pada 2018 dan 2019. Dalam konteks ini, sejumlah keluarga korban kecelakaan Lion Air dan Ethiopian Airlines menuntut agar Departemen Kehakiman mencabut kesepakatan perlindungan hukum yang diberikan kepada Boeing pada 2021.