Home Depot Garden

Home Depot Memicu Perebutan GMS Senilai $5 Miliar

(Business Lounge – Global News) Langkah Home Depot untuk mengakuisisi GMS Inc. telah memicu pertarungan akuisisi bernilai miliaran dolar yang dipantau ketat oleh pelaku pasar, analis keuangan, dan industri konstruksi di Amerika Serikat. Tawaran ini muncul hanya beberapa hari setelah perusahaan investasi Brad Jacobs, QXO Inc., secara mengejutkan mengajukan penawaran tak diminta untuk membeli GMS, perusahaan distributor bahan bangunan yang kini menjadi salah satu target strategis paling menarik di sektor ini. Pertarungan ini bukan sekadar soal valuasi, tetapi mencerminkan dinamika mendalam di pasar distribusi bahan bangunan AS—sebuah sektor yang tengah mengalami gelombang konsolidasi besar-besaran. Dengan proyeksi pertumbuhan konstruksi dan peningkatan permintaan perumahan, GMS berada di tengah-tengah lanskap bisnis yang sangat kompetitif.

GMS Inc., atau Gypsum Management and Supply, didirikan pada 1971 dan berbasis di Tucker, Georgia. Perusahaan ini telah berkembang menjadi salah satu distributor terkemuka bahan bangunan di Amerika Utara, dengan jaringan lebih dari 320 pusat distribusi dan lebih dari 100 showroom yang melayani kontraktor, tukang bangunan, dan pembeli grosir di sektor residensial dan komersial. Produk utama GMS mencakup drywall, bahan insulasi, langit-langit, produk framing logam, serta aksesori dan alat bantu pemasangan. Dalam beberapa tahun terakhir, GMS juga mulai memperluas ke sektor teknologi bangunan, serta memperkuat sistem distribusinya melalui akuisisi skala kecil hingga menengah. Dalam laporan keuangannya, GMS mencatat pendapatan tahunan lebih dari $5 miliar, dengan margin operasional yang stabil dan arus kas yang kuat. Berkat permintaan berkelanjutan di sektor renovasi rumah dan pembangunan baru, GMS menjadi incaran potensial bagi perusahaan besar yang ingin mengintegrasikan hulu-hilir distribusi.

Tawaran awal terhadap GMS diajukan oleh QXO Inc., perusahaan milik Brad Jacobs. Nama Jacobs bukanlah nama asing dalam dunia akuisisi. Ia dikenal sebagai otak di balik kesuksesan XPO Logistics, GXO Logistics, dan United Rentals. Strategi khasnya adalah akuisisi besar-besaran untuk membangun ekosistem distribusi yang terintegrasi dan sangat efisien. Pada awal pekan ini, QXO secara resmi mengajukan tawaran sebesar $95,20 per saham secara tunai, memberikan premium lebih dari 27 persen dari harga rata-rata GMS selama 60 hari terakhir. Total nilai akuisisi diperkirakan akan berada di kisaran $3,1 miliar, di luar utang bersih perusahaan. Dalam suratnya kepada manajemen GMS, QXO menyatakan minat kuat untuk menjalin dialog lebih lanjut dan memberikan batas waktu respons hingga 24 Juni.

Namun, hanya dalam hitungan hari, Home Depot ikut masuk ke gelanggang, memperumit situasi dan memicu ekspektasi akan perang penawaran. Home Depot, yang dikenal sebagai peritel terbesar dalam sektor peralatan rumah dan bahan bangunan, telah memiliki strategi jangka panjang untuk memperluas pangsa pasarnya di kalangan profesional dan kontraktor. Pada tahun 2024, perusahaan ini mengakuisisi SRS Distribution senilai $18,25 miliar, menandai ekspansi besar di segmen distribusi bahan bangunan. Dengan GMS, Home Depot berupaya menciptakan jalur distribusi dua arah: dari sisi retail langsung ke konsumen, dan dari sisi layanan khusus untuk kontraktor dan pemborong profesional.

Dengan kata lain, ini bukan hanya soal menambah portofolio bisnis, tetapi tentang memperluas model bisnis yang sudah ada—memberikan pelayanan menyeluruh dari toko retail hingga proyek pembangunan besar. Pasar kontraktor profesional kini menyumbang hampir separuh dari total pendapatan Home Depot, dan angka ini terus meningkat. Mengakuisisi GMS akan memperkuat posisi Home Depot di rantai pasok konstruksi, khususnya di wilayah-wilayah di mana distribusi bahan bangunan masih terfragmentasi. Perusahaan juga memiliki keunggulan skala dan kapitalisasi pasar yang sangat besar—sekitar $345 miliar—yang memungkinkannya bergerak dengan kekuatan finansial jauh di atas QXO.

Dari sisi valuasi, para analis memperkirakan bahwa GMS dapat menghasilkan EBITDA tahunan di atas $600 juta. Dengan tawaran senilai lebih dari $3 miliar, valuasi ini mencerminkan kelipatan sekitar lima kali EBITDA, yang dianggap masuk akal dalam lingkungan pasar saat ini. Namun yang membuat GMS begitu menarik bukan hanya angka EBITDA-nya, melainkan potensi sinergi pasca-akuisisi. Baik Home Depot maupun QXO dapat menurunkan biaya logistik, memperkuat kontrak pasokan, dan meningkatkan efisiensi pergudangan. Dalam kasus Home Depot, sinergi bisa muncul dalam bentuk integrasi sistem distribusi online, pemanfaatan data pelanggan, dan peningkatan layanan profesional yang berbasis lokasi.

Sementara Brad Jacobs kemungkinan akan menerapkan strategi buy-and-build seperti sebelumnya: membeli, merampingkan operasional, dan mengintegrasikan teknologi logistik mutakhir yang telah ia gunakan di XPO Logistics. QXO kemungkinan akan fokus mengembangkan GMS sebagai tulang punggung portofolio distribusi bahan bangunan, mirip dengan bagaimana ia memposisikan GXO sebagai pemimpin logistik kontraktual. Perbandingan kekuatan finansial dan strategi kedua perusahaan menjadi sorotan utama. Home Depot mengandalkan kas internal yang kuat, leverage rendah, dan rekam jejak akuisisi yang agresif. QXO, meskipun masih perusahaan muda, memiliki reputasi dan visi jangka panjang dari Jacobs, yang selama ini sukses mengakuisisi dan mengonsolidasikan perusahaan-perusahaan logistik menjadi kekuatan dominan.

QXO bisa menjadi agresor dengan penawaran langsung ke pemegang saham (tender offer) apabila Dewan Direksi GMS menolak negosiasi. Strategi ini sudah digunakan oleh Jacobs saat akuisisi sebelumnya. Namun, keberhasilan tender offer sangat tergantung pada dukungan investor institusional, dan dalam kasus GMS, para investor mungkin akan menunggu dan melihat apakah Home Depot akan menaikkan tawarannya. Setelah pengumuman dari QXO, saham GMS langsung melonjak lebih dari 15 persen, mencerminkan optimisme investor terhadap kemungkinan kesepakatan. Kabar bahwa Home Depot ikut dalam persaingan membuat reli saham GMS semakin kuat, mendekati atau bahkan melebihi angka $90 per saham—menandakan bahwa pasar berspekulasi akan adanya penawaran yang lebih tinggi dari Home Depot.

Para analis dari Bloomberg Intelligence menyebut bahwa kemungkinan besar GMS akan dimenangkan oleh Home Depot, mengingat kemampuan finansial dan keselarasan strategisnya. Namun, mereka juga mencatat bahwa kehadiran Brad Jacobs bisa memicu perang penawaran, dan hal ini menguntungkan pemegang saham GMS. Di sisi lain, GMS belum secara terbuka menerima atau menolak kedua tawaran tersebut. Perusahaan menyatakan bahwa mereka sedang berkonsultasi dengan penasihat keuangan dan hukum untuk mengevaluasi opsi terbaik bagi pemegang saham.

Fenomena ini mencerminkan tren konsolidasi yang lebih luas di industri distribusi bahan bangunan. Sektor ini, yang dulunya sangat terfragmentasi dan lokal, kini sedang mengalami transformasi menjadi jaringan nasional terintegrasi yang mengandalkan logistik, data, dan layanan digital. Akuisisi SRS oleh Home Depot, dan kini minat terhadap GMS, menandakan bahwa para pemain besar mulai membangun kekuatan struktural baru yang tidak hanya mengandalkan toko fisik, tetapi juga kontrol atas pasokan dan distribusi.

Jika Home Depot berhasil mengakuisisi GMS, ia akan menguasai ekosistem yang mencakup retailer, distributor, logistik, dan pelanggan profesional dalam satu jaringan besar—sebuah model vertikal yang sangat efisien. Sebaliknya, jika QXO berhasil, maka model distribusi independen yang dikendalikan oleh kelompok investasi dengan fokus pada efisiensi dan teknologi bisa menjadi alternatif dominan, membuka jalan bagi lebih banyak konsolidasi melalui pendekatan portofolio.

Pertarungan antara Home Depot dan Brad Jacobs atas GMS bukanlah sekadar urusan nilai saham atau premium akuisisi. Ini adalah pertarungan strategi jangka panjang atas bagaimana bahan bangunan akan didistribusikan di Amerika dalam satu dekade ke depan. Ini juga mencerminkan pergeseran industri menuju struktur yang lebih terintegrasi, lebih efisien, dan lebih didorong oleh data. Dengan tenggat waktu dari QXO yang jatuh pada 24 Juni, dan potensi balasan dari Home Depot yang masih terbuka, pasar sedang menunggu siapa yang akan memenangkan perebutan bernilai miliaran dolar ini. Para pemegang saham GMS mungkin berada di posisi paling nyaman—menjadi saksi sekaligus pihak yang paling diuntungkan dari dua raksasa yang bersaing keras untuk mendapatkan kendali atas masa depan distribusi bahan bangunan.