maskapai penerbangan

Saham Boeing Merosot Setelah Kecelakaan Fatal Air India 787 Dreamliner

(Business Lounge Journal – News and Insight)

Boeing tengah menjadi sorotan luas setelah sebuah pesawat 787-8 Dreamliner milik Air India jatuh tak lama setelah lepas landas dari Ahmedabad, India. Kecelakaan tragis tersebut menewaskan sedikitnya 200 orang, termasuk penumpang dan beberapa orang di darat, menurut laporan resmi otoritas India.

Pesawat Air India tersebut tengah menuju Bandara Gatwick, London, saat insiden terjadi. Setelah lepas landas, pesawat tiba-tiba kehilangan ketinggian dan jatuh di sebuah kawasan padat penduduk, menimpa perumahan, sebuah perguruan tinggi kedokteran, dan perkantoran di sekitarnya. Pihak berwenang masih menyelidiki penyebab kecelakaan dan mencari kemungkinan masih adanya korban yang selamat.

Ini merupakan kecelakaan fatal pertama yang melibatkan 787 Dreamliner sejak pesawat tersebut mulai dioperasikan pada 2011. Meskipun pada awal penggunaan terjadi masalah pada baterai, 787 kemudian dianggap sebagai pesawat yang aman dan dapat diandalkan — hingga peristiwa tragis ini terjadi. Kecelakaan Air India turut menjadi pukulan berat bagi Boeing, yang tengah bergelut demi memulihkan kepercayaan publik pasca masalah pada 737 MAX, yang terjadi pada 2018 dan 2019, dan masalah tambahan yang terungkap pada 2024.

Boeing menyatakan tengah bekerja erat dengan Air India dan otoritas India untuk menyelidiki insiden tersebut. Perusahaan juga tengah menyediakan dukungan yang dibutuhkan demi kelancaran proses investigasi.

Sentimen Pasar Langsung Merosot

Akibat peristiwa tragis ini, harga saham Boeing turun sekitar 6% pada Kamis pagi. Penurunan juga terjadi pada beberapa mitra penting Boeing, seperti Spirit AeroSystems dan GE Aerospace, yang masing-masing turun sekitar 2%. Analis menyebut pergerakan negatif tersebut merupakan reaksi spontan para investor terhadap masalah keselamatan yang tengah terjadi.

Selain aspek manusiawi, kecelakaan ini turut menjadi masalah bisnis yang dapat merusak reputasi Boeing, terutama di tengah upaya perusahaan untuk kembali mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan regulators.

Penyelidik Mengandalkan Black Box

Sementara tim penyelamat masih berada di lokasi kecelakaan, para ahli penerbangan tengah mencari black box pesawat — perekam data penerbangan dan perekam suara kokpit — demi menemukan apa yang terjadi pada pesawat sebelum kecelakaan terjadi. Hasil investigasi nantinya diharapkan dapat memberikan jawaban yang lebih rinci mengenai penyebab insiden.

Selain black box, proses investigasi juga melibatkan data radar, laporan lalu lintas udara, dan kesaksian saksi mata. Dalam kondisi krisis ini, langkah Boeing selanjutnya dan transparansinya kepada publik akan diawasi secara luas, demi menjaga kepercayaan terhadap pabrikan pesawat terbesar Amerika Serikat tersebut.

Boeing tengah bergelut menjaga kepercayaan

Kecelakaan Air India terjadi pada saat Boeing tengah memulihkan citranya, pasca masalah 737 MAX dan serangkaian masalah kualitas yang terjadi pada 2024. Peristiwa tragis ini dapat menjadi pukulan ganda terhadap upaya Boeing meyakinkan maskapai, regulator, dan masyarakat bahwa pesawatnya aman.

Dampak pada bisnis dan keuangan: Jatuhnya pesawat 787 bukan hanya masalah keselamatan, tapi juga risiko bisnis dan keuangan. Penurunan 6% pada saham Boeing merupakan refleksi kecemasan investor terhadap prospek perusahaan, potensi pembatalan pesanan, dan biaya kompensasi. Hal ini juga dapat merembet pada mitra dan supplier, seperti Spirit AeroSystems dan GE Aerospace.

Tekanan pada kepemimpinan: CEO Boeing, Kelly Orthberg, tengah diberi mandat untuk mengembalikan kepercayaan. Kecelakaan ini menjadi ujian penting kepemimpinannya. Kecepatan, transparansi, dan keseriusan Boeing menangani masalah ini nantinya dapat menjadi ukuran kinerja manajemennya.

Pengawasan dan regulasi yang lebih ketat: Peristiwa ini dapat mendorong otoritas penerbangan, seperti FAA dan DGCA, memperketat inspeksi dan proses sertifikasi pesawat. Hal ini nantinya dapat meningkatkan biaya dan waktu yang dibutuhkan untuk meluncurkan pesawat atau mendapatkan sertifikasi.

Dampak jangka pendek dan jangka panjang: Dalam jangka pendek, terjadi gejolak pada pergerakan saham dan pesanan pesawat, dan mungkin terjadi pembatalan atau penundaan. Dalam jangka menengah-panjang, kecelakaan dapat mengganggu reputasi, menyulut masalah hukum, dan pada gilirannya, dapat memangkas pangsa pasar Boeing, memberikan ruang lebih luas kepada pesaing, seperti Airbus.