(Business Lounge Journal – Medicine)
Tahukah Anda bahwa kanker adalah salah satu penyebab utama kematian. Pada laki-laki terutama kanker paru-paru dan bentuk kanker lainnya yang terkait dengan sistem pernapasan.
Jumlah kasus kanker di Indonesia terus meningkat dan diperkirakan akan melonjak lebih dari 70% pada tahun 2050 jika langkah pencegahan dan deteksi dini tidak diperkuat. Saat ini, sekitar 400 ribu kasus baru terdeteksi setiap tahun dengan 240 ribu kematian. Kanker bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga tantangan sosial dan ekonomi karena biaya pengobatan tinggi dan dampak psikologis.
Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menegaskan pentingnya deteksi dini dan pola hidup sehat, seperti makan teratur, olahraga, tidak merokok, dan rutin pemeriksaan. Pemerintah melalui Rencana Aksi Nasional Kanker 2024-2034 memperkuat skrining, termasuk inovasi teknologi seperti I-Care dan vaksinasi HPV untuk mencegah kanker serviks.
Pemerintah juga bekerja sama dengan daerah seperti DKI Jakarta menyediakan skrining gratis dan memperluas akses layanan. Kesadaran, dukungan moral, dan kolaborasi masyarakat sangat penting agar deteksi dini lebih efektif dan angka kejadian serta kematian akibat kanker dapat ditekan. Pencegahan dan deteksi awal dianggap lebih baik daripada pengobatan.
Data dari GLOBOCAN untuk Indonesia yang tersedia adalah data tahun 2022, sebagai berikut:
Gambar tersebut adalah infografis yang menunjukkan data statistik kanker di Indonesia berdasarkan laporan Global Cancer Observatory 2022 dari WHO dan IARC.
- Jumlah kasus baru (2022): 408.661
- Jumlah kematian akibat kanker (2022): 242.988
- Jumlah kasus kanker yang masih ada (prevalensi 5 tahun): 1.018.110
Data statistik lainnya mencakup:
- Total populasi Indonesia mencapai sekitar 140,5 juta jiwa.
- Tingkat insidensi/kasus kanker baru per 100.000 penduduk adalah sekitar 135,5.
- Risiko mengembangkan kanker sebelum usia 75 tahun adalah 14,1% untuk pria dan 14,0% untuk wanita.
- Tiga kanker utama berdasarkan jumlah kasus: paru-paru, kolorektal, dan hati.
- Tiga kanker utama berdasarkan kematian: paru-paru, hati, dan kolorektal.
Namun, siapa yang akan menyangka bahwa “rumah” — tempat yang dianggap benar-benar aman — bisa berubah menjadi sumber zat penyebab kanker? Faktanya, ada banyak faktor nyata yang kita ketahui sekarang dan bisa dihindari. Tapi, ada begitu banyak hal yang tersembunyi tepat di bawah hidung kita yang dapat menyebabkan kanker, dan kita mungkin tidak pernah menyadarinya.
Setiap hari, barang rumah tangga seperti alat masak, penyimpanan makanan, bahkan produk untuk menyegarkan udara—bisa mengandung bahan kimia berbahaya yang secara dramatis meningkatkan risiko kita terkena kanker.
LEBIH SEDIKIT PAPARAN, LEBIH RENDAH RISIKO
Kebenaran sederhananya adalah semakin sedikit kita terpapar zat penyebab kanker (disebut carcinogen), semakin kecil risiko kita mengembangkan penyakit ini.
Sebenarnya, sel-sel kanker biasanya sudah ada dalam tubuh kita secara teratur, tetapi tidak membahayakan karena sistem imun yang sehat akan mendeteksinya dan menghilangkannya segera.
Namun, masalah akan semakin buruk ketika sel-sel ini terpapar carcinogen untuk waktu yang lebih lama, dan sistem imun menjadi melemah. Sel-sel ini kemudian memiliki kebebasan untuk berkembang biak sepuasnya.
Kuncinya untuk mencegah kanker adalah dengan menjaga diri sendiri. Berikut ini 5 tempat mengejutkan dimana bahan penyebab kanker bisa tersembunyi:
5 Tempat Sehari-Hari Dimana Zat Penyebab Kanker Bisa Bersembunyi
- Beras Merah
Arsenik dahulu digunakan sebagai senjata bagi pembunuh medieval. Kini, mungkin ada di dapur Anda. Sebuah studi dari Consumer Reports menemukan bahwa beberapa merek beras cokelat mengandung lebih banyak arsenik daripada beras putih. Arsenik dapat mengganggu sistem perbaikan DNA tubuh Anda, sehingga saat sel-sel rusak, DNA tidak bisa memperbaikinya, menjadikannya rentan terhadap mutasi penyebab kanker.
Tips: Cuci beras sebelum memasak (air harus jernih). Gunakan panci besar dengan rasio air 6:1 dari beras, dan tiriskan kelebihan airnya. Saat makan di luar, batasi konsumsi beras atau produk berbasis beras maksimal dua kali seminggu.
- Deterjen Laundry
Deterjen Anda mungkin meninggalkan bahan kimia beracun. Pada 2011, sebuah kelompok lingkungan menemukan 1,4-dioxane dalam deterjen laundry. Walaupun belum terbukti menyebabkan kanker secara langsung pada manusia, namun bisa menyebabkan tumor hati dan hidung pada tikus. Tidak ada label yang menyebutkan keberadaan dioxane karena ini adalah zat pencemar, bukan bahan langsung.
Tips: Pilih deterjen ramah lingkungan seperti Clorox Green Works. Perhatikan label: istilah seperti polyethylene, PEG, polyoxyethylene, dan kata yang mengandung “oxynol” atau “eth” bisa menunjukkan adanya dioxane.
- Kain Tanpa Kerut
Formaldehid sering digunakan untuk menghaluskan kain agar tidak berkerut, dan sering ditemukan di pakaian baru yang diproses agar tampak bebas kerut. Zat ini diketahui dapat menyebabkan kanker rongga hidung dan pernapasan pada manusia.
Tips: Kurangi kontak langsung dengan kain yang diproses ini, cuci pakaian baru sebelum dipakai (satu kali siklus cucian bisa mengurangi pelepasan formaldehid hingga 60%).
- Roti, Keripik, Kentang Goreng
Acrylamide terbentuk saat makanan kaya karbohidrat seperti kentang, roti, dan donat dimasak pada suhu tinggi. Reaksi antara asparagin dan gula menghasilkan acrylamide, yang bisa menyebabkan mutasi DNA dan meningkatkan risiko kanker.
Tips: Masak dengan suhu lebih rendah dan waktu lebih singkat, serta hindari makanan berwarna sangat coklat. Rendam kentang selama 2 jam sebelum menggoreng untuk mengurangi acrylamide.
- Styrofoam
Styrofoam (polistirena) tidak ramah lingkungan dan mengandung styrene, yang diperkirakan bisa merusak DNA dan berpotensi menyebabkan kanker.
Tips: Hindari penggunaan styrofoam, jangan panaskan makanan di dalamnya, terutama makanan berlemak. Periksa kode plastik di bagian bawah; angka “6” menunjukkan polistirena.
Dua Hal yang Harus Kita Tingkatkan untuk Melawan Kanker
Periksa radon di rumah
Radon adalah gas radioaktif alami yang bisa terkumpul di dalam rumah, terutama di ruang bawah tanah. Banyak studi yang mengaitkan radon dengan kanker paru-paru, bahkan pada tingkat paparan rendah.
Radon di Indonesia memang belum banyak diketahui oleh masyarakat secara luas. Radon adalah gas radioaktif alami yang terbentuk dari peluruhan uranium dan torium di tanah dan batuan. Gas ini dapat terkumpul di dalam rumah, terutama di ruang bawah tanah, ruang tertutup, atau daerah dengan tingkat ventilasi rendah.
Di Indonesia, keberadaan radon tidak sepopuler di negara-negara lain seperti di Eropa atau Amerika Serikat, di mana pengujian radon sudah menjadi bagian dari pemeriksaan rutin karena diketahui meningkatkan risiko kanker paru-paru. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang bahaya radon, serta minimnya fasilitas pengujian rutin, menyebabkan banyak orang tidak menyadari risikonya.
Pentingnya perhatian terhadap radon di Indonesia:
- Radon dapat menyebabkan kanker paru-paru, dan risiko ini meningkat jika terpapar dalam jangka panjang.
- Rumah-rumah di daerah tertentu, terutama yang berada di daerah pegunungan atau berbatuan batuan uranium, berpotensi memiliki kadar radon yang lebih tinggi.
- Pengujian radon bisa dilakukan dengan alat khusus yang relatif terjangkau dan mudah digunakan.
Langkah yang perlu dilakukan:
- Peningkatan kesadaran masyarakat tentang risiko radon.
- Pengujian radon di rumah, terutama di daerah yang berpotensi tinggi.
- Pengembangan standar dan regulasi yang mengatur pengukuran dan tindakan pencegahan radon.
Sayangnya, saat ini, kesadaran dan pengetahuan tentang radon di Indonesia masih sangat minim dan perlu ditingkatkan melalui edukasi dan program pemerintah maupun lembaga kesehatan masyarakat.
Bacalah label produk pembersih
Bahan kimia pengganggu sistem endokrin (EDCs) dapat mengganggu pengaturan hormon dalam tubuh dan berpotensi berhubungan dengan kanker, meskipun bukti konklusifnya masih dalam penelitian.
regulasi dan pengawasan produk di Indonesia belum sepenuhnya ketat atau seragam dalam hal bahan kimia yang digunakan dalam produk kosmetik, pembersih, plastik, dan barang konsumsi lainnya.
Beberapa poin terkait situasi di Indonesia:
- Produk Kimia dan Kosmetik: Banyak produk kosmetik, obat, dan pembersih yang beredar di pasar Indonesia belum diuji secara ketat untuk kandungan bahan kimia tertentu, termasuk EDCs. Penggunaan bahan berbahaya bisa terjadi tanpa disadari karena kurangnya regulasi yang ketat dan label yang tidak transparan.
- Pemeriksaan Label dan Informasi Produk: Masyarakat sering kesulitan untuk mendapatkan informasi lengkap mengenai kandungan bahan produk karena minimnya regulasi terakhir yang mewajibkan pengungkapan lengkap bahan aktif ataupun bahan kimia berbahaya.
- Kesadaran Masyarakat: Tingkat kesadaran dan edukasi tentang bahaya bahan kimia pengganggu hormon masih tergolong rendah. Banyak orang tidak menyadari pentingnya membaca label dan memilih produk yang aman.
- Regulasi dan Pengawasan: Indonesia sudah memiliki standar dan regulasi terkait bahan berbahaya, namun pengawasan dan implementasinya masih perlu ditingkatkan agar lebih efektif.
Apa yang bisa dilakukan?
- Masyarakat dapat belajar membaca label dan menghindari produk yang mengandung bahan berbahaya jika terdeteksi.
- Cari produk yang berlabel aman dan memiliki sertifikasi internasional.
- Mengurangi penggunaan produk berbahan kimia keras, misalnya beralih ke produk alami atau organik jika memungkinkan.
Jadi, meskipun peluang besar penggunaan bahan berbahaya ada di Indonesia, kesadaran individu dan regulasi yang lebih ketat dapat membantu meminimalkan risiko terhadap kesehatan jangka panjang.