(Business Lounge – Global News) Di tengah badai ketidakpastian pasar dan tekanan ekonomi global yang menghantam sektor barang mewah, Prada—rumah mode ikonis asal Italia—tengah menimbang keputusan penting yang bisa mengubah arah industrinya. Perusahaan tersebut dikabarkan tengah dalam tahap akhir negosiasi untuk mengakuisisi rumah mode Versace dari Capri Holdings senilai kurang lebih 1,4 miliar dolar AS. Namun, di tengah ketegangan pasar dan keraguan internal, kesepakatan ini berisiko gagal sebelum diumumkan secara resmi.
Menurut laporan The Wall Street Journal, akuisisi ini semula dijadwalkan akan diumumkan secepat-cepatnya pada hari Kamis, asalkan pihak keluarga Prada, yang masih memegang kendali strategis atas perusahaan, memberikan persetujuan akhir. Namun hingga saat ini belum ada kepastian resmi. Kekhawatiran pasar, tekanan inflasi global, dan fluktuasi nilai tukar membuat para eksekutif utama bersikap lebih hati-hati dalam mengeksekusi transaksi yang sedianya menjadi langkah besar berikutnya bagi Prada dalam memperluas pengaruh globalnya.
Jika kesepakatan ini terealisasi, maka itu akan menjadi akuisisi terbesar dalam sejarah Prada. Namun pada saat yang sama, kondisi ekonomi yang tidak kondusif menimbulkan tanda tanya besar—apakah saat ini merupakan waktu yang tepat untuk berekspansi secara agresif?
Kedua merek—Prada dan Versace—memiliki posisi yang sangat kuat dalam sejarah fashion global. Prada dikenal dengan estetika minimalis, elegan, dan inovatif, sedangkan Versace hadir sebagai simbol kemewahan berani dan sensualitas glamor. Kedua brand mewakili sisi berbeda dari mode Italia, dan menggabungkan keduanya di bawah satu atap akan menciptakan kekuatan fashion baru yang bisa menyaingi dominasi grup besar seperti LVMH dan Kering.
Namun, gejolak pasar saham yang terus berlangsung serta melemahnya permintaan barang mewah di Asia dan Amerika Serikat menjadi tantangan besar bagi siapa pun yang ingin mengembangkan portofolio dalam sektor ini. Laporan dari Bloomberg menyebutkan bahwa pertumbuhan konsumsi barang mewah global pada 2024 diperkirakan melambat menjadi hanya 3 hingga 5 persen, jauh lebih rendah dari pertumbuhan dua digit pada periode pasca pandemi.
Kondisi ini diperparah oleh fakta bahwa merek-merek seperti Gucci, Louis Vuitton, dan Burberry telah mengalami tekanan penjualan di pasar utama mereka. Sementara Versace sendiri belum menunjukkan performa yang cukup kuat di bawah kepemilikan Capri Holdings sejak diakuisisi pada tahun 2018 dengan nilai 2,1 miliar dolar AS. Capri awalnya ingin menjadikan Versace sebagai motor utama pertumbuhan di pasar Asia dan Timur Tengah, namun hasilnya belum memuaskan.
Capri Holdings, yang juga memiliki merek Michael Kors dan Jimmy Choo, saat ini berada dalam posisi keuangan yang kurang stabil. Sahamnya terus melemah selama dua tahun terakhir, dan langkah menjual Versace dipandang sebagai upaya menyelamatkan struktur keuangan dengan melepaskan aset paling bernilai. Dalam laporan keuangannya terakhir, pendapatan dari segmen Versace turun tipis akibat lemahnya penjualan di pasar Asia dan persaingan ketat di Eropa.
Bagi Prada, langkah membeli Versace menjadi peluang untuk membangun konglomerasi mode yang lebih besar dan beragam. Menurut pengamat industri yang dikutip Reuters, strategi ini bisa memperluas jangkauan Prada ke segmen pasar yang lebih muda dan berani, yang selama ini menjadi kekuatan Versace. Namun, risiko juga tidak kecil—mulai dari tantangan integrasi, potensi tumpang tindih dalam rantai distribusi, hingga dampak terhadap citra merek Prada yang selama ini terjaga eksklusivitasnya.
Keluarga Prada, khususnya Patrizio Bertelli dan Miuccia Prada, yang saat ini masih sangat berperan dalam pengambilan keputusan strategis, disebut belum sepenuhnya yakin bahwa akuisisi ini adalah langkah yang bijak di tengah kondisi pasar yang sedang tidak stabil. Selain itu, dampak geopolitik dari konflik Rusia-Ukraina dan ketegangan antara Amerika Serikat dan China turut memperkeruh iklim investasi internasional.
Di sisi lain, laporan Financial Times menyebut bahwa jika akuisisi ini gagal, maka kemungkinan besar Capri akan mencari pembeli alternatif bagi Versace, termasuk dari sektor private equity atau investor asal Asia. Namun pendekatan ini berpotensi menghasilkan valuasi yang lebih rendah dibandingkan tawaran Prada, yang berdasarkan sumber-sumber industri berada di kisaran 1,3 hingga 1,5 miliar dolar AS.
Kesepakatan ini juga menjadi ujian penting bagi strategi pertumbuhan perusahaan mode berbasis keluarga di era globalisasi. Sementara LVMH dan Kering bergerak agresif dalam mengakuisisi merek-merek kelas dunia dan memperkuat integrasi vertikal mereka dari desain hingga distribusi, Prada selama ini dikenal lebih konservatif. Namun dorongan untuk tetap kompetitif secara global membuat perusahaan tersebut mempertimbangkan pendekatan baru.
Jika akuisisi ini berjalan lancar, Prada diperkirakan akan membiarkan Versace beroperasi secara independen dengan tim kreatif yang tetap dipimpin oleh Donatella Versace. Hal ini penting untuk menjaga keaslian dan daya tarik emosional merek yang telah menjadi bagian dari budaya pop sejak era 1990-an. Namun dalam jangka panjang, penggabungan sistem distribusi, digitalisasi, dan efisiensi biaya akan menjadi fokus utama dari sinergi dua merek ini.
Investor di sektor barang mewah menanggapi isu ini dengan campuran antusiasme dan kehati-hatian. Analis dari Jefferies menyebut bahwa langkah Prada bisa menjadi pencipta nilai signifikan jika dieksekusi dengan disiplin finansial dan strategi jangka panjang yang jelas. Namun jika tidak, maka perusahaan berisiko menguras likuiditas dan kehilangan fokus dari inti bisnisnya sendiri.
Saham Capri Holdings sempat mengalami kenaikan singkat setelah kabar ini merebak, namun belum kembali ke level saat mereka mengakuisisi Versace lima tahun lalu. Sementara itu, saham Prada di Bursa Milan tetap stabil, mencerminkan ketidakyakinan investor apakah langkah ini akan mendatangkan keuntungan nyata dalam waktu dekat.
Bagi dunia fashion secara keseluruhan, negosiasi Prada dan Capri ini mencerminkan tren konsolidasi yang terus berlanjut di tengah tekanan global. Sektor mode mewah bukan lagi hanya tentang kreativitas dan gaya, tapi juga tentang efisiensi operasional, strategi digital, dan manajemen risiko geopolitik. Para pemain utama harus bergerak cepat dan tepat untuk tetap relevan dalam pasar yang berubah sangat cepat.
Dalam beberapa hari ke depan, semua mata akan tertuju pada keputusan akhir dari keluarga Prada. Apakah mereka akan memberikan lampu hijau bagi transformasi besar ini atau memilih untuk menunda demi kehati-hatian fiskal? Jawaban atas pertanyaan ini tidak hanya akan menentukan masa depan Versace, tapi juga arah baru bagi Prada di lanskap industri mode dunia.