(Business Lounge – Global News) Pertumbuhan lapangan kerja di Amerika Serikat pada bulan Maret mencatat angka mengejutkan dengan bertambahnya 228.000 pekerjaan baru, menurut laporan Departemen Tenaga Kerja AS yang dirilis Jumat. Angka ini jauh melebihi proyeksi ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal, yang memperkirakan pertambahan hanya sekitar 140.000 pekerjaan. Lonjakan ini menjadi sinyal kuat bahwa ketahanan pasar tenaga kerja AS tetap tinggi meskipun ada ketidakpastian ekonomi, pemangkasan belanja pemerintah, dan tekanan dari kebijakan perdagangan baru.
Sebagian besar dari penciptaan lapangan kerja ini berasal dari sektor swasta, terutama dalam layanan kesehatan, bantuan sosial, dan transportasi. Layanan kesehatan dan bantuan sosial menyumbang peningkatan signifikan karena permintaan terhadap tenaga profesional di sektor ini tetap tinggi. Sementara itu, sektor transportasi dan pergudangan terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan logistik dalam rantai pasokan domestik. Ditambah lagi, sektor rekreasi dan perhotelan juga melaporkan lonjakan lapangan kerja karena meningkatnya kegiatan perjalanan dan konsumsi domestik.
Dalam laporan yang diulas oleh Bloomberg, para analis menunjukkan bahwa laju pertumbuhan pekerjaan ini konsisten dengan tren stabilisasi ekonomi yang tidak semata-mata digerakkan oleh kebijakan fiskal, melainkan oleh permintaan konsumen yang tetap kuat dan investasi bisnis yang sehat. Kegiatan ekonomi yang meluas secara horizontal ke berbagai sektor membuka ruang bagi perusahaan untuk melakukan perekrutan secara aktif. Bahkan, perusahaan rintisan teknologi dan usaha kecil menengah pun turut berkontribusi dalam menciptakan lapangan kerja baru, memperkuat diversifikasi ekonomi nasional.
CNBC mencatat bahwa pertumbuhan ini menjadi indikator bahwa dunia usaha, terutama sektor-sektor yang berorientasi jasa, terus memandang prospek jangka pendek dengan penuh kepercayaan. Meskipun suku bunga tetap tinggi dan inflasi belum sepenuhnya terkendali, dunia usaha tidak menunjukkan tanda-tanda penurunan tajam dalam perekrutan, yang merupakan cerminan dari stabilnya permintaan terhadap jasa dan produk domestik. Beberapa pelaku pasar bahkan menyebut momentum saat ini sebagai bentuk pemulihan berkelanjutan pascapandemi, dengan kekuatan utama berasal dari sisi konsumen dan sektor informal yang kian berdaya.
Dibandingkan bulan sebelumnya, data Maret menunjukkan peningkatan tidak hanya dalam jumlah pekerjaan tetapi juga dalam keragaman sektor yang menyumbang pertumbuhan. Financial Times menyoroti bahwa sektor manufaktur mulai menunjukkan pemulihan yang moderat setelah sebelumnya mengalami pelemahan akibat hambatan pasokan dan kenaikan biaya input. Sementara itu, sektor konstruksi terus memperlihatkan tren positif, terutama karena adanya proyek-proyek perumahan dan infrastruktur di beberapa negara bagian. Selain itu, teknologi informasi dan jasa profesional mencatatkan ekspansi tenaga kerja yang signifikan, memperkuat tren transformasi digital di kalangan bisnis.
Sektor publik justru tidak memberikan kontribusi signifikan dalam lonjakan ini. Bahkan menurut laporan dari Reuters, beberapa departemen pemerintah justru mengalami penurunan tenaga kerja karena adanya pemangkasan anggaran. Hal ini memperkuat argumen bahwa dinamika positif ini murni bersumber dari kekuatan sektor swasta. Institusi pendidikan dan pemerintahan lokal yang biasanya menjadi penyerap tenaga kerja juga mencatat stagnasi, menandakan adanya pergeseran beban pertumbuhan ke sektor produktif dan komersial.
Kondisi ini juga memicu harapan bahwa perekonomian AS masih memiliki fondasi yang cukup kuat untuk menahan tekanan eksternal, termasuk dampak dari kebijakan tarif baru yang diumumkan pekan ini. Menurut The Washington Post, reaksi awal pasar tenaga kerja terhadap kebijakan tersebut tidak menunjukkan penurunan langsung dalam aktivitas perekrutan. Sebaliknya, pelaku industri tetap memprioritaskan ekspansi dan pelayanan terhadap permintaan yang terus meningkat. Beberapa perusahaan besar bahkan mempercepat perekrutan untuk mengamankan tenaga kerja sebelum biaya operasional meningkat lebih jauh akibat tarif impor.
Meskipun tantangan global seperti ketegangan geopolitik dan ketidakpastian moneter masih membayangi, data pekerjaan ini menjadi sinyal penting bahwa sektor privat AS memiliki kapasitas adaptif yang cukup besar. Dalam pandangan para analis yang dikutip oleh The New York Times, selama konsumsi domestik tetap kuat dan dunia usaha memiliki keyakinan terhadap stabilitas kebijakan, maka prospek pertumbuhan pekerjaan akan tetap terbuka luas untuk beberapa bulan ke depan. Perusahaan-perusahaan pun mulai menyusun strategi jangka menengah yang fokus pada efisiensi dan ekspansi berbasis teknologi, sehingga bisa tetap kompetitif dalam lanskap global yang berubah cepat.
Laporan ketenagakerjaan bulan Maret memberikan landasan yang lebih solid bagi pelaku kebijakan untuk menilai arah kebijakan moneter dan fiskal ke depan. Dengan dorongan utama berasal dari sektor-sektor dinamis dan berorientasi layanan, ekonomi AS tampaknya masih berada di jalur pertumbuhan yang konstruktif di tengah lanskap global yang menantang. Optimisme ini memperkuat posisi pemerintah dalam mempertahankan tingkat suku bunga saat ini sambil meninjau potensi pelonggaran di semester kedua tahun ini apabila inflasi dapat dikendalikan lebih lanjut.