Tantangan Finansial Saks Global Pasca Merger dengan Neiman Marcus

(Business Lounge Journal – Global News)

Penggabungan antara Saks Fifth Avenue dan Neiman Marcus, yang diumumkan pada 23 Desember 2024, bertujuan untuk membentuk kekuatan baru dalam industri ritel mewah Amerika Serikat. Namun, alih-alih membawa stabilitas finansial yang diharapkan, merger ini justru menyoroti tantangan pembayaran kepada pemasok yang telah berlangsung lebih dari setahun.

Hudson’s Bay Company (HBC), perusahaan induk dari Saks Fifth Avenue, menyelesaikan akuisisi Neiman Marcus Group senilai $2,7 miliar, yang juga mencakup Bergdorf Goodman. Langkah ini menghasilkan entitas baru bernama Saks Global, yang mengoperasikan berbagai merek ritel mewah dengan portofolio aset real estat senilai $7 miliar. Richard Baker, ketua eksekutif Saks Global, menyatakan bahwa tujuan merger ini adalah untuk mendefinisikan ulang pengalaman belanja mewah melalui integrasi data dan inovasi.

Sebelum merger, Saks Fifth Avenue telah menghadapi kritik karena keterlambatan pembayaran kepada pemasok. Beberapa vendor melaporkan penundaan pembayaran hingga beberapa bulan, jauh melampaui standar industri yang biasanya sekitar 60 hari. Situasi ini menyebabkan beberapa pemasok menahan pengiriman barang mereka. Dalam sebuah memo yang dikirim pada 14 Februari 2025, CEO Saks Global, Marc Metrick, berusaha meyakinkan pemasok dengan berjanji bahwa pesanan baru akan dibayar dalam 90 hari, dan pembayaran yang tertunda akan diselesaikan dalam 12 angsuran mulai Juli.

Pemasok kecil sangat merasakan dampak dari penundaan pembayaran ini. Misalnya, Luna Bronze, merek self-tanner asal Australia, melaporkan bahwa mereka tidak dibayar untuk beberapa pesanan senilai sekitar $9.000 sebelum akhirnya memutuskan hubungan dengan Saks. Pemasok lain seperti Terre de Mars dan Jolie Skin juga mengalami masalah serupa dengan pembayaran yang tertunda atau hanya dibayar sebagian selama berbulan-bulan. Saks mengklaim bahwa penundaan ini disebabkan oleh upaya mereka menavigasi lingkungan makroekonomi yang menantang dan menegaskan bahwa dana untuk pembayaran vendor terpisah dari anggaran akuisisi Neiman Marcus.

Merger ini terjadi di tengah tantangan yang dihadapi industri ritel mewah, termasuk penurunan pengeluaran konsumen, terutama dari pasar penting seperti China, dan tekanan inflasi yang mengurangi permintaan. Selain itu, perubahan perilaku belanja konsumen yang semakin beralih ke platform online menambah kompleksitas bagi peritel tradisional. Meskipun demikian, manajemen Saks Global optimis bahwa penggabungan ini akan memperkuat posisi finansial perusahaan dan memungkinkan mereka untuk memenuhi kewajiban kepada mitra merek mereka.

Saks Global menghadapi tugas berat untuk memulihkan kepercayaan pemasok dan menstabilkan operasional mereka pasca-merger. Implementasi rencana pembayaran yang jelas dan komunikasi transparan dengan pemasok menjadi kunci dalam upaya ini. Selain itu, perusahaan perlu menyesuaikan strategi bisnis mereka untuk menghadapi dinamika pasar yang berubah, termasuk peningkatan kehadiran digital dan penyesuaian terhadap preferensi konsumen yang berkembang.

Secara keseluruhan, sementara penggabungan antara Saks Fifth Avenue dan Neiman Marcus bertujuan untuk menciptakan raksasa ritel mewah, tantangan operasional dan finansial yang muncul menunjukkan bahwa integrasi yang sukses memerlukan lebih dari sekadar penggabungan aset; dibutuhkan juga komitmen untuk memenuhi kewajiban kepada pemasok dan adaptasi terhadap lanskap ritel yang terus berubah.