(Business Lounge Journal – Global News)
PepsiCo, perusahaan multinasional yang berbasis di Purchase, New York, berhasil mencatatkan peningkatan laba kuartalan meskipun pendapatan mengalami sedikit penurunan. Kinerja keuangan kuartal keempat 2024 ini mencerminkan tantangan sekaligus strategi perusahaan dalam menghadapi dinamika pasar global.
Kinerja Keuangan Kuartal Keempat 2024
Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis, PepsiCo membukukan laba bersih sebesar $1,52 miliar atau $1,11 per saham untuk periode yang berakhir pada 28 Desember 2024. Angka ini naik dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, di mana laba bersih tercatat sebesar $1,3 miliar atau 94 sen per saham.
Jika menghilangkan dampak dari berbagai item satu kali, laba yang disesuaikan mencapai $1,96 per saham, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi analis yang diperkirakan $1,94 per saham, menurut data dari FactSet.
Namun, dari sisi pendapatan, PepsiCo mengalami penurunan tipis menjadi $27,78 miliar, sedikit di bawah perkiraan analis yang memperkirakan angka $27,89 miliar. Penyusutan pendapatan ini terutama dipengaruhi oleh dampak penerjemahan mata uang asing. Meskipun begitu, secara organik, pendapatan PepsiCo masih mengalami pertumbuhan sebesar 2,1%.
Performa di Segmen Utama
PepsiCo memiliki berbagai lini bisnis utama yang mencakup makanan ringan, minuman, dan produk berbasis biji-bijian seperti yang diwakili oleh merek Quaker Foods. Berikut adalah tinjauan terhadap kinerja berbagai segmen:
Frito-Lay North America mengalami penurunan volume penjualan. Hal ini kemungkinan besar dipengaruhi oleh perubahan preferensi konsumen dan tekanan inflasi yang menyebabkan daya beli masyarakat melemah.
Quaker Foods North America juga mengalami kontraksi dalam volume penjualan. Penurunan ini mungkin disebabkan oleh meningkatnya persaingan di industri makanan sehat serta perubahan pola konsumsi di kalangan masyarakat.
Minuman di Amerika Utara mencatat volume penjualan yang tetap stagnan, menunjukkan adanya tekanan dari tren kesehatan yang mendorong konsumen untuk mengurangi konsumsi minuman berpemanis.
Pasar Internasional menunjukkan peningkatan volume penjualan, mencerminkan adanya peluang pertumbuhan di luar negeri.
Strategi dan Tantangan PepsiCo
Meskipun menghadapi tantangan dari penurunan volume di beberapa segmen utama, PepsiCo tetap menunjukkan ketahanan dengan strategi yang berfokus pada inovasi produk dan efisiensi operasional. Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan antara lain:
Inflasi dan tekanan biaya menyebabkan kenaikan biaya bahan baku dan distribusi. PepsiCo telah melakukan beberapa penyesuaian harga guna mengimbangi tekanan biaya ini.
Tren kesehatan dan perubahan preferensi konsumen semakin meningkat, yang menyebabkan pergeseran permintaan dari produk tinggi gula dan garam ke alternatif yang lebih sehat. Untuk mengantisipasi hal ini, PepsiCo telah memperluas portofolio produknya dengan menghadirkan varian rendah gula serta produk berbasis nabati.
Ekspansi internasional menjadi salah satu strategi utama. Dengan meningkatnya volume penjualan di pasar internasional, PepsiCo semakin memperkuat kehadirannya di berbagai negara berkembang. Strategi ini memungkinkan perusahaan untuk mengkompensasi penurunan di pasar domestik.
Investasi dalam digitalisasi dan efisiensi operasional terus dilakukan untuk meningkatkan efisiensi serta memahami preferensi pelanggan dengan lebih baik.
Prospek Tahun 2025
Melihat ke depan, PepsiCo memproyeksikan pertumbuhan pendapatan dalam kisaran satu digit rendah, sementara laba per saham inti dalam mata uang konstan diperkirakan naik dalam kisaran satu digit menengah. Hal ini mencerminkan optimisme perusahaan terhadap kondisi pasar meskipun ada tantangan ekonomi global.
Namun, tantangan tetap ada. Persaingan ketat di industri makanan dan minuman, tekanan dari regulasi terkait kesehatan, serta fluktuasi mata uang asing bisa menjadi faktor yang mempengaruhi kinerja di masa mendatang.
Reaksi Pasar
Terlepas dari peningkatan laba yang dicatatkan, saham PepsiCo mengalami penurunan 4,5% menjadi $143,49 per saham dalam perdagangan hari Selasa. Ini menunjukkan bahwa investor mungkin masih mengkhawatirkan prospek pertumbuhan jangka panjang perusahaan, terutama terkait penurunan volume di pasar domestik.
PepsiCo berhasil mencatatkan kenaikan laba meskipun mengalami sedikit penurunan pendapatan. Tantangan seperti inflasi, perubahan preferensi konsumen, serta tekanan dari pasar domestik tetap menjadi perhatian utama. Namun, dengan strategi inovasi produk, ekspansi internasional, serta investasi dalam digitalisasi, perusahaan ini masih memiliki peluang pertumbuhan yang menjanjikan di tahun 2025 dan seterusnya.
Investor akan terus mengamati bagaimana PepsiCo mengelola tantangan ini dan apakah strategi yang diterapkan dapat mempertahankan momentum pertumbuhan dalam jangka panjang.