(Business Lounge Journal – Medicine)
Viral beredar di akhir tahun 2024 video kesibukan rumah sakit di China yang sangat padat pasien akibat virus yang sedang merebak di sana. Betulkah di China saat ini sedang merebak virus seperti COVID-19? Menurut sumber lokal penduduk di sana, memang sedang terjadi peningkatan kasus infeksi virus di China yang mirip dengan gejala COVID-19. Satu virus yang disebutkan adalah Human Metapneumovirus (HMPV) selain virus Influenza tipe A yang sudah lebih dikenal di masyarakat. Virus ini telah menunjukkan peningkatan kasus terutama di kalangan anak-anak.
Informasi spesifik tentang jumlah korbannya (baik itu kasus atau kematian) tidak tersedia sampai hari ini. Namun, ada indikasi bahwa rumah sakit di China sedang kewalahan dengan peningkatan kasus, yang menunjukkan angka yang signifikan.
Tidak ada informasi spesifik yang menyatakan bahwa HMPV ini sedang merebak di negara lain,. Infeksi HMPV selama ini telah dilaporkan pernah terjadi di berbagai negara, termasuk di Amerika, Eropa, Asia, dan Australia. Namun demikian kita tidak perlu mengkuatirkan bahwa HMPV akan memicu terjadinya pandemi baru. Sampai saat ini data epidemiologi yang komprehensif tentang HMPV, termasuk angka kematian, belum tersedia secara luas. Jika itu mengkuatirkan pastilah data dan berita tentang kematian akibat HMPV sudah ramai di berbagai negara.
Juru Bicara Kemenkes RI Widyawati dalam pernyataan resminya, 31 Desember 2024 menyatakan bahwa virus tersebut hanya merebak di China saja dan tidak ada kasus yang ditemukan di Indonesia.
Apa itu HMPV?
Tidak ada salahnya kita mengenal apa itu HMPV. HMPV adalah virus RNA yang termasuk dalam keluarga Pneumoviridae. HMPV pertama kali ditemukan pada tahun 2001 di Belanda oleh peneliti di Erasmus Medical Center di Belanda.
Apa Saja Gejalanya?
HMPV menyebabkan gejala yang mirip dengan flu dan COVID-19 (mirip dengan infeksi virus pernapasan lainnya), seperti:
- Batuk
- Pilek
- Demam
- Sesak napas
- Sulit bernapas (pada kasus yang lebih berat)
HMPV dapat menyebabkan gejala pernapasan yang berat, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah. Pada kasus yang lebih parah, HMPV dapat menyebabkan pneumonia atau bronkiolitis, yang dapat mengakibatkan sesak napas dan kesulitan bernapas yang signifikan.
Saat ini belum ada obat antivirus spesifik untuk mengobati HMPV. Perawatan umumnya bersifat suportif, seperti memberikan cairan, oksigen, dan meredakan gejala.
Bagaimana penularannya?
HMPV dapat menular melalui droplet pernapasan dari batuk atau bersin orang yang terinfeksi. Virus ini juga dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan cairan tubuh atau benda yang terkontaminasi.
Meskipun belum ada pengobatan spesifik, perawatan suportif dan pencegahan penyebaran virus tetap penting untuk dilakukan, terutama pada kelompok berisiko tinggi seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah.
Mencegah selalu lebih baik daripada mengobati, beberapa cara untuk melakukan pencegahan penularan virus ini adalah sebagai berikut:
- Mencuci tangan:
Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir secara rutin, terutama sebelum makan dan setelah batuk/bersin, dapat membantu mencegah penularan HMPV.
- Etika batuk/bersin:
- Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau lengan, bukan telapak tangan.
- Membuang tisu bekas pakai dengan segera dan mencuci tangan setelahnya.
- Menjaga jarak:
Menjaga jarak aman dari orang yang sakit dapat membantu mencegah penularan melalui droplet pernapasan.
- Menjaga daya tahan tubuh:
Mengonsumsi makanan bergizi, cukup istirahat, dan menghindari stres dapat membantu menjaga sistem kekebalan tubuh.
- Vaksinasi:
Meskipun belum ada vaksin khusus untuk HMPV, vaksin influenza dan vaksin pneumokokus dapat membantu melindungi kelompok berisiko tinggi.
- Isolasi dan perawatan:
Orang yang terinfeksi HMPV sebaiknya diisolasi dan menerima perawatan medis yang sesuai untuk menghindari komplikasi.
- Sanitasi dan disinfeksi:
Membersihkan dan mendesinfeksi permukaan serta benda-benda di lingkungan dapat mencegah penularan melalui kontak.
Penerapan langkah-langkah pencegahan ini, terutama pada kelompok berisiko tinggi, dapat membantu meminimalkan penyebaran HMPV. Konsultasi dengan tenaga medis juga penting untuk mendapatkan saran dan penanganan yang tepat.