Efek Minum Kopi pada Otak

(Business Lounge Journal – Medicine)

Mengkonsumi minuman kopi telah menjadi tren di seluruh dunia karena beberapa alasan. Pertama, kafein yang terkandung dalam kopi dapat memberikan stimulasi bagi seseorang, mengurangi kelelahan, meningkatkan kewaspadaan, dan meningkatkan performa fisik dan mental. Selain itu, banyak orang menikmati rasa dan aroma khas yang ditawarkan oleh berbagai jenis kopi. Selain itu, minum kopi juga menjadi bagian dari rutinitas sosial dan budaya di banyak negara.

Produksi kopi di dunia bervariasi setiap tahunnya. Pada tahun 2020, diperkirakan produksi kopi dunia mencapai sekitar 169 juta kuintal. Produksi kopi terbesar berasal dari Brasil, yang menghasilkan sekitar 60 juta kuintal kopi per tahun.

Ada banyak jenis kopi yang ada di dunia, di antaranya:

1. Arabika: Jenis kopi yang paling umum dan banyak dikonsumsi di seluruh dunia. Arabika memiliki rasa yang halus dan asam yang tinggi.

2. Robusta: Robusta memiliki kadar kafein yang lebih tinggi daripada Arabika. Rasa Robusta cenderung lebih kuat dan pahit.

3. Liberika: Jenis kopi yang banyak ditemukan di Afrika Barat. Liberika memiliki rasa asam yang tinggi dan kadang-kadang memiliki aroma seperti buah-buahan.

4. Excelsa: Jenis kopi yang sering dijumpai di Asia Tenggara. Rasa Excelsa memiliki kombinasi antara rasa asam dan pahit.

5. Maragogipe: Jenis kopi yang memiliki biji yang sangat besar. Maragogipe memiliki rasa yang lembut dengan asam yang seimbang.

Minum kopi secara teratur telah dikaitkan dengan manfaat bagi otak dan proses pembelajaran. Kafein yang terkandung dalam kopi dapat meningkatkan fokus, kewaspadaan, dan kemampuan kognitif. Mekanisme ini terjadi karena kafein dapat mengikat reseptor adenosin dalam otak, yang akan mengurangi kelelahan dan meningkatkan aktivitas neuron.

Terdapat beberapa studi yang mendukung manfaat minum kopi bagi otak dan proses pembelajaran. Salah satu studi yang mendukung adalah studi yang dilakukan oleh Nehlig dan Debry pada tahun 1994. Studi ini menunjukkan bahwa kafein dalam kopi dapat meningkatkan memori jangka pendek dan jangka panjang pada tikus percobaan.

Studi terbaru tentang manfaat kopi bagi otak terus dilakukan, namun banyak penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa kafein dalam kopi dapat meningkatkan fokus, kewaspadaan, dan kemampuan kognitif, namun penelitian lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami mekanisme dan manfaat yang lebih spesifik.

Hal yang paling terbaru adalah hasil dari para peneliti dari Fasilitas Penelitian Neuromodulasi di Rumah Sakit Butler di Providence, Rhode Island, menganalisis sinyal otak yang terkait dengan pembelajaran dan penyimpanan ingatan pada 20 orang. Ini mengungkap detil mengejutkan yang menantang asumsi bahwa kafein meningkatkan plastisitas otak. “Data awal ini menyoroti kebutuhan untuk menguji secara langsung efek kafein dalam penelitian prospektif yang kuat, karena secara teori, penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan kafein secara kronis dapat membatasi pembelajaran atau plastisitas,” tulis para peneliti dalam makalah yang mereka terbitkan.

Berkat kemampuannya memblokir adenosin, zat kimia pemberi sinyal di otak yang membantu kita merasa mengantuk pada waktu yang tepat, kafein terkenal dapat meningkatkan kewaspadaan.

Namun, penting untuk dicatat bahwa manfaat minum kopi hanya terjadi ketika dikonsumsi dalam jumlah yang wajar. Berlebihan minum kopi dapat menyebabkan efek samping yang tidak diinginkan.

Konsumsi kopi dalam jumlah yang wajar bervariasi tergantung pada individu dan toleransi kafein mereka. Secara umum, disarankan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 400 mg kafein per hari, yang setara dengan sekitar empat cangkir kopi biasa.

Minum kopi dalam jumlah berlebihan dapat memiliki efek samping, baik bagi perempuan maupun laki-laki. Efek samping yang mungkin terjadi termasuk gangguan tidur, kecemasan, gangguan pencernaan, denyut jantung yang tidak teratur, dan ketergantungan terhadap kafein.

Minum kopi dengan gula dan susu sendiri secara umum tidak berbahaya, tetapi perlu diperhatikan asupan gula tambahan dan kalori yang dapat terkandung di dalamnya. Konsumsi gula berlebihan dapat berkontribusi pada masalah kesehatan seperti obesitas dan diabetes. Oleh karena itu, lebih baik membatasi penggunaan gula pada kopi.

Tentang risiko kanker prostat pada pria peminum kopi, terdapat beberapa penelitian yang menyelidiki hubungan antara konsumsi kopi dan risiko kanker prostat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa konsumsi kopi dapat dikaitkan dengan penurunan risiko kanker prostat, sementara penelitian lain tidak menemukan hubungan yang signifikan.

Sebagai contoh, satu studi yang dilakukan oleh Wilson et al. pada tahun 2011 menemukan bahwa konsumsi lebih dari enam cangkir kopi per hari terkait dengan penurunan risiko kanker prostat agresif. Namun, ditemukan pula penelitian lain yang tidak menemukan hubungan yang signifikan antara konsumsi kopi dan risiko kanker prostat.

Perlu diketahui bahwa hasil penelitian ini masih bersifat observasional dan tidak menunjukkan hubungan sebab-akibat secara pasti. Lebih banyak penelitian diperlukan untuk memahami hubungan antara konsumsi kopi dan risiko kanker prostat dengan lebih baik. Jika ada kekhawatiran tentang risiko kanker prostat, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli gizi yang kompeten untuk informasi lebih lanjut yang terkait dengan kondisi individu.