(Business Lounge Journal – General Management) Menurut penelitian Family Business Institute hanya 30% dari bisnis keluarga yang bertahan hingga generasi kedua, lalu 12% bertahan hingga generasi ketiga, dan 3% beroperasi hingga generasi keempat dan seterusnya. Penelitian ini juga mengungkapkan bahwa perusahaan keluarga yang terus berlangsung hingga sekarang, kebanyakan hampir tidak lagi memegang nilai-nilai yang semula ditanamkan oleh pendirinya, terutama saat terjadi pergantian pemimpin. Hal ini ternyata sangat mempengaruhi kinerja perusahaan.
Joseph Fan, seorang professor pada Chinese University of Hong Kong, melakukan penelitian pada kinerja pasar dari 214 perusahaan yang dijalankan di Taiwan, Hong Kong, dan Singapore. Joseph menemukan bahwa pangsa pasar mereka turun hingga 60 persen pada saat terjadi perubahan CEO.
Penelitian ini memberikan mencerminkan betapa pentingnya pengaruh pemimpin pada bisnis keluarga. Menurut Claudio dari Universitas Harvad, setiap perusahaan keluarga yang berhasil, memiliki struktur yang tetap dipengaruhi keluarga. Perusahaan-perusahaan keluarga yang besar selalu memiliki dewan penasehat. Dari data-data yang dikumpulkan Claudio, biasanya dalam dewan penasehat ini pihak keluarga diwakili sebesar 46 persen suara, ini terjadi pada perusahaan-perusahaan di negara Eropa, sedangkan untuk perusahaan-perusahaan di Amerika keluarga diwakili 28 persen suara, di Asia 26 persen suara. Biasanya setiap klan dalam keluarga boleh mengirimkan satu orang suara ke dalam dewan penasehat, sehingga seluruhnya terwakili.
Kepemimpinan dalam bisnis keluarga penting untuk menjadi perhatian, sebab bisnis keluarga memainkan peranan penting dalam perekonomian global. Bisnis keluarga diperkirakan merupakan 80 persen dari jumlah perusahaan-perusahaan di dunia dan menjadi sumber terbesar untuk ketenagakerjaan di banyak negara. Di Amerika Serikat mereka mempekerjakan 60 persen karyawan dari total tenaga kerja dan setiap tahunnya menciptakan 78 persen dari pekerjaan baru. Perusahaan ini bukanlah “toko mama papa”, perusahaan-perusahaan keluarga ini merupakan sepertiga dari perusahaan S&P 500, dan yang menakjubkan juga 40 persen dari 250 perusahaan besar di Prancis dan Jerman adalah perusahaan keluarga. Selain itu, lebih dari 60 persen perusahaan besar di Asia Timur dan Amerika latin adalah perusahaan keluarga.
Anggota keluarga umumnya memiliki saham yang signifikan dan berpengaruh untuk memutuskan, khususnya pemilihan CEO atau pemimpin perusahaan. Kepemimpinan dalam bisnis keluarga, sangat kuat dipengaruhi nilai-nilai keluarga yang ingin dipertahankan dari generasi ke generasi. Kegagalan meneruskan kepemimpinan dalam bisnis keluarga akan berdampak pada kegagalan dalam mempertahankan nilai-nilai ini. Termasuk di dalamnya kegagalan untuk meneruskan bsinis itu sendiri. Itulah sebabnya saya berpendapat sangat penting sejak awal keluarga melibatkan setiap generasi untuk ikut menangani bisnis ini. Memang, seringkali tidak mudah bagi generasi selanjutnya untuk terlibat dalam bisnis. Mereka berbeda pandangan dengan generasi pendahulunya dan banyak yang tidak memiliki kesukaan yang sama, namun kuat dalam inovasi. Karena itu, kepemimpinan dalam bisnis keluarga, bertanggung jawab melakukan transformasi nilai-nilai kepada generasi selanjutnya.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group