Family Business: Tiga Permasalahan Utama

Family Business Working 4

(Business Lounge Journal – General Management) Ada 3 permasalahan yang sering timbul dalam family business dan semuanya harus dapat diselesaikan. Hal yang pertama adalah persoalan suksesi dalam perusahaan, yang kedua bagaimana menggunakan topi yang tepat; kapan sebagai pemilik perusahaan kapan memakai topi seorang manajer. Permasalahan yang ketiga adalah perusahaan keluarga sering diatur dengan tidak terstruktur.

Suksesi dalam perusahaan

Permasalah pertama, ketika perusahaan memikirkan siapa generasi penerus selanjutnya, sering timbul konflik antara apakah akan dilanjutkan dari pihak keluarga atau pihak luar. Kapan dan bagaimana rencananya, apakah pada saat sang ayah masih ada atau nanti saja sesudahnya, apakah langsung saja digantikan atau menunggu sang anak berpengalaman lebih dahulu. Saat melakukan suksesi pertimbangan kepentingan manajemen dan kepemilikan  merupakan hal yang perlu diperhatikan. Lebih kompleks bila perusahaan keluarga memiliki generasi penerus yang berjumlah banyak.

Topi yang tepat

Penggunaan peran yang tepat sebagai manajer dan sebagai pemilik, merupakan persoalan yang sering timbul. Perusahaan keluarga biasanya tidak memiliki struktur yang sudah terdefinisi dengan baik, seorang manajer yang sekaligus pemilik bisa memiliki pekerjaan yang tidak terbatas, apa saja dikerjakan. Kondisi ini membuat karyawan sering bertindak pasif karena tidak memiliki wewenang dan merasa tidak dipercaya. Manajer yang sekaligus pemilik sering sulit memimpin perusahaan karena sikap karyawan yang anggota keluarga bisa lebih sulit untuk diatur daripada mereka yang bukan anggota keluarga. Sebab itu memang membutuhkan anggota keluarga yang memiliki kedisplinan sendiri, sehingga bertindak sesuai batas wewenang yang diberikan dalam organisasi.

Pengaturan yang tidak terstruktur

Perusahaan keluarga umumnya didirikan oleh satu orang dengan ide yang besar. Mereka biasanya sangat enerjik, kreatif, sangat punya dorongan untuk maju, namun persoalannya sering bekerja tidak terstruktur. Perkenalan saya dengan para pemilik bisnis keluarga, umumnya mereka akan bergerak cepat menangkap kesempatan yang ada. Prinsipnya mereka akan mengerjakan segala hal untuk mengejar keuntungan yang didapat, sehingga bekerja dengan organisasi yang terstruktur sering ditinggalkan karena dianggap menghalangi. Persoalan akan timbul pada saat perusahaan semakin besar, biasanya karena bekerja tidak terstruktur, kecepatan pelayanan akan menurun, tidak mampu melayani untuk kuantitas yang lebih besar, terjadinya kesalahan di sana-sini, dan kemungkinan adanya korupsi atau kerugian keuangan lainnya akan timbul juga. Permasalahan ini perlu diatasi dengan penataan struktur organisasi yang lebih sesuai dengan perusahaan. Penetapan fungsi, jabatan, peran, tugas, dan tanggung jawab merupakan rangkaian setelah struktur dibentuk. Setelah itu penataan pekerjaan administrative perlu dilakukan dengan menyusun proses-proses kerja yang standar.

Mengatasi timbulnya tiga permasalahan yang umum terjadi ini perlu dimulai sejak dini. Saat perusahaan mulai berdiri maka suksesi, wewenang yang jelas, dan manajemen yang terstruktur sudah mulai disiapkan. Beberapa perusahaan keluarga yang dikelola oleh professional, menempatkan sistem manajemen yang terbukti lebih baik, sekalipun kepemilikan perusahaan tetap tidak terkurangi.

Fadjar Ari DewantoFadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x