(Business Lounge Journal – Manage Your Business) – Faktor keenam yang diperlukan dalam membangun bisnis keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola kekayaan keluarga. Pengelolaan kekayaan keluarga biasanya dimulai dari membagi kekayaan menjadi kekayaan yang likuid, semi likuid dan saham di perusahaan lain. Dengan cara ini perusahaan melakukan diversifikasi risiko, dan menyediakan kebutuhan uang tunai untuk keluarga, juga pengeloaan kekayaan keluarga menolong untuk perusahaan tetap bertahan. Pada tahun 2008 saat krisis ekonomi terjadi, maka banyak perusahaan keluarga yang menaruh investasinya di industri keuangan hanya menderita kerugian dibawah 5 persen. Disisi ekstrim yang lain perusahaan yang menaruh investasinya pada sektor perumahan kehilangan 30 sampai 50 persen dari kekayaannya. Dampak yang berbeda akibat krisis ini menggambarkan pentingnya mengelola kekayaan secara professional, terkonsolidasi dan manajemen risiko yang ketat untuk mengawasi bagaimana menghasilkan pendapatan bagi keluarga.
Banyak kantor konsultan, perbankan yang menyediakan layanan untuk hal ini, diperlukan satu unit sendiri, atau divisi tersendiri sebagai wealth-management office untuk pengelolaan seluruh anggota keluarga, kondisi ini membuat pembiayaannya menjadi murah dan dapat digunakan untuk seluruh keluarga. Kantor ini dapat dikonsolidasikan dengan perusahaan induk yang menjadi tempat komunikasi anggota keluarga.
Yayasan
Yayasan amal adalah faktor ketujuh untuk mempertahankan bisnis keluarga dan juga mendorong anggota keluarga tetap setia di bisnis. Yayasan menyediakan pekerjaan yang berarti bagi anggota keluarga yang tidak terlibat di bisnis dan berguna untuk mempromosikan nilai-nilai keluarga dari generasi ke generasi kepada masyarakat. Kegiatan amal memberikan dampak yang baik kepada perusahaan, di Amerika Serikat, 13 dari 20 pemain besar, memiliki yayasan amal seperti yayasan Bill dan Melinda Gates.
Uang saja tidak akan memberikan dampak sosial yang tinggi. Diperlukan kegiatan amal yang dilakukan oleh anggota keluarga, seperti kunjungan ke lapangan dan kegiatan sukarela lainnya. Kegiatan amal ini merupakan pendekatan yang kuat untuk melibatkan generasi ke generasi dalam bisnis. Yayasan keluarga juga mempromosikan tujuan sosial keluarga yang membangun kehadiran perusahaan di lokasi tertentu, khususnya saat mengimplementasikan proyek di daerah yang belum dikenal, melalui kehadiran yayasan, nama perusahaan dapat diterima oleh masyarakat. Untuk memastikan kinerja yayasan perlu dikombinasikan antara profesionalitas dan ketulusan, serta melakukan pemetaan dari dampak kegiatan amal.
Kebanyakan perusahaan di dunia memulai bisnisnya sebagai perusahaan keluarga, sebut saja perusahaan seperti Bank Danamon, HM Sampoerna, dll, sebelumnya adalah perusahaan keluarga yang sekarang diakuisisi sebagian oleh perusahaan lain. Implemetasi dari tujuh faktor yang membuat perusahaan keluarga bertahan memerlukan ketekunan dan kerja keras. Diawali dengan visi pendirinya, penataan nilai-nilai perusahaan, pengaturan kepemilikan dan dewan direksi, manajemen portofolio, serta pengelolaan kekayaan hingga pendirian yayasan merupakan langkah-langkah yang perlu dilalui agar perusahaan keluarga tetap bertahan dari generasi ke generasi.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group