(Business Lounge Journal – Global News) Sebelumnya dapat dikatakan, bahwa zona bebas perdagangan Shanghai yang dibuka pada september 2013 lalu bukanlah sesuatu yang menarik bagi perusahaan-perusahaan raksasa dunia. Sejak Maret lalu sudah diberitakan bagaimana perusahaan-perusahaan Amerika merasa ragu untuk bermain di zona ini sehubungan dengan budaya anti asing yang masih ada pada budaya Tiongkok serta perlambatan ekonomi yang dialami Tiongkok. Sebuah survei yang diberikan pada 370 anggota American Chamber of Commerce di Shanghai dan dipublikasikan pada Maret lalu juga menghasilkan bahwa 75% mengatakan zona ini tidak memiliki manfaat bisnis bagi para pengusaha Amerika itu. Sedang setengah dari mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak melihat perubahan untuk bisnis mereka setelah zona ini dibuka pada September 2013.
Sedangkan zona bebas perdagangan ini dibangun sebagai simbol komitmen Tiongkok untuk sebuah reformasi untuk menjadikan sebuah daerah yang melonggarkan aturan-aturan industri yang dianut oleh negara tirai besi tersebut. Tetapi informasi bagaimana zona ini bekerja tampaknya tidak tersosialisasi dengan baik sehingga banyak menimbulkan pertanyaan. Sedangkan apa yang terjadi selama ini bagaimana antimonopoli dan antikorupsi investigasi Tiongkok dinilai cenderung untuk menargetkan perusahaan-perusahaan multinasional asing.
Namun Google memiliki pemikiran yang berbeda. Raksasa teknologi Amerika tersebut telah mendirikan perusahaan pelopor di zona perdagangan bebas Shanghai sejak tahun lalu dengan baju yang baru, menurut pengajuan secara online ditinjau oleh The Wall Street Journal. Padahalpada tahun 2010, sebenarnya Google pernah menarik sebagian besar operasinya dari Tiongkok daratan secara tiba-tiba menyusul perselisihan dengan pemerintah Tiongkok atas sensor hasil pencarian internet.
Tetapi menurut database pendaftaran perusahaan online, sebuah perusahaa bernama Peng Ji Information Technology (Shanghai) Ltd mendaftarkan diri pada 25 Desember 2014. Adapun sebagai pemegang sahamnya dicantumkan Google Ireland Holdings – anak perusahaan Google berbasis di Irlandia. Modal terdaftar perusahaan yang berbasis di Shanghai ini adalah 5 juta yuan (USD 781.250). Google Ireland Holdings melunasi jumlah total pada bulan April 2015, sesuai dengan database online. Seseorang bernama William Anthony Farris terdaftar sebagai kuasa hukum Peng Ji Information Technology dan sebagai ketua dewan. Dua orang lainnya, Matthew Scott Sucherman dan Fiona Mary Bones, yang tercatat sebagai anggota dewan.
Memang belum jelas apakah Google Inc dapat menggunakan entitas berbasis di Shanghai untuk akhirnya membawa bisnis utamanya kembali ke Tiongkok – atau apakah ini merupakan sebuah usaha untuk melakukannya mengingat bahwa sengketa penyensoran masih tampak besar demikian seperti dilansir oleh WSJ.
Sedangkan perusahaan seperti Amazon dan Apple menggunakan zona perdagangan bebas Shanghai untuk menjalankan beberapa layanan sebagai nilai tambah mereka di Tiongkok, karena aturan di daerah itu longgar untuk modal asing dan kebebasan yang lebih besar dalam hal industri sehingga perusahaan asing dapat berpartisipasi lebih dalam, sebagai contoh dalam menjalankan bisnis ecommerce. Namun apabila mereka lebih mendalam dengan bisnis pencarian internet atau penyimpanan data maka mereka tidak dapat diakatakan dapat memiliki keuntungan di dalamnya, demikian seperti dilansir oleh WSJ.
Baru-baru ini juga dikabarkan Google telah melakukan pembicaraan dengan pembuat handset Tiongkok dan pejabat pemerintah tentang potensi untuk meluncurkan toko aplikasi Android baru di sana, seperti dilansir oleh WSJ.
“Nilai tambah untuk layanan internet, seperti pencarian Web atau layanan e-mail, memerlukan persetujuan (dari pemerintah Tiongkok), sehingga sulit untuk mengatakan apakah Google memperoleh izin untuk menjalankan layanan tersebut, sesuai dengan deskripsi bisnisnya skala operasi,” demikain dikatakan Wang Yanhui, sekjen Ponsel China Alliance, sebuah konsorsium industri telekomunikasi.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Google