(Business Lounge – Lead & Follow) Seperti yang sudah dibahas sebelumnya mengenai sebuah research yang dilakukan oleh EY, bahwa diperkirakan pada tahun 2025 (10 tahun ke depan), sejumlah 75% dari tenaga kerja global akan terdiri dari orang-orang milenium. EY pun membantu para pemimpin senior untuk bersiap menghadapi sebuah perubahan budaya yang mau tidak mau harus mereka hadapi kemudian oleh karena adanya perlintasan generasi yang akan segera terjadi. (Baca: Bersiap Menjelang Masa Keemasan Para Millennial).
Memang sangat penting untuk mempersiapkan pemimpin di masa depan yang kelak akan berasal dari generasi milenium. Sehingga penting untuk semua pemilik bisnis untuk mempersiapkan para kaum milenium yang dimilikinya. Suka atau tidak, generasi milenium akan memberikan pengaruh serta memiliki implikasi bisnis yang penting dan penting untuk diingat bahwa kaum milenium akan tampil sebagai pemimpin pada 10 tahun mendatang.
Beberapa Research Untuk Kaum Milenium
Di Amerika sendiri, kaum milenium telah resmi mengambil alih sebagai segmen terbesar dari tenaga kerja AS, menurut sebuah analisis yang dikeluarkan oleh Pew Research Center pada tahun ini. Sedangkan beberapa survei pada tahun lalu dilakukan untuk meneliti sifat-sifat yang dimiliki oleh generasi milenium baik dalam hal kepemimpinan serta akan menjadi jenis pemimpin seperti apa mereka kelak.
Tidak hanya Pew Research Center, Deloitte pun berkali-kali membahas mengenai generasi milenium sebagai calon pemimpin. Dalam research yang dilakukan oleh Deloitte ini ada beberapa hal yang menjadi fokus para milenium.
1. Para milenium menginginkan pemimpin memperhatikan kesejahteraan dan pengembangan karyawan.
2. Para milenium berpendapat ciri-ciri pemimpin sejati adalah memiliki kemampuan untuk menginspirasi, memiliki visi, tegas, dan bergairah. (Hanya satu dari 10 yang merasa bahwa para pemimpin sejati hanya berfokus pada hasil keuangan).
Para milenium memang telah membuat beberapa pergeseran, seperti juga bagaimana terdapat pergeseran dalam tempat kerja pada hari ini. (Baca: Sebuah Budaya Telah Menggeser Arti Sebuah Kantor). Banyak dari mereka yang termotivasi oleh keinginan untuk mengubah diri, mengubah rekan-rekan mereka, dan dunia di sekitar mereka. Para milenium, menurut penelitian yang dilakukan oleh Deloitte ini bercita-cita untuk menjadi pemimpin transformasional. Jadi bukan masalah uang atau kekuasaan sehingga para milenium ingin menjadi pemimpin, tetapi untuk sebuah transformasi.
Memaksimalkan Kekuatan Sebuah Transformasi
Sebuah transformasi akan membawa sebuah perubahan bahkan mendobrak berbagai situasi yang mungkin telah berpuluh-puluh tahun berlangsung. Hal ini memang sudah sering kita temui lewat para milenium di sekitar kita. Tetapi tetap saja penting bagi pemimpin saat ini untuk dapat mengarahkan para milenium sehingga pada waktunya, benar-benar siap menjadi seorang pemimpin.
Hal pertama yang penting dilakukan adalah identifikasi apa yang menjadi kebutuhkan para milenium dan tempatkan itu menjadi salah satu prioritas dan carikan jalan keluar. Mungkin itu melalui program pelatihan atau program penempatan dan lainnya. Penting untuk memperhatikan kepentingan para milenium, sebab saat mereka merasa bahwa kepentingan mereka diabaikan, maka mereka akan mencari jalan keluar dengan cara mereka sendiri dan Anda akan kehilangan mereka. Memperhatikan kepentingan mereka merupakan salah satu cara untuk mempersiapkan mereka menjadi seorang pemimpin yang dapat melakukan transformasi.
Kedua, dalam setiap strategi dan perencanaan yang dibuat maka penting untuk mengakomodir setiap kegerakan yang mereka buat. Sangat baik untuk dapat mem-back up para kaum milenium sehingga mereka dapat menghasilkan hasil yang positif dan maksimal atas semua hal yang mereka lakukan. Hal ini akan memberikan kepercayaan diri bagi mereka. Berikan mentor bagi para milenium, hal ini akan membantu mereka untuk mendapatkan arahan untuk kelak menjadi pemimpin di kemudian hari.
Ketiga, memperhatikan karir si milenium akan membantu mereka untuk semakin berkembang.
Jika Anda Seorang Pemimpin bagi Para Milenium
1. Singkapkan hal-hal yang baru kepada para milenium. Jangan bersikap “pelit” ilmu, melainkan ajari mereka berbagai hal yang belum mereka ketahui. Puaskanlah keingin tahuan mereka dengan apa yang dapat Anda paparkan kepada mereka.
2. Doronglah mereka untuk memiliki rasa ingin tahu dan berikan arahan yang tepat. Anda dapat mempertajam rasa keingintahuan mereka sehingga mereka semakin berkembang.
3. Berikan sentuhan pribadi. Perlakukan mereka seorang per seorang sesuai dengan kebutuhan mereka. Jangan perlakukan secara general.
4. Bawalah mereka untuk memiliki rasa nasionalisme dan keinginan untuk berbuat baik. Rasa nasionalisme sering kali menjadi sebuah permasalahan, sebab rasa nasionalisme para milenium sering kali tidak sekental generasi pendahulunya. Karena itu, sementara Anda membuka wawasan para milenium, tetap tanamkan rasa nasionalisme pada mereka.
Selanjutnya, bawalah mereka memasuki area on the job, sebab pelatihan untuk menjadi seorang pemimpin, tidak dapat hanya dilaksanakan di dalam kelas. Berikan assignment untuk mempersiakan mereka menjadi pemimpin masa depan.
Ruth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development