(Business Lounge – Empower People) Seakan ingin memastikan bahwa kandidat yang akan kita rekrut adalah orang yang ‘pas’, maka sering kali kita berupaya mengumpulkan sebanyak-banyaknya informasi yang ingin kita ketahui tentang kandidat tersebut. Tanpa disadari bisa saja sebenarnya ada beberapa pertanyaan yang kurang cocok untuk diajukan, baik karena bukan informasi kritikal yang berkaitan dengan pekerjaan atau pun achievement yang pernah didapatkannya, sesuatu yang berkaitan dengan ras, atau sesuatu yang sangat pribadi.
Merasa bahwa pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan pada saat wawancara menjadi sesuatu yang harus diatur, maka departemen tenaga kerja di Jepang memberikan peraturan yang jelas berkaitan dengan hal ini guna mengurangi diskriminasi.
Memang proses berburu pekerjaan di Jepang sangatlah panjang dan dinilai sebagai sesuatu yang melelahkan dan harus dilalui dengan sangat sistematis hingga puncaknya berupa wawancara yang wajib dilalui oleh para pencari kerja. Karena itu, mulai bulan Agustus ini, pengusaha tidak lagi diizinkan untuk mengajukan pertanyaan yang tidak berhubungan dengan bakat pelamar untuk pekerjaan yang sedang dilamar atau sesuatu yang tidak berkaitan dengan tugas profesional.
Beberapa pertanyaan yang sekarang dianggap “NG” (No Good), meliputi:
1. “Dimana rumah orang tua Anda? Apakah utara atau selatan dari stasiun?” atau “Dimana tempat tinggal permanen Anda?”
Pertanyaan ini sepertinya biasa namun sebenarnya mengandung diskriminasi terhadap “burakumin.” “Burakumin” adalah istilah lama untuk orang-orang yang berada di bagian bawah hirarki sosial pada zaman feodal. Kelompok ini terdiri dari orang-orang yang melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan kematian, seperti algojo, pengurus jenazah, tukang daging, dll keluarga pekerja tersebut ditolak oleh seluruh masyarakat, sangat didiskriminasi dan sering tinggal di pemukiman kumuh yang terpisah. Dengan pemikiran ini, pemerintah Jepang juga menyarankan untuk pencari kerja tidak menulis informasi latar belakang keluarga mereka pada dokumen sejarah pribadi, seperti CV dan resume. Mengetahui di mana keluarga kandidat tinggal akan menjadi petunjuk yang berkaitan dengan keturunan dan mempengaruhi keputusan pewawancara.
2. “Di mana ayahmu bekerja?” atau “Apa tingkat pendidikan orangtua Anda terakhir?”
Hal ini juga berhubungan dengan diskriminasi “burakumin”. Pendidikan terakhir orang tua sama sekali tidak berkaitan dengan calon pekerja.
3. “Berapa kali sehari Anda makan?”
Seperti disebutkan di atas, pertanyaan-pertanyaan seperti ini menunjukkan wawasan untuk seseorang atau status ekonomi keluarga dan / atau standar gaya hidup. Status ekonomi kandidat tidak berhubungan dengan kemampuan mereka di tempat kerja.
4. “Apa partai politik yang Anda dukung?” atau “Apa buku favorit Anda?”
Banyak kali pertanyaan seperti ini digunakan dalam percakapan singkat untuk memecahkan kebekuan dan membuat wawancara berjalan sedikit lebih santai, tapi keyakinan dan preferensi individu adalah kebebasan pribadi yang seharusnya tidak mempengaruhi peluang mereka dalam angkatan kerja.
5. “Apakah Anda berencana untuk memiliki anak segera?”
Pertanyaan ini biasanya hanya diajukan pada perempuan. Banyak wanita memang berhenti dari pekerjaan mereka setelah mereka menikah atau mulai memiliki anak-anak, dan itu agak dimengerti bahwa perusahaan akan lebih memilih untuk mempekerjakan seseorang yang mereka kenal sampai pensiun. Namun, pertanyaan seperti ini melanggar hukum kesetaraan gender dan merupakan diskriminasi terhadap perempuan muda yang mungkin ingin keluarga suatu hari nanti.
Pertanyaan-pertanyaan ini sebenarnya telah dilarang sejak tahun 1999, dengan lebih banyak perubahan yang ditambahkan sejak 2013. Hanya sekarang adalah departemen tenaga kerja akan benar-benar menindak perusahaan dan menuntuk mereka dapat melakukan wawancara yang adil untuk semua karyawan.
Bersambung: Bertanya dengan Cerdas Sebagai Seorang Interviewer
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana