(Business Lounge – Global News) Hubungan diplomatik Kuba dan Amerika Serikat telah dipulihkan pada tanggal 20 Juli 2015. Hari itu pun menjadi hari yang bersejarah bagi keduanya. Namun mari kita coba melakukan kilas balik apa sebenarnya yang telah terjadi sehingga hubungan kedua negara ini putus pada tahun 1961.
Kuba Menjadi Protektorat Amerika
Ketika runtuhnya kekuasaan Spanyol di Amerika pada 1820-an, Kuba pun menjadi menjadi protektorat AS sehingga AS mendominasi pulau tersebut dari segi ekonomi dan politik. Kuba kemudian resmi merdeka pada 1902. Hubungan Amerika dan Kuba pada masa pemerintahan Diktator Fulgencio Batista masih berlangsung dengan harmonis. Kala itu Amerika memberikan dukungan militer dan ekonomi kepada Batista.
Fidel Castro Berkuasa, Hubungan dengan Amerika Memburuk
Namun Fidel Castro menggulingkan Batista pada 1 Januari 1959 yang berdampak pada hubungan bilateral kedua negara ini yang mulai merenggang.
Pada 17 Mei 1959, Fidel Castro mengeluarkan Undang-Undang Reformasi Agraria yang kemudian dijadikan dasar bagi pemerintah Kuba untuk menyita tanah yang dimiliki perusahaan asing, sebab Undang-undang tersebut memberikan hak legitimasi hukum kepada Fidel Castro. Inilah yang menjadi penyulut kemarahan Amerika Serikat dan semakin buruk pasca reformasi agraria dan nasionalisasi ekonomi.
Kuba pun kemudian menasionalisasi semua aset milik Amerika yang berada di wilayahnya sehingga ketegangan di antara keduanya semakin memuncak. Pada Februari 1960, kilang minyak milik Amerika berhenti memproduksi minyak, serta merta pemerintah Kuba bertindak dan mengambil alih kilang minyak milik Amerika Serikat. Peristiwa inilah yang menyebabkan Amerika Serikat memutuskan untuk menutup Kedutaan Besarnya di Kuba.
Hubungan Diplomatik Keduannya Putus
Pada 3 Januari 1961, Amerika memutuskan hubungan diplomatik dengan Kuba di tengah terjadinya Perang Dingin antara kedua negara. Kuba pun memutuskan untuk menjadi sekutu Uni Sovyet.
Tidak berhenti sampai di situ, pada April 1961, Amerika melalui CIA berupaya melakukan invasi dengan melatih ribuan pelarian Kuba, mempersenjatai dan melatih mereka berperang untuk menggulingkan Fidel Castro serta mengakhiri revolusi Kuba. Tetapi serangan ini tidak berhasil dan dapat digagalkan oleh Fidel Castro bersama dengan rakyat Kuba hanya dalam 72 jam. Peristiwa ini kemudian disebut dengan Invasi Teluk Babi dan mencemari pemerintahan Jihn F. Kennedy kala itu namun semakin memperkuat revolusi Kuba.
Amerika Lancarkan Embargo untuk Kuba
Pada tahun 1962, Kennedy mengganti strategi militernya dengan strategi ekonomi. Amerika Serikat memberlakukan embargo perdagangan, ekonomi, dan keuangan, yang membuat semua perusahaan AS yang melakukan bisnis dengan Kuba adalah ilegal. Washington menuntut agar Kuba beralih dari sistem komunis yang dianutnya. Tetapi Kuba tetap bergeming walaupun embargo Amerika membuat Kuba memasuki masa krisis.
Runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991 semakin meruntuhkan ekonomi Kuba sehingga pada tahun 1994 Fidel mengijinkan penggunaan dollar Amerika Serikat dan berdirinya perusahaan swasta di negara tersebut. Untuk pertama kalinya dalam 40 tahun pada tahun 2001 Amerika Serikat mengekspor makanan ke Kuba setelah badai besar menyerang Kuba.
Pada tahun 2008, Fidel Castro menyerahkan kekuasaannya pada Raul Castro, adik kandungnya. Hal ini mulai melunakkan Amerika. Pada tahun 2009 Obama memberikan kelonggaran bahwa warga Amerika dapat berkunjung ke Kuba. Akan tetapi, pada Desember 2009 seorang personil sub kontraktor dari USAID, Alan Gross ditangkap di Kuba, dengan tuduhan merencanakan penggulingan pemerintah Kuba.
Membaiknya Hubungan Kedua Negara
Sebuah negosiasi rahasia dikabarkan dilakukan di Kanada dan Vatican City dengan bantuan Paus Francis sejak awal 2013. Sebagai dampak, Amerika mencabut pembatasan perjalanan AS, pembatasan pengiriman uang, dan akses antar bank kedua negara.
Pada Desember 2014 kedua presiden bersepakat untuk mengadakan pertukaran tahanan, sehingga pada tanggal 17 Desember 2014, Alan Gross dibebaskan dan disertai dengan pembebasan lima orang mata-mata Kuba yang dipenjara di Amerika. Kedua negara kemudian menyatakan normalisasi hubungan bilateral.


Januari 2015, Kuba dapat dapat mengekspor cerutu dan rum ke Amerika Serikat begitu juga sebaliknya Amerika dapat mengekspor komputer teknologi telekomunikasinya ke Kuba.
Pada tanggal 14 April 2015, Kuba tidak lagi berada pada daftar teroris di Amerika. Pada tanggal 1 Juli 2015, Presiden Barack Obama mengumumkan bahwa resmi hubungan diplomatik antara Kuba dan Amerika Serikat akan berlanjut yang dilanjutkan dengan pembukaan kantor kedutaan di kedua negara.
Kini Amerika dan Kuba memulai babak yang baru dalam sejarah mereka. Kuba pun akan berupaya supaya hal ini membantunya dapat keluar dari krisis yang selama ini menekan mereka.
nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Antara

