Garuda Indonesia Siapkan Strategi Hadapi Persaingan

(Business Lounge – Business Insight) – Garuda Indonesia saat ini sedang mempersiapkan layanan yang maksimal di tengah-tengah menjamurnya opsi penerbangan yang bertarif rendah. Mereka menyadari bahwa layanan yang mereka sediakan ini akan sangat berpengaruh terhadap keuntungan dari Garuda Indonesia. Bagaimanapun tidak semua orang selalu memilih tarif penerbangan murah.

Untuk Indonesia yang memiliki penumpang dengan kebutuhan bepergian yang cukup tinggi maka industri penerbangan dengan tarif rendah akan lebih dipilih dibandingkan industri penerbangan dengan tarif premium. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa maskapai Garuda yang memberikan layanan penuh cukup memikat sejumlah kalangan. Hal ini menjadi nilai kompetitif tersendiri bagi Garuda karena sebagian penumpang tetap ingin terbang dengan berbalut prestise.

Untuk salah satu kompetitornya Lion Air pada tahun 2013 telah meluncurkan Batik Air.  Dalam beberapa tahun ke depan maskapai tesebut  rencana tanamkan modal lewat penambahan jumlah armada serta bertambahnya juga jalur penerbangan. Di sisi lain  Garuda juga mempunyai unit penerbangan berbiaya rendah, yakni Citilink.

Sepanjang tahun 2014 Garuda mencatat kerugian sebesar US $373 juta. Laporan keuangan dalam kuartal I tercatat lebih baik, dengan laba bersih sebesar US $11,4 juta. Jumlah ini meningkat dari kerugian sebesar US $168 juta dalam periode yang sama di tahun lalu.

Peningkatan laba bersih dalam kuartal I di tahun 2015 ini disebabkan ditutupnya rute penerbangan yang tak menghasilkan keuntungan disertai restrukturisasi yang berfokus pada perbaikan akses ke pasar besar, seperti Tiongkok. Strategi ini terbukti mampu menyokong meningkatnya keuntungan perusahaan. Selain itu menurunnya harga bahan bakar pesawat juga cukup berpengaruh pada keuntungan Garuda. Bagaimanapun manajemen Garuda menyadari untuk tetap mempertahankan biaya operasional. Itu sebabnya strategi utama Garuda fokusnya adalah “mempertahankan layanan penuh tetapi dengan biaya rendah.”

Selain itu Garuda berharap dapat meningkatkan penjualan dari situs-situs e-commerce demi persaingan dengan maskapai bertarif rendah. Pasar korporasi juga menjadi segmen pasar utama bagi Garuda saat ini. Terbukti dengan kerjasama Garuda dengan aliansi maskapai SkyTeam pada tahun lalu mampu  membuka akses bagi penumpang ke 1.000 tujuan serta program frequent flier SkyTeam.

Saat ini Garuda sudah memiliki jadwal penerbangan ke 18 tujuan internasional dan 58 kawasan domestik. Perusahaan rencana menambah setidaknya tujuh rute penerbangan yang baru sampai akhir tahun ini. Untuk penerbangan jarak jauh masih menjadi satu tantangan bagi Garuda yang perlu mereka pertimbangkan. Untuk batasan kapasitas dari maskapai Garuda saat ini adalah terbang ke dua tujuan di Eropa, yakni London dan Amsterdam.

Arum/Journalist/VMN/BL
Editor: Iin Caratri