(Business Lounge – Business Insight) Hingga hari ini pemimpin wanita memang tidak dapat dipandang sebelah mata oleh karena banyaknya terobosan-terobosan yang dilakukan mereka juga munculnya para pemimpin wanita yang di luar dari perkiraan. Misalnya seperti terpilihnya Kolinda Grabar-Kitarovic yang akan segera menjadi presiden pertama wanita Kroasia akan menambah jajaran presiden wanita selain presiden Brasil dan presiden Korsel. Wanita berusia 46 tahun ini akan resmi menjadi presiden Kroasia pada 19 Februari 2015.
Turnover CEO di AS
Challenger, Gray & Christmas, perusahaan outplacement eksekutif tertua di Amerika Serikat baru-baru ini merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa angka turnover CEO pada tahun 2014 merupakan tertinggi selama 6 tahun dan uniknya terjadi peningkatan pada jumlah CEO wanita.
Terdapat 1.341 kedudukan CEO yang berganti pejabat pada sepanjang tahun lalu dengan tingkat pergolakan yang terjadi pada perusahaan di tahun 2014 adalah 7,6% lebih tinggi dari 1246 pergantian CEO pada tahun 2013 demikian dilaporkan Challenger, Gray & Christmas dan ini merupakan jumlah perubahan terbesar sejak 2008. Memang mayoritas dari para CEO itu adalah laki-laki tetapi terjadi perubahan jumlah CEO perempuan yang menggantikan CEO laki-laki yaitu naik menjadi 103 penggantian selama tahun 2014 dari 61 kejadian pada tahun 2013. Sedangkan jumlah CEO perempuan yang menggantikan CEO perempuan juga meningkat menjadi 52 kejadian pada tahun 2014 dari sebelumnya 45 kejadian pada tahun 2013. Sementara jumlah kasus CEO wanita digantikan oleh CEO pria menurun 25% menjadi 87 kasus pada tahun 2014 dari 116 pada tahun sebelumnya. Juga tercatat ada 324 orang yang tidak lagi memimpin oleh karena memasuki masa pensiun.
Namun demikian sebuah laporan terpisah yang dirilis oleh Pew Research Center, perempuan secara signifikan kurang terwakili dalam perusahaan-perusahaan besar. Terbukti bahwa hanya 26 perempuan (atau 5%) yang saat ini menjabat sebagai CEO dari perusahaan Fortune 500. Tetapi perempuan adalah wakil yang baik di dalam pertemuan-pertemuan perusahaan. Pada 2013, sekitar 1 dari 6 anggota dewan perusahaan Fortune 500 (atau 17%) adalah perempuan, naik 10% dibandingkan pada tahun 1995.
Kesenjangan Gender
Sepertinya terjadi kesenjangan gender oleh karena banyak hal yang menghalangi wanita untuk mencapai posisi kepemimpinan teratas. Kembali menurut Pew Research Center dalam survei yang dilakukannya kepada 2,800 orang dewasa, sekitar dua-pertiganya mengatakan adalah mudah bagi pria untuk dapat menduduki jabatan politik yang tinggi, posisi eksekutif puncak dalam bisnis, dibandingkan perempuan, walaupun keduanya sama-sama memiliki penilaian yang baik.
Selain itu 43% responden mengatakan bahwa seorang perempuan harus benar-benar memiliki standard yang lebih baik dari seorang laki-laki bila mau terpilih menjadi pemimpin. Jika keduanya memiliki standard yang sama, maka sudah dapat dipastikan bahwa si laki-laki yang akan memenangkannya. Perempuan tidak bisa hanya menjadi cukup baik, mereka harus lebih baik daripada laki-laki bila ingin memenangkan persaingan.
Lebih Banyak Perempuan Meraih Gelar MBA
Kenyataan lain yang juga mengejutkan bahwa jumlah perempuan yang berhasil meraih gelar MBA di Amerika Utara mencapai 52% dari seluruh kelulusan pada tahun 2014. Angka ini naik dari sebelumnya 49% pada tahun 2013.
Beberapa CEO Perempuan
Berikut beberapa CEO perempuan yang cukup terkenal, Mary Barra (General Motors), Margaret Whitman (Hewlett-Packard), Virginia Rometty (International Business Machines), Patricia Woertz (Archer Daniels Midland), Indra Nooyi (Pepsi Co), dan Ellen Kullman.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana