(Business Lounge – News & Insight) Apa yang terjadi kepada Sony Pictures Entertainment membuat mata dunia kembali menyoroti Korea Utara. Seperti yang sudah ramai diberitakan oleh banyak media bahwa Korea Utara tidak hanya memiliki persenjataan nuklir tetapi juga memiliki sepasukan cyber canggih yang dikenal dengan Bureau 121. Padahal akses ke internet bagi masyarakat biasa tidak diperkenankan. Layanan Internet untuk individu dan instansi disediakan melalui jaringan bebas dalam negeri bernama Kwangmyong dan hanya dapat mengakses sekitar 30 situs yang diorganisir oleh pemerintah Pyongyang.
Seperti dilansir oleh Reuters yang mewawancarai seorang pembelot dari Korea Utara, Bureau 121 adalah pasukan cyber elit milik Korea Utara yang terdiri dari sekitar 1.800 hacker yang hidup relatif dimanjakan sebagai elit militer di negara itu. “Bagi mereka, senjata terkuat adalah cyber. Di Korea Utara, itu disebut Perang Rahasia,” demikian dilansir oleh Reuters. Hal ini sebenarnya pernah juga dikatakan oleh komandan pasukan Amerika di Korea, Jenderal Curtis Scaparrotti yang mengatakan bahwa Korea Utara memiliki “kemampuan perang cyber aktif” sebagai salah satu persenjataannya. Walaupun di sisi pasukan militer, Korea Utara mulai kekurangan SDM karena faktor usia.
Pyongyang memiliki kemampuan cyber warfare aktif, demikian dikatakan pakar keamanan militer dan software seperti dilansir oleh Reuters. Pasukan ini banyak menargetkan Selatan, yang secara teknis masih dalam keadaan perang dengan Korea Utara.
Pasukan Elit Bureau 121
Bureau 121 dikelola oleh beberapa ahli komputer yang paling berbakat yang menjadi bagian dari General Bureau of Reconnaissance, yang merupakan agen mata-mata elit yang dijalankan oleh militer. Mereka ini terlibat dalam aksi hacking yang disponsori oleh negara, yang digunakan oleh pemerintah Pyongyang untuk memata-matai atau melakukan sabotase pada musuh-musuhnya. Mereka yang menjadi anggota Bureau 121 dipilih sendiri dari program universitas teknis dalam negeri negara itu.
Bureau 121 sangat dihargai di Korea Utara, mereka dipilih dan dilatih sejak berusia 17 tahun, demikian dikatakan seorang yang pernah belajar pada perguruan tinggi militer Korea Utara untuk ilmu komputer, atau University of Automation, sebelum kemudian ia membelot ke Selatan enam tahun yang lalu, seperti diceritakan oleh Reuters.
Para anggota Bureau 121 diperlakukan dengan sangat spesial seperti karyawan dari sebuah perusahaan perdagangan Korea Utara, demikian dilaporkan. Mereka dan keluarganya diberi apartemen besar oleh negara dan disposisikan sebagai bagian kelas atas dari Pyongyang. Mereka mendapatan insentif yang cukup besar dan menjadi orang kaya di Pyongyang. Juga dikatakan kepada Reuters bahwa para hacker di Bureau 121 adalah 100 mahasiswa yang lulus dari University of Automation setelah belajar 5 tahun di universitas tersebut dan pekerjaan ini diminati oleh lebih dari 2500 orang setiap tahunnya. Kim Heung-kwang, mantan profesor ilmu komputer di Korea Utara yang membelot ke Selatan pada tahun 2004 juga memberikan pernyataan yang sama kepada Reuters, bahwa adalah sebuah kehormatan bagi mereka yang dapat bergabung pada tim elit ini. Bagi mereka ini adalah pekerjaan kerah putih dan orang memiliki impian untuk ada di dalamnya.
Beberapa Serangnan Cyber ke Selatan
Selatan pun telah beberapa kali mendapatkan serangan dari para hacker utara. Salah satunya situs web presiden yang dirusak dengan spanduk bertuliskan “Hidup Jenderal Kim Jong Un, presiden reunifikasi!” Tahun lalu, lebih dari 30.000 PC di bank-bank Korea Selatan dan perusahaan penyiaran terkena serangan serupa yang para peneliti cybersecurity percaya bahwa itu diluncurkan dari Korea Utara.
Salah satu peretas dikenal sebagai DarkSeoul Gang, telah terlibat dalam aksi hacking selama lima tahun terhadap target Korea Selatan, menurut laporan perusahaan keamanan komputer Symantec tahun lalu. Kelompok tersebut termasuk 10 sampai 50 hacker yang digambarkan memiliki kemampuan yang “unik” untuk melaksanakan serangan dengan profil tinggi selama beberapa tahun. Namun apakah pertas ini salah satu dari Bureau 121, belum ada yang dapat membuktikannya.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana