(Business Lounge – News & Insight)-Meksiko dikabarkan bergejolak. Pergerakan massa tak terbendung lagi. Protes dan amarah dari ribuan warga Meksiko menjadikan Meksiko membara pada Sabtu malam, 9 November. Bermula dari hanya sekedar aksi berbaring di lantai saat aksi solidaritas seperti yang dapat kita lihat pada foto diatas hingga akhirnya kondisi memanas dan menimbulkan huru-hara.
Ribuan rakyat ini berjalan menghampiri Istana Negara dan menyerukan kemarahan mereka terhadap pemerintah sebagai ekspresi atas diberitakannya penemuan kuburan massal dari 43 mahasiswa yang dikabarkan menghilang dan meninggal setelah disiksa dan dibakar oleh sekelompok mafia. Aksi protes ini berlanjut pada aksi pembakaran pintu istana negara.
Tak hanya itu ratusan orang juga membakar sejumlah kendaraan dan melempar bom molotov ke arah kantor pemerintah di Guerrero, wilayah selatan Meksiko. Seperti dikutip oleh Al Jazeera, Presiden Meksiko, Enrique Pena Nieto mengecam pembakaran Istana Negara dan berkata “Ini tak dapat diterima. Seseorang berusaha memanfaatkan tragedi ini untuk membenarkan kekerasan,”. Presiden Meksiko mengatakannya di bandara Anchorage, Alaska dalam perjalanannya untuk menghadiri KTT APEC di Tiongkok.
Kemarahan rakyat dimulai saat diketahui setidaknya ada 43 mahasiswa yang hilang sejak 26 September lalu ketika melakukan protes menuntut kenaikan upah buruh. Para mahasiswa ini juga bermaksud melancarkan aksi kritik terhadap pemerintah Wali Kota Iguala, Jose Luis Abarca.
Mahasiswa yang hilang ini sebagian besar adalah pria berusia 20-an tahun yang menuntut ilmu menjadi guru di sebuah perguruan tinggi di pedesaan Ayotzinapa.
Satu hal yang semakin mengejutkan adalah pelaku penculikan 43 mahasiswa ini adalah polisi, yang kemudian menyerahkan mereka kepada kelompok mafia di Iguala. Para mafia ini lalu menyiksa dan membakar mereka hingga tewas.
Polisi sebetulnya telah menangkap Wali Kota Iguala, Jose Luis Abarca, dan istrinya, Maria de los Angeles Pineda, yang diduga menjadi dalang dari tragedi ini. Mereka ditangkap tanpa ada perlawanan sama sekali di sebuah rumah kontrakan di Mexico City Iztapalapa pada hari Selasa, 4 November .
Jaksa Agung Meksiko Yesus Murillo Karam mengatakan bahwa Abarca memberi perintah kepada polisi untuk menghentikan demonstrasi karena dipandang dapat menggangu suatu acara yang dipimpin oleh istrinya, Pineda. Selanjutnya, 43 mahasiswa tersebut ditembak dan satu mahasiswa tewas dinyatakan tewas ditempat.
Petugas kepolisian lalu menggiring para mahasiswa tersebut ke dalam sebuah bus dan menyerahkannya ke kelompok mafia, Guerrero Unidos. Pimpinan kelompok ini tak lain adalah Pineda.
Sejauh ini, polisi telah menangkap sekitar 72 tersangka lainnya. Rasa duka yang besar melingkupi hati keluarga karena lokasi mahasiswa yang hilang belum juga ditemukan. Kasus ini telah menjadi pemicu bagi serangkaian proses lainnya dan memberi dampak berkelanjutan di Iguala serta membuat Gubernur Guerrero, Angel Aguirre, menyerahkan jabatannya dan digantikan sementara oleh Rogelio Ortega.
Sebagai catatan, Meksiko dikenal sebagai negara yang kerap diterpa badai kasus pembunuhan oleh sindikat kriminal terorganisasi. Jika dikalkulasi maka dari tahun 2006 sudah ada 80 ribu orang lebih meninggal dunia akibat kekerasan sindikat.
Peristiwa serupa yang paling dekat sebelumnya adalah pada bulan Oktober lalu tersiar kabar tentang hilangnya seorang perempuan bernama Maria Del Rosario Fuentes Rubio yang sangat aktif dalam jurnalisme warga dan juga sering membahas dan juga memberitakan kasus-kasus kejahatan yang melibatkan mafia narkoba.
Febe/Journalist/VMN/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Antara