(Business Lounge – News &Insight) Hingga Kamis (2/10) tim penyelamat terus diterjunkan untuk melakukan evakuasi atas korban meletusnya Gunung Ontake yang terletak di sebelah Barat Tokyo, Jepang namun terhalang oleh derasnya hujan serta uap panas dan gas beracun yang masih terdapat di sana. Gunung Ontake telah meletus secara tiba-tiba pada Sabtu (27/9) lalu. Kejadian ini dianggap sebuah fenomena yang langka oleh karena tidak ada tanda-tanda bahwa gunung ini akan meletus, setelah 35 tahun sehingga tidak ada langkah-langkah antisipasi yang diambil untuk mengamankan banyak orang yang kemudian menjadi korban.
Setidaknya 47 orang kini diketahui telah meninggal dalam bencana gunung berapi terburuk di Jepang dalam hampir 90 tahun ini. Sejumlah orang pun masih belum ditemukan sehingga dikuatirkan mereka terkubur di tengah-tengah abu yang dikeluarkan oleh Gunung Ontake yang telah melapisi puncak gunung dengan ketebalan 40 cm – 50 cm. Para tim penyelamat juga harus menggunakan alat pemecah batu untuk menyelamatkan mereka yang terhimpit batu-batu besar.
Gunung Ontake yang populer di kalangan para pendaki gunung memang sedang dipenuhi pengunjung yang sengaja datang untuk menyaksikan warna warni pedesaan di sekitar gunung tersebut yang sedang memasuki musim gugur. Para pejalan kaki pun melakukan hiking pada jalan-jalan setapak dan beberapa menikmati makan siang mereka ketika Gunung Ontake ini meletus dan melemparkan bebatuan dengan kecepatan 300 km/jam demikian keterangan yang dilansir oleh AFP. Hal ini jelas menimbulkan suatu kepanikan bagi seluruh warga yang sedang berada di sekitar gunung. Namun mereka tidak dapat menyelamatkan diri mereka.
Biasanya selalu ada waktu yang cukup untuk melakukan evakuasi serta melakukan peringatan apabila sebuah gunung berapi akan meletus. Tetapi pada kejadiaan ini, tidak ada tanda apa pun bahwa Gunung Ontake akan meletus. Pejabat pariwisata pun tetap melakukan promosi untuk datangnya pengunjung menyaksikan suasana musim gugur di sana. Tetapi memang pada awal pekan lalu entah mengapa jumlah pengunjung menurun drastis hingga hanya 10-20 % dari jumlah biasanya.
uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara, youtube