Memberdayakan SDM melalui Brain Circulation dan Brain Gain

(Business Lounge – Empower People) Beberapa kali berpindah dari satu perusahaan asing ke perusahaan asing lainnya membuat saya banyak bertemu dengan para expatriate. Selain mereka yang berasal dari benua Eropa dan Amerika, banyak dari mereka juga berasal dari Filipina, India, dan Bangladesh. Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Indonesia merupakan rumah yang sangat nyaman bagi para pekerja asing. Apalagi jika mereka dan keluarganya diperlengkapi dengan berbagai fasilitas dan jaminan kesejahteraan. Hal ini menjadi sebuah daya pikat bagi para pekerja asing untuk mengadu nasib di Indonesia.

Lalu bagaimana dengan SDM Indonesia? Beberapa teman pun mulai mencoba mengadu peruntungannya ke luar Indonesia. Paling banyak mungkin ke Singapur, beberapa ke Australia serta Hongkong, namun ada juga yang sampai ke Dubai. Dari pembicaraan dengan mereka saya simpulkan bahwa banyak hal telah mereka peroleh di luar sana dan itu mampu mengubah mindset mereka. Tidak hanya itu, mereka bebas mengeksplor diri mereka sehingga ilmu mereka pun semakin terasah. Lalu apakah mereka akan kembali ke negeri tercinta ini pada suatu hari nanti? Belum tentu. Bisa ya, bisa juga tidak. Tetapi kebanyakan memilih menetap di sana. Apalagi jika sebelumnya mereka adalah pelajar yang menuntut ilmu di sana.

Sebenarnya apa yang dicari oleh para SDM Indonesia di luar sana? Apakah semata-mata uang dan semua fasilitas? Dari apa yang saya dapatkan dari beberapa teman adalah sebuah pola hidup dan pola pikir yang berbeda serta kesempatan untuk dapat semakin berkembang. Untuk pola hidup dan pola pikir serta kesempatan untuk berkembang itu pulalah membuat  beberapa dari mereka berani mengubah kewarganegaraannya.

Hal ini merupakan sebuah pencetus terjadinya Brain Drain yang sebelumnya juga pernah terjadi pada negara-negara lain seperti Tiongkok, India dan Pakistan, yaitu sebuah situasi berpindahnya para kaum intelektual keluar dari negaranya. Hal ini jelas akan menimbulkan sebuah kelangkaan SDM yang potensil pada negara tersebut. Dalam cakupan lokal, mungkin kita sudah dapat menebak apa yang akan terjadi apabila semua orang yang telah lulus sarjana meninggalkan desanya dan memilih bekerja di kota. Maka dapat dipastikan betapa sulitnya desa tersebut untuk berkembang. Sesuatu yang fenomenal namun memang demikian kenyataannya. Seorang presiden direktur dari sebuah perusahaan asuransi pernah berbincang dan menceritakan bagaimana ia bertemu dengan dokter-dokter Indonesia yang prakter di Singapur. Mereka memilih bekerja di sana karena dapat memperoleh kesempatan yang lebih untuk berkembang.

Pada sisi yang lain, sesuatu yang unik yang saya perhatikan dari beberapa expatriate yang saya temui sebelumnya. Mereka memiliki ikatan yang kuat dan sering kali satu dari mereka akan mendatangkan lebih banyak lagi bangsa mereka. Lalu ketika mereka kembali ke negara mereka tidak jarang mereka pun beramai-ramai kembali ke sana. Ini merupakan bagian dari brain circulation yaitu sebuah kondisi ketika para kaum intelek yang mencari tempat di negara mana pun untuk dapat menimba ilmu sebanyak-banyaknya dan kemudian kembali ke negaranya dengan bekal ilmu tersebut.

India dan Tiongkok telah melewati kedua tahapan ini dan bahkan kini sampai kepada brain gain, yaitu ketika para kaum intelek dapat tersebar di seluruh pelosok bumi ini namun mereka tetap menyatukan pemikiran dan kemampuan mereka untuk membangun negeri mereka sendiri. India dan Tiongkok telah menerapkan brain gain policy dan efeknya seperti apa yang dapat kita saksikan saat ini.

Jika kita mau menghitung berapa SDM bangsa ini yang telah tersebar di seluruh penjuru bumi, mungkin kita pun sudah kewalahan untuk menghitungnya. Bayangkan jika mereka semua bersama-sama kembali dan dapat menerapkan ilmu yang mereka miliki untuk membangun bangsa ini. Tentu akan luar biasa sekali kemajuan bangsa ini. Namun untuk sampai ke sana maka akan sangat perlu adanya kesiapan yang dibuat sehingga mereka pun tidak merasa rugi untuk kembali ke bangsa ini.

Memang sudah saatnya untuk dapat menerapkan brain circulation dan brain gain atas bangsa kita ini guna mencapai kemajuan yang sebesar-besarnya. Bukan suatu hal yang tabu untuk menuntut ilmu di luar sana, tetapi suatu keharusan untuk mempergunakannya bagi kemampuan bangsa. Jika perlu setiap pemilik usaha memang memiliki program untuk mengirimkan para SDM-nya secara berkala untuk belajar keluar Indonesia dan mendapatkan ilmu yang sebanyak-banyaknya.

ruth_revisiRuth Berliana/Managing Partner Human Capital Development/VMN/BL

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x