(Business Lounge – News) Departemen Keuangan Amerika Serikat telah menetapkan aturan baru terkait dengan kepemilikan perusahaan oleh individu yang berhubungan dengan pemberian sanksi oleh AS atas suatu negara. Hal ini berarti bahwa setiap perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh mereka yang berkebangsaan tersebut (baik individu maupun kolektif) dengan total kepemilikan setidaknya 50 persen, maka perusahaan tersebut dapat terkena sanksi. Demikian berita yang tercantum pada website department keuangan AS.
Sebelumnya peraturan Pengawasan Aset Luar Negeri mengatur bahwa sanksi terkait di atas hanya dapat diberikan kepada perusahaan dengan kepemilikan 50 persen atau lebih dari satu individu yang terkena sanksi. Namun sekarang peraturan ini telah mengalami perubahan sehingga tidak hanya kepemilikan tunggal tetapi juga termasuk kepemilikan kolektif dengan total lebih dari 50%.
Perusahaan-perusahaan yang demikian dapat dimasukan ke dalam daftar hitam oleh Department Keuangan AS. Memang hal ini merupakan kewajiban Department Keuangan AS termasuk dalam menjalankan sanksi yang dijatuhkan oleh AS.
Sebagai dampaknya, beberapa perusahaan yang dimiliki oleh tiga milyader Rusia yaitu Gennady Timchenko, Boris Rotenberg, dan Arkady Rotenberg (dengan kepemilikan masing-masing 25%) dapat di masukan kedalam daftar hitam demikian dilansir oleh Reuters.
Ketiga milyader tersebut telah diperhitungkan kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin sehingga dimasukan kedalam daftar hitam sejak bulan Maret setelah Rusia melakukan aneksasi wilayah Crimea.
Langkah ini kemungkinan akan memperluas jangkauan sanksi terhadap Rusia, ketika pemerintahan Obama menekan Presiden Vladimir Putin untuk berhenti mendukung separatis pro-Rusia di Ukraina. Aturan yang direvisi akan muncul untuk menjerat Asuransi Rusia OAO Sogaz Insurance Group, yang lebih dari 50 persen sahamnya dimiliki oleh kombinasi OAO Bank Rossiya dan Volga Group.
AS menambahkan Bank Rossiya dan pemegang saham miliarder Yury Kovalchuk telah dimasukkan ke daftar sanksi pada 20 Maret setelah aneksasi Rusia Crimea. Hal ini juga menempatkan miliarder Gennady Timchenko pada daftar individu yang diblokir pada waktu itu, dan pada bulan April daftar ini kembali ditambahkan Timchenko dari Volga Group.
Bank Rossiya
Sebuah unit Bank Rossiya mengurangi sahamnya di Sogaz menjadi 48,5 persen dari sebumnya 51 persen pada tanggal 11 Maret, menurut sebuah pengungkapan peraturan di website perusahaan asuransi. Ini dilakukan untuk menghindari kemungkinan dijatuhkannya sanksi. Namun, tetap saja saham Sogaz sebanyak 12,5 persen dimiliki oleh Volga Group dari Timchenko, demikian diberitakan oleh situs Volga, sehingga jumlah kepemilikan oleh entitas yang terkena sanksi tetap melebihi ambang batas yang diberlakukan oleh Departemen Keuangan AS.
Arena Events Oy dari Finlandia, yang memiliki dan mengoperasikan stadion Helsinki, bisa juga terkena dampak dari perubahan peraturan ini. Menurut website-nya, setengah saham dari Arena Events dimiliki oleh Timchenko berbasis Luxembourg Volga Group dan setengah lagi dimiliki oleh Oy Langvik Capital, sebuah perusahaan investasi milik keluarga Rotenberg. Saudara Arkady dan Boris Rotenberg yang juga terkena sanksi oleh Amerika Serikat pada Maret lalu.
Seorang juru bicara Departemen Keuangan menolak untuk mengomentari bagaimana perubahan peraturan ini telah berdampak pada Sogaz dan Arena Events.
Afif Bahar/Analyst Vibiz Research Vibiz Consulting/VMN/BL
Editor: Ruth Berliana
Image: Antara