Liberia Menutup Rumah Sakit Setelah 7 Anggota Stafnya Terkena Ebola

(Business Lounge – World News) – Liberia menutup sebuah rumah sakit besar di ibukota Monrovia kemarin setelah seorang imam Spanyol dan enam staf lainnya terkena Ebola, sementara  jumlah korban tewas akibat wabah terburuk ini mencapai jumlah tertinggi sebanyak 932 di Afrika Barat.

Mewabahnya penyakit yang mematikan ini telah membuat sistem perawatan kesehatan dasar kewalahan dan mendorong adanya pengerahan tentara untuk mengkarantina daerah paling parah di wilayah perbatasan terpencil di Guinea, Liberia dan Sierra Leone.

Organisasi Kesehatan Dunia melaporkan adanya 45 kematian baru dalam tiga hari sampai tanggal 4 Agustus, dan para ahli melakukan pertemuan darurat di Jenewa kemarin. Mereka dijadwalkan untuk membahas apakah wabah ini merupakan “Public Health Emergency of International Concern” dan langkah-langkah baru yang perlu dilakukan untuk mengatasi wabah ini.

Alarm internasional atas penyebaran penyakit ini meningkat ketika seorang warga negara AS tewas di Nigeria akhir bulan lalu ketika terbang ke sana dari Liberia. Menteri kesehatan mengatakan kemarin bahwa seorang perawat Nigeria yang telah merawat almarhum Patrick Sawyer juga meninggal karena Ebola, dan lima orang perawat lainnya dirawat di bangsal isolasi di Lagos, kota terbesar di Afrika.

Di Arab Saudi, seorang pria yang dicurigai terjangkit Ebola selama perjalanan bisnis baru-baru ini ke Sierra Leone juga meninggal dini hari kemarin di Jeddah, kata Kementerian Kesehatan. Arab Saudi telah menangguhkan visa haji dari negara-negara Afrika Barat.

Liberia, di mana jumlah korban yang tewas meningkat dengan sangat cepat, sedang berjuang untuk mengatasinya. Banyak warga yang panik, dalam beberapa kasus membuang mayat anggota keluarganya ke jalan-jalan Monrovia untuk menghindari tindakan karantina.

Di bawah hujan deras, sirene ambulans terlihat meraung-raung melalui jalan-jalan yang sepi di Monrovia sementara warganya mengikuti permintaan pemerintah untuk mereka tetap tinggal di rumah selama tiga hari untuk berpuasa dan berdoa.

“Semua orang takut Ebola. Anda tidak bisa mengatakan siapa yang memiliki Ebola atau siapa yang tidak. Ebola tidak seperti suatu tanda yang dapat Anda lihat dan kemudian Anda lari, “kata Sarah Wehyee saat dia mengumpulkan makanan di sebuah pasar di Paynesville, sebuah daerah pinggiran timur Monrovia.

Rumah sakit Katolik St Joseph ditutup setelah direktur rumah sakit Kamerun meninggal akibat Ebola, kata pihak berwenang. Enam staf nya telah diuji juga dan  positif untuk penyakit ini, termasuk dua biarawati dan imam Spanyol berusia 75 tahun Miguel Pajares.

Tiga dari spesialis Ebola terkemuka dunia mendesak WHO untuk menawarkan orang-orang di Afrika Barat kesempatan untuk mengambil obat eksperimental juga, tapi badan mengatakan “tidak akan merekomendasikan obat yang tidak melalui proses normal perizinan dan uji klinis. “

Ebola ini sangat menular. Ini membunuh lebih dari setengahnya orang-orang yang terkena. Korban menderita demam, muntah, diare dan pendarahan internal dan eksternal.

Arum/Journalist/VM/BL
Editor: Iin Caratri

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x