Successor : The Friend/Foe Dilemma -…and How to Make the Best of Situation !
Jikalau Anda mendapatkan pertanyaan pada hari ini, siapakah yang akan menggantikan posisi Anda apabila dengan segera Anda ditarik dari posisi Anda saat ini?
Mungkin hal ini tidak pernah terpikir oleh Anda sebelumnya. Anda hanya berpikir, kalau saya hendak mengajukan cuti agak panjang, maka siapakah yang akan menangani pekerjaan saya? Kemudian Anda mulai mencoba berskenario, apakah itu boss Anda, atau pun teman sejawat Anda. Kalau anak buah Anda? Mungkin Anda tetap berpikir bahwa anak buah tetap membutuhkan seorang yang lebih senior untuk mengcovernya.
Apakah perlu memikirkan ada atau tidaknya pengganti Anda?
Apakah perlu memikirkannya hanya untuk sementara waktu atau untuk jangka panjang?
Successor, demikian orang menyebutnya. Juga termasuk di dalam bidang politik. Bagi beberapa orang, successor dapat menjadi ancaman sehingga harus diperhatikan gerak-geriknya, diawasi bahkan tidak jarang diupayakan untuk “menjegalnya”. Tetapi apakah sebenarnya harus demikian?
Kesalahan fatal. Itu komentar yang tepat bagi mereka yang “menjegal” successor-nya sendiri.
Zaman telah berlalu dan waktu telah berganti. Jika mau berkembang, seseorang harus menciptakan successor baginya.
Succession Planning
Succession Planning merupakan suatu proses pengidentifikasian dan pengembangan SDM internal yang memiliki potensi untuk mengisi posisi pimpinan perusahaan. Perencanaan suksesi ini bertujuan untuk meyakinkan bahwa organisasi akan selalu dapat berjalan dengan baik saat organisasi harus kehilangan orang-orang pentingnya.
Bayangkan saja apabila seorang Marketing Head tiba-tiba mengundurkan diri? Sementara posisi paling senior yang dibawahinya adalah seorang assistant manager atau malah seorang supervisor. Kemana si manager? Kemana si vice president? Mengapa tidak ada pengganti ketika sang manager mengundurkan diri? Mengapa tidak ada orang yang dapat dinilai capable untuk menduduki posisi manager tersebut? Bayangkan saja bagaimana jadinya marketing department tanpa seorang Markerting Head, tanpa seorang manager? Sementara marketing dapat dikatakan jantungnya perusahaan. Money maker, demikian orang menyebutnya.
Sehingga apabila ada tindakan ”menjegal” successor, maka itu adalah tindakan yang sangat tidak terpuji. Ataupun tidak memikirkan untuk menciptakan successor, itu merupakan sebuah “kebodohan”. Jika ingin maju dan berkembang, maka setiap pemimpin harus mempunyai successor. Bukan merupakan suatu sikap mental bahwa suatu hari hendak mengundurkan diri, namun suatu sikap positif bahwa setiap orang akan berkembang dan semakin naik lebih tinggi.
Berikut adalah hal-hal yang berkaitan dengan succession planning yang perlu diperhatikan:
1. Recruitment
Recruitment haruslah berjalan sesuai dengan kompetensi yang seharusnya dimiliki oleh sebuah posisi yang kosong. Jika tidak sesuai, maka jangan memaksakannya. Anda tidak akan mendapatkan successor yang berkualitas jika Anda mengabaikan hal ini.
2. Development Program
Setiap SDM yang ada haruslah dibuatkan suatu development program yang bertujuan mempersiapkannya untuk naik ke jenjang yang lebih tinggi lagi. Hal ini dapat berupa pendidikan dan latihan termasuk pengembangan pengetahuan, ketrampilan, dan kecakapan. Selain itu juga perlu adanya pemberian kesempatan untuk memegang tanggung jawab langsung sehingga siap untuk ditingkatkan atau dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi.
3. Performance Management
Dengan adanya performance management maka setiap SDM mengetahui nilai atas dirinya, apa yang sudah baik dan apa yang masih harus dikembangkan. Dengan demikian dapat ditentukan
4. Talent Pool
Dengan adanya talent pool maka hal ini akan sangat membantu berlangsungnya succession planning. Mereka yang teridentifikasi sebagai STAR dapat digrooming untuk menjadi calon pemimpin. Pemikiran mengenai perlunya bibit unggul atau “talent mindset” harus menjadi bagian dari budaya kepemimpinan sehingga penerapan konsep manajemen talenta dapat terlaksana secara lebih efektif.
Masih ada beberapa faktor lainnya yang dapat terkait dengan succession planning namun keempat hal di atas adalah sangat penting untuk diperhatikan dengan seksama. Jika salah satu belum berfungsi dengan baik, makasuccession planning pun belum dapat berjalan sesuai dengan yang seharusnya.
Namun pada intinya yang harus diperhatikan adalah bahwa setiap orang yang adalah seorang pemimpin tanpa terkecuali, apakah tim kecil atau pun besar, haruslah mempersiapkan successor bagi dirinya. Tidak memperlakukannya sebagai seorang pesaing namun memperlakukannya sebagai teman sejawat.
Mulailah mengidentifikasi dan tentukan successor Anda.
(Ruth Berliana/IC/BL)
Editor : Iin Caratri