Wanna Success? Be Proactive to Change !
Read this article and be ready to change
(Business Lounge – Strategic) – Banyak orang takut berubah. Berubah disini bukan hanya berbicara berubah secara fisik, tetapi juga di dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari. Kalau dipikir, mengapa orang takut untuk berubah? Karena senang di zona nyaman. Jika Anda ingin menjadi seorang enterpreneur, banyak sisi di dalam kehidupan Anda yang harus Anda ubah. Pertanyaannya saat ini, bagaimana supaya kita bisa berubah?
Mungkin kita familiar dengan kalimat yang menjadi artikel ini, Proactive to Change. Atau Anda bahkan sudah pernah mengikuti program Corporate Wide Learning yang bertajuk “Proactive to Change” ini? Jika belum, ada baiknya Anda luangkan waktu sejenak untuk menyimak artikel ini. Ada banyak pembelajaran dan manfaat yang mungkin bisa anda petik di sini. Selamat membaca!
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menghadapi perubahan
Memang tidak banyak orang yang menyukai perubahan. Walau demikian, nyatanya perubahan tak bisa dihindari. Oleh karena itu kita memerlukan sikap proaktif agar senantiasa mampu menghadapi berbagai macam perubahan.
Dr. Viktor Emil Frankl menggunakan kata proaktif untuk menggambarkan orang yang mengambil tanggung jawab untuk hidupnya daripada mencari penyebab dalam keadaan luar atau orang lain. Frankl menekankan pentingnya keberanian, tanggung jawab, ketekunan, individu, dan kesadaran akan adanya pilihan, terlepas dari situasi atau konteks. Membatasi pilihan semata-mata untuk pilihan reaktif dan proaktif dapat menghambat kebebasan pilihan. Selain itu, dapat memunculkan resiko menghambat inovasi dan kreativitas.
Dalam membahas tentang proaktif, maka kita bicara juga tentang sikap reaktif dan aktif.
Jika sikap reaktif akan merespons stimulus dengan spontan, sikap aktif akan meresponnya dengan aksi, sedangkan sikap proaktif akan merespon stimulus dengan berpikir sebelum melakukan aksi. Proses dari stimulus menjadi respons merupakan hal yang bebas dipilih oleh tiap individu. Adapun jenis stimulus yang mampu menghasilkan respons biasanya berkisar mengenai kesadaran diri, imajinasi, hati nurani, dan kehendak bebas.
Bentuk stimulus dan respons yang terjadi dipengaruhi oleh dua hal, yakni hal yang ada dalam kendali kita dan di luar kendali kita. Walau demikian selalu saja ada yang menghambat kita untuk mengambil sikap proaktif, seperti malas (berargumentasi, perubahan, pemikiran baru), enggan keluar dari comfort zone, takut bertemu pimpinan, dan lain-lain.
Untuk menjadi proaktif maka bisa dimulai dengan mengambil inisiatif, pantang menyerah, dan menyelesaikan hal yang sudah Anda mulai.
Zona Nyaman ke Pantang Menyerah
Banyak orang berpikir ”empowerement” (pemberdayaan) adalah ide yang baik karena dapat memberikan penghargaan terhadap hasil kerja dan produknya jauh lebih baik untuk perusahaan. Namun ternyata empowerment butuh banyak sekali inisiatif sehingga menyulitkan, Selain itu, perubahan tersebut membutuhkan banyak kwaktu untuk beradaptasi. Bagaimana caranya bersikap proaktif terhadap perubahan ? Empat model dalam menghadapi perubahan ditampilkan dalam Diagram 2.
Sikap proaktif dalam menghadapi perubahan adalah dengan mengenali proses perubahan. Berikut adalah penjelasan mengenai prosesnya.
SIAPA SAYA?
Ada beberapa hal yang perlu diamati dari diri Anda untuk bisa lebih mengenali diri, yaitu kekuatan, kelemahan, kendala yang kerap muncul dan kesempatan yang Anda miliki. Mengetahui kekuatan diri akan membantu Anda dalam menentukan kontribusi pada perusahaan serta mengetahui kepemimpinan diri akan memudahkan Anda bersikap proaktif, inisiatf dan kreatif. Begitu pun dengan menyadari kelemahan diri akan menginisiasi sebuah perubahan diri menjadi lebih baik. Kenali pula kendala yang sering muncul sehingga Anda mampu membuat langkah antisipasi melalui kekuatan yang Anda miliki. Sedangkan memahami kesempatan yang Anda miliki memudahkan Anda membuat visi hidup yang akan diraih di masa depan. Lengkapi “informasi” mengenai diri dari apa kata rekan Anda mengenai Anda, serta apa yang diri Anda katakan mengenai diri sendiri.
DIMANA SAYA SEKARANG ?
Langkah berikutnya adalah mengetahui pencapaian atau proses menuju tujuan hidup Anda sudah sampai mana. Dalam hidup tentunya kita menginginkan banyak hal yang lebih baik, seperti jabatan, penghargaan, materi, rumah yang besar, kebebasan, kesehatan, ataupun kedamaian hidup. Namun keinginan tersebut sering kali berbenturan dengan kondisi lingkungan. Dalam situasi ini, Anda perlu mengetahui sudah sejauh mana Anda mengusahakan yang ingin Anda wujudkan. Mau tidak mau, anda perlu melakukan perubahan. Lalu apakah Anda termasuk karakter yang merespons perubahan dengan cepat atau takut berubah?
KE MANA SAYA AKAN MENUJU
Untuk dapat mengetahui arah dan langkah dari perubahan, maka Anda perlu mengetahui apa yang diinginkan dan hal apa yang mampu memotivasi.
Langkah yang perlu Anda coba lakukan adalah :
a. Mengidentifikasi Tujuan.
Identifikasi apa yang ingin diubah serta tanyakan pada diri sendiri mengapa ingin melakukan, contohnya :
- Tingkat penghasilan : berapa banyak uang yang anda tetapkan untuk didapatkan?
- Gaya hidup : gaya hidup seperti apa yang Anda tetapkan untuk dijalani?
- Karier : karier seperti apa yang ingin Anda raih dalam bekerja?
- Kesehatan : tingkatan kesehatan seperti apa yang Anda inginkan?
- Hubungan sosial : jenis dan hubungan seperti apa yang ingin Anda miliki?
b. Analisi Kondisi
Coba telisik kondisi Anda dan lingkungan lalu kaitkan dengan tujuan Anda.
c. Identifikasi Kesenjangan.
Kesenjangan bisa hadir dalam bentuk seperti keahlian (skill), perilaku, pengetahuan dan dukungan (support) yang dibutuhkan. Untuk mengatasi kesenjangan tersebut, maka ajukanlah pertanyaan berikut :
• Bagaimana cara saya mendapatkan pengetahuan dan keahlian untuk perubahan dan menghadapinya dengan positif?
• Apakah saya perlu mengubah atau menyempurnakan tujuan hidup saya?
BAGAIMANA SAYA BISA SAMPAI KESANA
Terdapat langkah untuk mampu mencapai tujuan Anda yaitu dengan melakukan rencana Aksi Individu sebagai berikut.
1. Prioritaskan
Perubahan yang terjadi memaksa kita untuk dapat terus berkompetisi karena perusahaan harus mampu memproduksi lebih banyak, lebih cepat, lebih berkualitas namun tetap terjangkau. Untuk itu, seorang harus bisa memprioritaskan secara efektif. Untuk menentukan apa yang harus dilakukan agar organisasi berhasil adalah fokus pada tujuan organisasi/tim dan kebutuhan konsumen : identifikasikan siapa konsumen Anda, hindari waktu yang tidak produktif, dan tentukan apa yang penting, dengan mengajukan pertanyaan seperti ini : Bagaimana Anda menjelaskan mengenai kualitas ? Apa deadline saya? Apa yang harus saya hasilkan ? Dan bagaimana hal tersebut digunakan? Cek kembali harapan mereka sebelum Anda memberikan harapan yang lebih tinggi atau mengambil jalan pintas yang dapat mengurangi hasilnya. Proaktif untuk memperluas sumber daya yang lain untuk membantu menyelesaikan tujuan Anda.
2. Ukur Hasilnya
Banyak orang beranggapan pengukuran adalah suatu cara untuk menangkap ketika seseorang salah melakukan tugasnya. Padahal seharusnya pengukuran itu digunakan untuk menangkap ketika seseorang melakukan sesuatu dengan benar. Tanpa hal tersebut bagaimana Anda dapat merayakan keberhasilan dan meningkatkan ?
Hal yang diperlukan untuk diukur adalah : tingkat kepuasan pelanggan (eksternal/internal), profit atau cost (bukan lost), revenue/sales, produktivitas, waktu dan kualitas. Proaktiflah untuk mengukur pencapaian kinerja walaupun harus menunggu orang lain untuk melakukannya. Semisal melakukan survey sederhana untuk melihat kepuasan di tempat kerja, menanyakan feedback secara periodik, serta mencatat hasil untuk mendapatkan titik.
3. Memberikan Bimbingan
Dengan meningkatkan kesempatan untuk meraih keberhasilan dan menyiapkan diri Anda sendiri untuk mengambil tanggung jawab yang baru, seperti mempimpin rapat, menyiapkan laporan tim, atau melakukan kunjungan ke ”prime customer”.
Seseorang dengan pengalaman yang banyak membantu menyiapkan dan mengingatkan Anda bagaimana nilai potensi sebuah masalah.
4. Melibatkan dan Mendukung Orang Lain
Dengan melakukan hal ini maka Anda akan membantu meningkatkan ide-ide yang luar biasa. Anda akan mendapatkan masukan dari orang lain yang sangat memungkinkan dapat menyelesaikan
5. Jangan Cepat Puas, Teruslah Belajar
Anda perlu terus mempelajari hal-hal baru dengan cara yang lebih baik lagi untuk melakukan sesuatu. Bila mempelajari hal baru, Anda akan sering mendapatkan yang dibutuhkan untuk lebih berhasil. Jika tidak pernah merasa cukup terhadap apa yang telah Anda capai, Anda akan selalu terbuka untuk terus belajar dan berkembang.
6. Cari Cara untuk Terus Memperbaiki
Melakukan aktivitas individu perlu dilakukan agar dapat meningkatkan diri dengan mengukur hasilnya. Sebuah organisasi akan memperbaiki proses dan produknya terus menerus. Mereka akan berupaya meningkatkan produktivitas dan keterampilan dari tingkat terendah.
Semoga sikap proaktif yang rutin diasah mampu melekat menjadi sebuah kebiasaan baik sehingga Anda mampu menikmati perubahan yang terjadi dan selalu siap menghadapi perubahan.
Glory/Businesslounge
Editor : Michelle Xu