(Business Lounge – Business Today) AirAsia yakin bahwa perusahaan patungannya dengan India akhir tahun ini dapat mulai beroperasi. Tony Fernandes, menyatakan bahwa tidak ada tanggal yang spesifik untuk AirAsia, tetapi ia ingin maskapai penerbangan ini dapat mulai di bulan Oktober mendatang.
Maskapai ini awalnya akan memiliki 3-4 Airbus jet, dan akan menambah 10 pesawat setiap tahunnya.
Jumpa pers Mr Fernandes dengan Mr Singh adalah yang pertama sejak hal ini diumumkan pada Februari lalu. AirAsia akan memiliki 49% saham di perusahaan patungan yang disebut AirAsia (India) Pvt.
Usulan investasi AirAsia ini dimulai ketika aturan untuk investasi asing memungkinkan untuk memiliki saham operator asing hingga 49%.
Selasa lalu, Mr Fernandes bertemu dengan 5 menteri untuk menggalang dukungan bagi rencana bisnis AirAsia. Saat ini, AirAsia sedang menunggu persetujuan dari kementrian penerbangan sipil India untuk memulai penerbangannya.
Menurut Menteri penerbangan, proses persetujuan akan memakan waktu yang lama.
Operator lokal berjuang untuk menghasilkan keuntungan, dibebani dengan biaya operasional dan keuangan yang tinggi, di tengah penurunan lalu lintas penumpang.
Beban terbesar untuk penerbangan di India adalah tingginya biaya bahan bakar. Biaya bahan bakar jet di India adalah yang tertinggi di dunia, terutama karena pajak negara yang tinggi.
Tujuan utama dari Mr Fernandes adalah menawarkan tarif yang rendah di negara yang sebagian besar maskapai penerbangan meningkat.
Bagian dari strategi untuk menurunkan biaya terbang adalah untuk menghindari rute yang lebih populer dan mahal, seperti Mumbai dan Delhi, yang memiliki biaya bandara yang tinggi. Operasi dari Mumbai dan Delhi, India adalah penduduk yang paling padat dan bukan merupakan prioritas AirAsia.
Fokus AirAsia adalah mengembangkan lalu lintas baru, New Delhi dan Mumbai memiliki 50% dari lalu lintas penerbangan di India. Dengan biaya bandara yang tinggi pada tahun lalu, hal ini memaksa afiliasi jarak jauh perusahaan untuk menangguhkan penerbangan ke Mumbai dan Delhi.
(ic/IC/BL-WSJ)