(Business Lounge – Business Today) – Semakin dekat jalan Google Inc untuk mengakuisisi Waze Inc, aplikasi navigasi dan lalu lintas, senilai lebih dari US$1 miliar, kata sumber yang mengetahui perundingan. Pembelian ini didorong rencana Google menawarkan layanan navigasi yang lebih baik di seluruh dunia.
Kesepakatan ini akan menjadi akuisisi dengan nilai terbesar keempat yang pernah dilancarkan Google. Hasil kesepakatan akan diumumkan secepatnya pekan ini, sahut sumber tersebut.
Perjanjian ini bakal mengakhiri negosiasi berbulan-bulan terkait nasib Waze, aplikasi yang sudah beroperasi selama lima tahun. Selain Google, Waze juga berhasil memikat pelamar lain, termasuk Apple Inc dan Facebook Inc, demikian keterangan beberapa sumber.
Tingginya minat akan akuisisi Waze menggarisbawahi pentingnya fungsi pemetaan untuk menjaga kesetiaan konsumen di sektor perangkat mobile. Pengembang aplikasi juga sangat bergantung pada perangkat lunak pemetaan dari Google dan penyedia data lain. Berkat data pemetaan, pengembang dapat melayani pengguna yang ingin mengetahui seberapa dekat mereka dengan teman, restoran, atau tujuan lain.
Perwakilan dari Google dan Waze menolak berkomentar mengenai negosiasi ini.
Aplikasi ini, menurut perusahaan, digunakan di sekitar 190 negara. Waze mengacu pada informasi Global Positioning System (GPS) untuk mempelajari arus lalu lintas, juga menyediakan pilihan rute yang lebih baik bagi pengendara.
Waze memiliki komunitas beranggotakan lebih dari 70 ribu pengguna yang mengedit peta serta menambahkan detail khusus, termasuk harga bahan bakar di pompa bensin. Selain itu, Waze juga mengajak pengendara untuk mewaspadai titik-titik rawan seperti kecelakaan lalu lintas.
Menurut seorang sumber, Waze pasca-akuisisi dapat bertahan sebagai aplikasi yang berdiri sendiri. Data mereka bisa diintegrasikan secara terpisah dengan layanan peta yang kini disediakan Google. Sebaliknya, informasi dari Google Maps bisa diintegrasikan dengan Waze, katanya menambahkan.
Sebagian pendapatan Waze bersumber dari penjualan iklan di dalam aplikasi dan lisensi data ke perusahaan lain. Aplikasi ini sangat populer di sejumlah negara berkembang di beberapa kawasan, termasuk Asia Tenggara dan Amerika Latin.
Sumber : Wall Street Journal