(Business Lounge – Inspiration), Hidup yang bahagia adalah ketika kita tidak melihat berdasarkan kehidupan orang yang diatas kita, melainkan ketika kita melihat berdasarkan kehidupan orang yang dibawah kita..karena dengan itu, kita akan lebih tahu MAKNA DARI BERSYUKUR..
Kadang sebagai manusia, kita suka merasa hidup kita itu terlalu banyak dituntut, dan terlalu banyak kita tidak bersyukur karena merasa apa yang kita alami terlalu berat. Padahal, kalau kita pikirkan, hidup kita itu banyak lebih beruntung dibandingkan dengan orang lain.
Akhir-akhir ini, media massa banyak membahas mengenai Tasripin, seorang bocah berusia 12 tahun yang harus membiayai ketiga adik-adiknya.
Kisahnya memang banyak menyentuh banyak orang, termasuk Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono merespons dan memberi perhatian kepada Tasripin.
“Kisah Tasripin, Banyumas, usia 12 tahun, yang menjadi buruh tani untuk menghidupi ketiga adiknya sungguh menggores hati kita,” demikian ditulis oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Kamis (18/4/2013) pukul 08.20 WIB.
Tasripin memang hidup dengan bekerja keras untuk menghidupi ketiga adiknya, Dandi, Riyanti, dan Daryo. Rumah yang mereka tempati hanya terbuat dari papan berukuran 5 meter x 6 meter dengan lantai beralaskan semen yang pecah-pecah, serta hanya dua kursi panjang dan satu meja kayu yang menjadi perabot rumahnya. Tasripin putus sekolah pada saat ia duduk di bangku kelas III SD karena harus mengurus ketiga adiknya.
Mereka juga tumbuh tanpa sosok ibu yang mengayomi mereka. Satinah, ibu mereka meninggal pada usia 37 tahun akibat longsoran batu saat menambang pasir di dekat rumahnya. Sedangkan Kuswito (42), ayah mereka, merantau di Kalimantan untuk bekerja di pabrik kayu bersama Natim (21), anak sulungnya. Ayahnya mengirimkan uang untuk Tasripin dan ketiga adiknya sebesar Rp 800.000,- perbulan. Jumlah tersebut memang terlalu sedikit untuk biaya hidup sehari-hari yang memang sangat tinggi. Karena itu, untuk menghidupi adik-adiknya, ia bekerja sebagai buruh tani pada tetangganya, dan juga kadang bekerja serabutan untuk mendapatkan uang, kadang harus mengangkut barang sejauh 2 km dari sawah ke rumah juragannya. Upahnya sangat sedikit, yaitu kadang ia dibayar hanya Rp 10.000,- atau dibayar dengan beras oleh juragannya. Bahkan, shampoo merupakan barang mewah baginya dan adik-adiknya. Namun, meskipun ia harus bekerja keras untuk menghidupi adik-adiknya, ia tidak pernah mengeluh.
Kisah hidupnya memang banyak mengundang simpati banyak orang. Sekarang, berkat bantuan dari Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Tasripin dan adik-adiknya bisa hidup layak. Presiden RI memberikan bantuan berupa dana untuknya dan adik-adiknya supaya Tasripin bisa hidup dengan baik dan bisa melanjutkan sekolahnya.
Bukan hanya mendapatkan bantuan berupa uang, Tasripin juga mendapatkan bantuan berupa rehab rumah tinggal yang selama ini ditempatinya. Rumah Tasripin yang berada di Desa Gunung Lurah, Kecamatan Cilongok, Banyumas sekarang sudah dalam kondisi yang layak setelah direhab. Rumah Tasripin yang baru dicat dengan warna biru telur, dan lingkungan sekitarnya sekarang sudah lebih bersih dan tidak pengap lagi, serta tidak ada lagi semak-semak tinggi. Menerima semua bantuan yang diberikan, Tasripin pun merasa terharu.
Kisah Tasripin sebenarnya membuat kita sadar, bahwa hidup harus selalu bersyukur. Selain Tasripin, banyak anak-anak lain yang mungkin mempunyai nasib serupa dan hidup di bawah garis kemiskinan. Kita kadang suka merasa terlalu dituntut dalam hidup, bahkan kalau diberikan yang baik malah suka merasa terlalu berat yang diberikan, padahal banyak orang yang lebih tidak beruntung yang membutuhkan bantuan.
Hidup memang harus selalu bersyukur..karena dengan bersyukur..kita akan lebih memahami arti dari kebahagiaan hidup.
By Zefanya