(Business Lounge – Business Today), Bahan bakar minyak (BBM) jenis solar bersubsidi 2013 dikabarkan terancam langka.Hal ini disebabkan karena kuota BBM solar tahun 2013 sebesar 14,28 juta kiloliter, lebih rendah dari realisasi nya pada tahun 2012 yang mencapai 15,56 juta kiloliter. Hal ini dapat diartikan bahwa BBM solar bersubsidi yang disediakan pemerintah sudah tidak memungkinkan lagi untuk mencukupi akan kebutuhan masyarakat yang ada.
Pertamina berupaya agar penyediaan solar non subsidi dapat tersedia di 952 outlet yang ada dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun memang harus disadari benar bahwa solar yang bersubsidi ini kuotanya sudah ditetapkan dalam APBN sehingga harus terus tetap dijaga supaya cukup sampai dengan akhir tahun 2013 sehingga sangat perlu untuk diatur penyalurannya.
Hanung Budya, Direktur Pemasaran dan Niaga Pertamina menegaskan bahwa kuota BBM Solar bersubsidi yang menjadi tanggung jawab Pertamina tahun ini lebih rendah 8,3%. Dan hal ini berdampak kepada penyaluran solar ke daerah-daerah yang pasti akan terjadi pengurangan, sementara konsumsi terus meningkat, hai inilah yang akan menyebabkan kelangkaan BBM Solar.
“Hingga kuartal I di tahun ini, penyaluran Solar bersubidi di hampir seluruh propinsi telah mengalami kelebihan kuota yang rata-rata secara nasional mencapai 5,2%,atau sebanyak 3,7 juta kiloliter.” jelas Hanung.
Persediaan solar yang ada saat ini mencapai 26 hari. Bila dikonsumsi secara normal maka tidak akan terjadi permasalahan seperti kelangkaan BBM Solar.
PT Pertamina (Persero) sendiri menambahkan akan jumlah SPBU nya menjadi 200 stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) untuk melayani pembelian BBM non subsidi. Secara total, sudah ada 4.782 unit SPBU yang menyediakan BBM non subsidi.
“Peningkatan jumlah outlet SPBU yang dapat melayani kebutuhan BBM non subsidi ini menjadi salah satu faktor penting untuk mengantisipasi terbatasnya kuota BBM subsidi yg telah ditetapkan dalam APBN 2013, khususnya untuk solar subsidi,” ungkap Hanung mengakhiri akan wawancara nya.
(rs/IK/bl-dtc)