(The Manager’s Lounge – Finance) – Diversifikasi merupakan cara berinvestasi yang ideal. Hanya saja, tidak semua orang mampu melakukannya. Untuk mengatasi hal ini, maka salah satu solusinya adalah dengan berinvestasi pada produk ETF? Apa itu ETF?
Beberapa tahun belakangan ini, dunia keuangan Indonesia punya instrumen investasi baru, yakni Exchange Traded Fund. Bagi yang belum familiar dengan ETF, ini adalah merupakan instrumen investasi yang bersifat separuh saham, dan separuh reksadana. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan Anda dapat melakukan jual beli portfolio ETF, seperti halnya Anda jual beli saham biasa. Namun, Anda hanya memiliki saham dari portfolio ETF, bukannya saham dari underlying investment.
Jika reksadana melakukan manajemen investasi secara aktif, maka ETF secara pasif. ETF berusaha mereplikasi kinerja dari indeks tertentu, dengan memilih saham-saham yang dianggap dapat mewakili indeks acuannya.
Bagaimana karakteristik dari ETF ini? Apa saja yang jadi keunggulan dan kelemahannya?
Keunggulan ETF
Pertama, ETF memungkinkan investor untuk menikmati manfaat dari diversifikasi. Mengapa demikian? Hal ini karena kinerja ETF didesain untuk sejalan dengan kinerja indeks tertentu di pasar. Indeks ini bisa saja indeks global, negara, regional, sektoral maupun obligasi. Sehingga, pemegang ETF ikut terekspos terhadap manfaat diversifikasi, meskipun pasif dalam mengelolanya.
Kemudian ETF bisa diperdagangkan seperti saham di lantai bursa. Seperti saham, ETF juga bisa short-selling dan menggunakan margin. Nyaman bukan? Kemudian ETF memiliki market maker tersendiri, jadi jika Anda mengajukan bid maupun ask, pasti akan ada yang memenuhi. Ini tidak dapat kita temui di perdagangan bursa saham biasa.
Dari segi efisiensi, biaya ETF cenderung rendah karena tidak ada load fee, yakni biaya yang dikenakan secara reguler, melainkan hanya biaya ketika bertransaksi saat beli dan jual. Jika Anda melakukan redemption, maka tidak dikenakan biaya apapun. Sementara itu, management fee cenderung rendah karena pengelolaan ETF dilakukan secara pasif, tidak seperti reksadana yang aktif dalam melakukan jual beli.
ETF bersifat transparan, dimana isi dari portfolio dana diumumkan tiap hari. Sehingga, pemegang ETF dapat mengevaluasi, apakah ETF dapat tracking indeks yang jadi basisnya dengan baik. Lalu harga ETF di-update secara terus menerus selama waktu perdagangan di lantai bursa. Berbeda dengan reksadana biasa yang hanya update-nya sekali saja pada harga penutupan.
Kelemahan (Risiko) ETF
ETF juga tidak lepas dari berbagai risiko, pertama-tama karena kinerja ETF mengacu pada indeks yang menjadi acuannya, sehingga secara otomatis tentu terekspos terhadap risiko pasar. Nilai Asset Bersih (NAB) dari ETF tentunya akan berjalan seiring dengan indeks acuannya tersebut
Meskipun ETF berupaya sebaik mungkin untuk mewakili indeks acuannya, namun terdapat risiko bahwa manajer investasi tidak dapat mereplikasi indeks tersebut dengan sempurna, sehingga terdapat apa yang disebut dengan risiko tracking error.
Investasi di ETF terbatas hanya menguntungkan ketika prospek pasar ke depannya adalah bull market, bukan bear market. Hal ini karena kinerja ETF mengikuti indeks acuan. Sehingga jika bear market, tentunya indeks akan melemah, begitu pula dengan ETF. Berbeda dengan memegang portfolio saham biasa atau reksadana dimana kita atau manajer investasi dapat mengelola pemilihan saham secara aktif.
Demikian adalah sekilas pembahasan mengenai ETF. Tertarik untuk berinvestasi dengan ETF?
RP/RP/TML

