(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Negosiasi terjadi ketika suatu keadaan memenuhi syarat-syarat berikut ini:
Pertama, melibatkan dua pihak atau lebih. Kedua, terdapat suatu konflik kepentingan antara pihak-pihak tersebut. Keduanya menginginkan sesuatu yang menguntungkan untuk dirinya masing-masing. Price vs profit, keuntungan bagi satu pihak merupakan harga yang harus dibayar oleh pihak lain. Ketiga, pihak-pihak yang terlibat sama-sama berusaha untuk mencapai kesepakatan, bukannya berkonflik. Kesepakatan dapat dicapai melalui kompromi antara memberi dan menerima sesuatu antar pihak tersebut.
Apa yang dimaksud dengan konflik?
Konflik bisa berarti macam-macam. Menurut Webster, konflik adalah fight, battle atau struggle. Konflik bisa juga berarti ketidaksepakatan. Selain itu konflik juga bermakna perbedaan kepentingan atau ketidaksesuaian antara pihak yang terlibat.
Konflik terdiri dari 4 jenis, yaitu:
1.Intrapersonal conflict, yaitu konflik yang terjadi dalam diri sendiri. Konflik dapat berupa emosi maupun nilai-nilai dalam kehidupan. Misalnya ketika Anda bimbang dalam memiih antara berkata jujur atau berbohong.
2.Interpersonal conflict, yaitu konflik yang terjadi dengan orang lain. Misalnya dalam hubungan antara suami dan istri.
3.Intragroup conflict, yaitu konflik yang terjadi dalam suatu kelompok. Misalnya perbedaan pendapat yang terjadi dalam suatu grup.
4.Intergroup conflict, yaitu konflik yang terjadi antar kelompok. Misalnya antara manajemen dan serikat pekerja.
Konflik seringkali dipandang sebagai suatu hal yang negatif. Konflik diawali dengan adanya perbedaan persepsi dan bias, kemudian dapat berpengaruh secara emosional. Hal ini kemudian mengarah pada menurunnya tingkat komunikasi yang pada akhirnya malah memperlebar perbedaan dan menimbulkan konflik.
Namun konflik tidaklah selalu buruk. Konflik juga memiliki manfaat-manfaat positif sebagai berikut.
Pertama, merupakan sinyalemen bahwa terdapat masalah.
Kedua, mendorong adanya perubahan dan adaptasi. Jika konflik sudah selesai, maka tentunya menghasilkan perubahan dari situasi sebelumnya.
Ketiga, memperkuat hubungan antar kelompok. Setelah melewati suatu konflik, hubungan antar anggota kelompok akan makin kuat karena mereka melewati konflik tersebut bersama-sama. Sehingga ikatan yang terjalin juga akan semakin kuat.
Keempat, mendorong adanya evaluasi diri sendiri. Adanya konflik menjadikan kita dapat mengevaluasi diri untuk selanjutnya dapat melakukan peningkatan dan perbaikan diri.
Terakhir, konflik bisa menjadi sesuatu yang fun. Misalnya pertandingan sepakbola. Konflik sengaja dibuat untuk menjadi sesuatu yang fun.
Konflik dapat diselesaikan dengan berbagai macam cara.
Pertama, diselesaikan oleh kedua belah pihak yang berkonflik melalui negosiasi.
Kedua, diselesaikan dengan bantuan dari pihak ketiga sebagai perantara. Misalnya presiden Finlandia yang berlaku sebagai mediator dalam negosiasi antara RI dan GAM.
Ketiga, menyelesaikan konflik lewat sistem khusus, misalnya lewat hukum.
Terakhir, yaitu mencegah konflik. Sebelum konflik terjadi, kita sudah melakukan tindakan pencegahan untuk meredamnya.
(Rinella Putri/AA/TML)