(The Manager’s Lounge – Finance), Tahun 2012 lalu memang terbilang merupakan tahun yang cukup penuh tekanan bagi sektor bisnis, terutama sektor teknologi yang tak terkecuali terkena imbas dari perlambatan ekonomi global. Baidu, situs search engine terbesar di China juga mengalami sebuah kondisi yang kurang menguntungkan pada bisnis tahun lalu.
Pada kuartal keempat tahun lalu, Baido mengalami perolehan pendapatan sebesar 1,017 miliar dollar atau hanya naik sedikit dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang sebesar 1,01 miliar dollar.
Sedangkan sepanjang kuartal keempat tahun lalu, saham Baidu justru mengalami penurunan sebesar 6,7%. Banyak pengamat menilai bahwa perlambatan ekonomi China-lah yang menjadi penyebab utama sehingga akses dan juga kunjungan maupun sponsor sedikit mengalami penurunan. Disaat yang bersamaan, pengamat juga menilai bahwa munculnya pesaing baru juga menjadi salah satu penyebab. Qihoo, search engine yang baru dirilis pada kuartal keempat cukup dapat dikatakan sebagai pesaing ketat Baidu diawal kemunculannya.
Meski masih memiliki share market yang kecil, namun situs tersebut memiliki prospek yang baik mengingat sedikitnya “pemain” yang ada dipasar. Sampai dengan saat ini, Baidu menguasai pasar dengan dominasi sebesar 80%. Pada tahun ini, prospek Baidu sendiri terbilang masih dapat bangkit dan akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Prospek tersebut didasari oleh ekspektasi perekonomian China yang akan lebih baik pada tahun ini dan adanya program baru yaitu kemudahan akses bagi pengguna melalui ponsel.
Omset Hitachi “Anjlok”
Setelah Baidu, kini kita beralih ke Jepang dimana salah satu produsen elektronik Jepang, Hitachi pada kuartal keempat membukukan penurunan omset sebesar 13% menjadi 420 miliar yen atau 4,5 miliar dollar. Penurunan omset tersebut disebabkan oleh turunnya permintaan global. Pelemahan permintaan didominasi dari Eropa yang merupakan tujuan ekspor utama yang terpukul akibat dampak dari krisis finansial yang terjadi.
Hitachi yang memproduksi mesin dan alat berat di sektor teknologi cukup terpukul dengan tingginya biaya produksi sehingga banyak importir lebih memilih untuk menunda pembelian alat baru.
Dari penjelasan diatas, kita bisa melihat bahwa tekanan ekonomi yang terjadi di banyak negara industri memiliki dampak yang sangat luas terutama bagi negara-negara eksportir terutama Jepang dan China yang memiliki korporasi yang tergantung dengan sektor bisnis global.