Lazada Bermimpi Menjadi Amazon Indonesia

(Business Lounge – Business Insight) – Perusahaan e-commerce Lazada Indonesia yang didirikan tahun 2012 di Jakarta sudah berkembang dengan jumlah 700 karyawan yang mulanya hanya dengan 5 karyawan. Lazada Indonesia merupakan perusahaan e-commerce dengan pertumbuhan tercepat di Asia tenggara. Menurut perusahaan riset SimiliarWeb Lazada sudah memiliki 6,6 juta pengunjung setiap bulannya. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan marketplace website Alibaba yang memiliki pengunjung sebanyak 3,9 juta dan juga lebih besar dibandingkan eBay yang memiliki pengunjung sebanyak 2,2 juta.

Lazada Indonesia merupakan perusahaan yang memiliki perusahaan Induk Lazada group yang beroperasi di seluruh Asia Tenggara. Saham Lazada group sebagian dimiliki oleh Rocket Internet AG, yang berlokasi di Jerman. Sebagian lagi dimiliki oleh J.P Morgan, Tesco dan AB Kinnevik, invesment Bank dari Swedia.

Indonesia akan menjadi tempat terjadinya massive explosion di bisnis e-commerce  , menurut Chief Executive Lazada Group Maximilian Bittner. Lazada memiliki strategi banyak menggunakan applikasi mobile, smart phones dan tablet, sebab di Indonesia 31 persen penduduknya yang menggunakan internet lebih banyak menggunakannya dibandingkan Personal Computer (PC).

Analisa ini cukup beralasan sebab generasi muda Indonesia saat ini mayoritas sudah mengenal internet meskipun pemakaiannya terbatas. Minimal banyak diantara mereka menggunakan Facebook dari Sabang sampai Merauke menggunakan telepon genggam mereka. Perkembangan ini menjadi dasar pijakan untuk di edukasi kepada transaksi jual beli online.

Indonesia saat ini menurut laporan UBS pada bulan Juni, besaran bisnis e-commerce pada tahun 2013 mencapai 0.1 persen dari seluruh transaksi perdagangan eceran atau sekitar  100 juta dolar Amerika. Pada tahun 2013 menurut laporan Gartner, Cina  memiliki besaran bisnis e-commerce mencapai 8 persen dari seluruh transaksi perdagangan eceran Cina atau sekitar  300 miliar dolar Amerika. India bisnis e-commerce sekitar 2,7 persen dari total penjualan eceran atau sekitar 1,8 miliar dolar Amerika.

Pertumbuhan penduduk di tingkat ekonomi menengah ke atas dan gencarnya penjualan smart phone yang murah dapat meningkatkan e-commerce hingga 8 persen dari penjualan eceran dalam beberapa tahun saja. Menurut Boston Consulting Group (BCG),  11 persen penduduk Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan standar Bank Dunia ( 1,25 dolar Amerika sehari) tidak memiliki koneksi dengan internet atau melakukan perdagangan on line. Namun 74 juta penduduknya tinggal dalam keluarga dengan pengeluaran 200 dolar Amerika sebulan. Tahun 2020 jumlah ini diperkirakan akan meningkat menjadi 141 juta.

Untuk perdagangan online yang dibutuhkan di Indonesia adalah gudang yang tersebar di beberapa pulau, khususnya produk yang kurang cocok dengan udara tropis. Selain itu diperlukan jaringan pengiriman ke lokasi yang kadang-kadang sulit untuk dijangkau, seperti Lazada memiliki ratusan sepeda motor dan mobil truk di seluruh Indonesia.

Fadjar Ari/VMN/BL

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x