(Business Lounge-Business Today)-Fenomena melantainya Alibaba di New York Stock Exchange tak hanya memberi dampak bagi kemajuan perusahaan ataupun para pemegang saham Alibaba lainnya namun juga berdampak pada haluan bisnis internet dunia. Peristiwa ini memberi gambaran bahwa di masa depan akan ada pergeseran pusat industri internet dan juga teknologi dunia ke benua Asia.
Hal ini sudah terlihat dari fakta di lapangan sejak saham raksasa e-commerce itu mulai diperdagangkan pada hari Jumat akhir pekan lalu. Setidaknya 4 dari 10 perusahaan Internet terbesar dunia berdasarkan nilai pasar akan berbasis di Asia. Jumlah ini sangat berbeda jauh dari periode 10 tahun lalu dengan hanya ada 2 perusahaan saja.
Mari kita coba gabungkan nilai saham Alibaba, Tencent Holdings Ltd, Baidu Inc, dan JD.com Inc. Jika nilai perusahaan Alibaba pada IPO kita asumsikan sekitar $165 miliar maka akan didapat capaian senilai $426 miliar.
Sementara jika 4 perusahaan Internet terbesar di Amerika Serikat seperti Google Inc, Facebook Inc, Amazon.com Inc, dan eBay Inc digabungkan akan mengantungi nilai pasar keseluruhan sebesar $797 miliar.
Seperti dikutip dari The Wall Street Journal, menurut Dealogic, pada tahun ini setidaknya ada 26 perusahaan Internet yang berbasis Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan yang sudah go public dengan total nilai IPO mencapai $4,45 miliar. Masuknya Alibaba ke kancah perdagangan saham diprediksi akan menambah besaran IPO Asia ini sebesar $25 miliar. Jim Brever, seorang investor awal Facebook mengatakan bahwa jika dirinya diminta menyebutkan tujuh perusahaan besar Internet sedunia dalam lima tahun mendatang, maka Brever akan memilih Facebook, Google, Apple, Amazon, Tencent, Alibaba, dan Baidu.
Untuk kawasan Amerika dan Eropa maka sebanyak 21 perusahaan Internet yang menggelar IPO di Amerika dengan mencatatkan total nilai $3,2 miliar. Sedangkan di Inggris ada 9 perusahaan Internet yang telah lakukan IPO senilai total $4,7 miliar.
Sebagai catatan sekitar 45% dari hampir 3 miliar pengguna Internet dunia berada di Asia menurut data dari International Telecommunication Union. Adapun menurut lembaga teknologi informasi Perserikatan Bangsa-Bangsa itu, setidaknya lebih dari 500 juta orang online menggunakan telepon pintar di Tiongkok.
Sementara untuk jumlah pengguna media sosial di Asia-Pasifik menurut firma penelitian Webcertain Group Ltd diperkirakan mendekati angka 1 miliar orang pada akhir tahun. Ini menandakan ada lonjakan sangat signifikan yaitu mencapai lima kali lipat dari keseluruhan jumlah pengguna di Amerika Utara.
Dari beberapa analisa ada beberapa faktor yang mendorong perusahaan Internet Asia mengalami kesuksesan seperti perbedaan bahasa di Korea Selatan dan adanya sensor terhadap media asing di Tiongkok.
Kesuksesan Alibaba sendiri harus diimbangi dengan dampak pertumbuhan saham terhadap margin perusahaan, yang besarnya melebihi 40%. Untuk mempertahankan tingkat margin itu, Alibaba harus menggeser model bisnis secara tajam ke sektor mobile sambil masuk dalam persaingan dengan perusahaan Tiongkok lainnya.
Jack Ma baru-baru ini menyatakan perusahaan e-commerce Tiongkok harus memiliki perencanaan ekspansi agresif di pasar Amerika Serikat dan Eropa sesudah berhasil IPO. Baginya ukuran keberhasilan Alibaba harus berdasarkan kemampuan untuk mengubah Tiongkok dan juga kontribusi bagi dunia ini.
Febe/Journalist/VM/BL
Editor: Tania Tobing
Image: Antara