Pencarian Malaysia Airlines Kini Libatkan Sekitar 40 Kapal dan 30 Pesawat

Angkatan udara Vietnam memakai helikopter di atas perairan sekitar Pulau Phu Quoc untuk mencari Malaysia Airlines MH370, Selasa 11 Maret 2014 (Agence France-Presse/Getty Images)

(Business Lounge – World Today) – Sampai kini, upaya pencarian Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 kian rumit setelah muncul laporan yang saling bertentangan soal kabar terakhir pesawat Malaysia Airlines itu, sebelum hilang pada Sabtu dini hari.

Pada hari Selasa, Petinggi senior Angkatan Udara Malaysia membantah beberapa laporan media setempat. Dalam laporan, disebutkan radar militer menangkap sinyal dari MH370 yang melintas di atas Selat Malaka. Petinggi mengatakan radar terakhir melacak lokasi pesawat di ruang udara antara Malaysia dan Vietnam. Saat itu pesawat tampaknya mencoba memutar balik dari rute awalnya.

Menurut petinggi Malaysia itu, pencarian di dekat Selat Malaka, yang lebih jauh ke barat dari lokasi pencarian semula, hanyalah tindakan antisipasi.

Pencarian empat hari terakhir tampak sia-sia. Para pakar sependapat bahwa tim pencari agaknya mencari pesawat di lokasi yang tidak tepat. Entah meledak di udara atau menghantam permukaan air, pesawat mestinya meninggalkan pelbagai puing.

Helikopter pencari milik militer Vietnam di sekitar Pulau Phu Qhoc, Selasa 11 Maret 2014 (ZUMAPRESS.com)

Pada masa lampau, pesawat yang jatuh ke air menyisakan barang-barang seperti pelampung, bantalan kursi, serta sekoci, kata John Purvis. Ia adalah mantan kepala penyelidik kecelakaan pesawat Boeing Co.

Menurut pendapat pejabat Amerika Serikat (AS), pihak berwenang Malaysia kini memegang koordinasi pencarian internasional. Koordinasi termasuk operasi dua kapal perusak Angkatan Laut (AL) AS serta pesawat pengintai.

Pencarian kini melibatkan semakin melibatkan banyak pihak. Dikabarkan, pencarian kini melibatkan 40 kapal dan setidaknya 30 pesawat dari sejumlah negara. Dengan armada sebesar itu, kata juru bicara Armada Ketujuh AL AS William Marks, area Teluk Thailand sudah ditelusuri dengan teliti.

William Marks mengatakan “menurut penilaian saya, kami sudah menyisir Teluk Thailand dengan seksama, Kami terbang menyusuri area seluas 9.000 mil laut persegi. Namun, kami tak menemukan tanda-tanda adanya puing.”

Sementara itu, petinggi Cina pada Selasa mendesak Malaysia untuk mempercepat pencarian MH370. Lebih dari 150 warga Cina ikut dalam penerbangan nahas itu.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina, Qin Gang berkata “Atas nama keluarga penumpang, kami meminta [pemerintah] Malaysia bekerja lebih keras dan mempercepat upaya pencarian”.

Di Malaysia, kepolisian setempat mengaku akan menyelidiki kemungkinan pembajakan atau sabotase dalam MH370. Mereka juga menyusun profil psikologis dan kepribadian penumpang serta awak.

Menurut Inspektur Jenderal Polisi Khalid Abu Bakar, sampai sejauh ini tak ada informasi insiden bertalian dengan terorisme. Akan tetapi, tetap saja, penyelidikan terbagi dalam empat area kemungkinan, yakni pembajakan, sabotase, persoalan psikologi awak atau penumpang, serta persoalan pribadi awak atau penumpang. Menurut Khalid, keempatnya merupakan pertimbangan normal dalam suatu investigasi. Ia menambahkan penyelidik hingga kini belum menemukan bukti yang mengarah pada satu dari empat kemungkinan.

John Brennan, direktur Badan Intelijen Pusat AS atau CIA, pada Selasa menyatakan AS tidak mengesampingkan teori apapun, termasuk terorisme dalam insiden MH370. “Kita tidak dapat mengabaikan teori apapun,” papar Brennan.

Departemen Penerbangan Sipil Malaysia—dengan bantuan lembaga lain, termasuk Badan Keamanan Transportasi Nasional AS dan Boeing—juga mempelajari kemungkinan masalah mekanis. Pastinya kabar terbaru mengenai temuan sekecil apapun dari jejak pesawat Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 ini akan sangat dinantikan.

Fannie Sue/Journalist/VM/BL-WSJ

Editor : Fanya Jodie

Foto : Antara, WSJ

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x