(Business Lounge Journal – Medicine)
Pornografi dan kejahatan terkait pornografi akhir-akhir ini semakin marak terjadi di Indonesia, khususnya di kalangan remaja dan pemuda. Banyak orang yang tidak mengetahui apa yang terjadi di balik kecanduan pornografi. Sebenarnya apakah yang dilakukan pornografi pada otak manusia dan adakah yang dapat kita lakukan?
Tiga Hal yang Terjadi pada Otak
Di bawah ini pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat terjawab, menunjukkan kepada Anda tiga hal yang benar-benar terjadi pada otak manusia setelah menonton film porno. Ketiga hal itu adalah:
- Materi seksual eksplisit memicu neuron yang dinamakan sebagai neuron cermin di otak laki-laki
Neuron-neuron ini, yang terlibat dalam proses meniru perilaku, mengandung sistem motorik yang berkorelasi dengan perencanaan perilaku. Dalam kasus pornografi, sistem neuron cermin ini memicu gairah, yang berujung pada ketegangan seksual dan kebutuhan akan pelampiasan.
Para ahli mengatakan, “Kenyataan yang tidak menguntungkan adalah ketika seorang pria bertindak (seringkali dengan onani), ini menyebabkan konsekuensi hormonal dan neurologis, yang dirancang untuk mengikatnya pada objek yang menjadi fokusnya.” Berarti itu adalah hal yang sekarang membuat seseorang menjadi terikat dan sulit lepas dari onani tersebut.
- Anda mungkin akan jadi lebih menyukai pornografi daripada yang aslinya
Pada pria, ada lima bahan kimia utama yang terlibat dalam gairah dan respons seksual. Salah satu yang mungkin memainkan peran paling signifikan dalam kecanduan pornografi adalah dopamin.
Dopamin memainkan peran utama dalam sistem otak yang bertanggung jawab untuk pembelajaran yang didorong oleh penghargaan. Setiap jenis ganjaran yang telah dipelajari meningkatkan tingkat transmisi dopamin di otak, dan berbagai obat adiktif, termasuk stimulan seperti kokain, amfetamin, dan metamfetamin, bekerja langsung pada sistem dopamin.
Dopamin melonjak saat seseorang terpapar rangsangan baru, terutama jika itu bersifat seksual, atau saat rangsangan lebih dirasa membangkitkan daripada yang mampu diantisipasi. Karena citra erotis memicu lebih banyak dopamin daripada seks dengan pasangan yang sebenarnya. Membuat paparan pornografi mengarah pada “kecanduan gairah” dan mengajarkan otak untuk lebih menyukai gambar dan menjadi kurang puas dengan pasangan seksual di kehidupan nyata. Jadi pada akhirnya melihat gambar atau video porno menjadi lebih memuaskan daripada aslinya.
- Pornografi dapat memengaruhi keputusan Anda.
Peneliti Jerman merekrut 64 pria berusia antara 21 dan 45 tahun yang menonton pornografi rata-rata empat jam per minggu.
Para peneliti melakukan pemindaian MRI pada otak pria sambil menunjukkan kepada mereka campuran gambar eksplisit seksual dan gambar non-seksual.
Para peneliti menuliskan pada jurnalnya, “Temuan kami menunjukkan bahwa volume materi abu-abu dari otak bagian striatum kanan berekor lebih kecil dengan penggunaan pornografi yang lebih tinggi.” Ini merujuk pada area otak yang terkait dengan pemrosesan dan motivasi hadiah. Orang yang lebih banyak menonton film porno menunjukkan lebih sedikit aktivitas di area striatum lain, yang disebut putamen kiri, yang biasanya menyala sebagai respons terhadap gambar seksual.
Konsumen pornografi berat juga memiliki hubungan yang lebih lemah antara striatum dan korteks prefrontal, area otak yang terkait dengan pengambilan keputusan.
Dituliskan juga, “Disfungsi sirkuit ini terkait dengan pilihan perilaku yang tidak tepat, seperti mencari obat, terlepas dari potensi hasil negatifnya.”
Semua ini menyatakan bahwa ketika otak mulai fokus pada apapun yang berada di luar kendalinya (narkoba, pornografi, alkohol, dll), maka itu menjadi masalah.
Otak plastik yang Menakjubkan: Neuroplastisitas
Neuroplastisitas, pada tingkat paling dasar, mengacu pada kemampuan otak untuk berubah. Saat Anda belajar mengendarai sepeda, otak Anda tidak hanya secara logis memroses langkah-langkah yang terlibat dalam mengendarai sepeda, otak Anda secara harfiah, secara fisik mengubah dirinya menjadi otak yang dibuat untuk bersepeda. Itu dapat membentuk dirinya sendiri karena merespons kekuatan dan pengalaman dari luar.
Saat kita terlibat dalam suatu aktivitas—khususnya aktivitas yang menyenangkan, dan terutama jika itu melibatkan pengulangan dan fokus yang intens—otak kita mengubah dirinya sendiri sehingga menjadi lebih baik dan lebih efisien dalam melakukan aktivitas itu di lain waktu. Otak kita menciptakan apa yang dikenal sebagai “jalur saraf”. Semakin kita terlibat dalam suatu aktivitas, semakin kuat jalur yang terkait dengan aktivitas itu. Setelah terbentuk, jalur tersebut bisa menjadi sangat tahan lama dan tangguh. Jalan-jalan yang terbengkalai atau diabaikan, bahkan bertahun-tahun, masih ada, siap untuk direvitalisasi.
Apa yang sebenarnya melakukan pekerjaan perintis di otak Anda adalah sekelompok kecil bahan kimia otak, salah satunya adalah Delta-FosB. Otak Anda terdiri dari neuron yang berkomunikasi satu sama lain melalui sinapsis. Delta-FosB adalah salah satu bahan kimia yang menciptakan sirkuit saraf, misalnya “jalur” untuk membantu neuron tersebut berkomunikasi lebih cepat dan efisien.
Pada dasarnya, apa yang Anda alami sebagai semakin baik dan semakin baik dalam sesuatu, sebenarnya adalah otak Anda “mengubah” dirinya sendiri untuk menjadi lebih cepat dan lebih efisien dalam mengirimkan pesan yang sama di antara neuron yang sama.
Proses ini sangat dipercepat ketika Anda terlibat dalam sesuatu yang menyenangkan yang memerlukan banyak pengulangan dan tingkat fokus yang tinggi—keadaan yang terkadang disebut sebagai “mengalir”, yang hanya merupakan cara untuk menunjukkan bahwa Anda tidak hanya belajar sesuatu, Anda sangat fokus pada sesuatu dan Anda menikmati pengalaman menjadi sangat fokus.
Apakah Anda sedang belajar melatih memainkan lagu favorit Anda dengan gitar, melatih pukulan lompat Anda, atau menyempurnakan tarian yang Anda pelajari misalnya, bahan kimia di otak Anda bekerja keras untuk memperkuat jalur tersebut. Namun sayangnya, proses neuroplastisitas yang sama juga terjadi saat Anda mempraktikkan perilaku tidak sehat seperti menonton atau melihat pornografi.
Pornografi dapat dianggap adiktif — bagaimana mengonsumsi pornografi dapat menyebabkan hasrat dan perilaku kompulsif, dalam beberapa kasus serupa dengan yang terkait dengan penyalahgunaan zat. Seorang peneliti bernama Tinbergen mampu menunjukkan bahwa ketika ada reaksi biologis yang telah diprogram sebelumnya terhadap rangsangan tertentu, rangsangan itu dapat dikalahkan dan dibelokkan dengan cara artifisial. Otak manusia memiliki tanggapan alami bawaan terhadap rangsangan tertentu, misalnya kita merasa lapar saat melihat makanan. Manusia seringkali tertarik pada ciri-ciri fisik tertentu yang dianggapnya menarik.
Tinbergen melakukan eksperimen terhadap kupu-kupu, seekor kupu-kupu jantan diberikan gambar kupu-kupu betina. Fakta bahwa kupu-kupu jantan tertarik pada yang betina palsu hanyalah setengah dari eksperimen Tinbergen. Babak kedua adalah bagian yang menakutkan—bahkan ketika kupu-kupu betina asli diperkenalkan ke lingkungan, pejantan terus berusaha kawin dengan umpan karton.
Sama seperti kupu-kupu, jika sesuatu secara artifisial membanjiri salah satu rangsangan ini secara konsisten, maka ekspektasi kita akan berubah. Selain karena otak kita lebih menyukai rangsangan supernormal; hal ini juga terjadi karena mereka dapat mengubah diri mereka untuk mengharapkan yang di luar normal, dan rangsangan normal yaitu “kehidupan nyata” tiba-tiba tampak kurang menarik jika dibandingkan yang artifisial. Inilah bukti bahwa otak kita mampu mengubah dirinya sendiri.
Dokter Simone Kühn dan Jürgen Gallinat mengatakan bahwa pornografi memengaruhi otak melalui “stimulasi intensif dari sistem penghargaan kita di otak” yang pada akhirnya membuat “konsumsi pornografi menjadi lebih memuaskan daripada yang aslinya”.
Suka atau tidak suka, konsumsi pornografi membuat seseorang mendapatkan kesenangan, fokus, dan pengulangan. Hal ini menjadi resep sempurna untuk membangun Delta-FosB, dan penciptaan jalur jangka panjang di otak. Itu juga dapat memberikan rangsangan supernormal yang meluap-luap yang dapat sepenuhnya mengubah apa yang kita temukan dan apa yang kita inginkan dan harapkan dari keintiman seksual. Perubahan ekspektasi kita ini dapat memiliki implikasi yang luar biasa terhadap cara kita memandang orang lain dan cara kita memandang hubungan.
Ada Harapan Keluar dari Kecanduan
Seperti halnya mengendarai sepeda, jalur kecanduan ini, setelah terbentuk, terbukti tangguh dan sulit untuk dibongkar kembali, tetapi selalu ada harapan. Riset dan pengalaman ribuan orang telah menunjukkan bahwa efek negatif pornografi dapat dikelola dan sebagian besar dapat mengatasinya.
Penelitian juga menunjukkan bahwa rasa bersalah dapat memotivasi perubahan yang sehat. Demikian juga rasa malu sebenarnya dapat memicu menghentikan kebiasaan porno. Jadi, jika Anda mencoba berhenti dari pornografi, harus dimulai dari rasa bersalah dan rasa malu pada diri sendiri dan bersabarlah dengan kemajuan Anda. Otak membutuhkan waktu untuk pulih, tetapi upaya harian yang konsisten akan membuat perbedaan besar dalam jangka panjang. Anggap saja seperti ini sama seperti membentuk otot yang semakin besar dan kuat semakin banyak Anda menggunakannya — semakin lama Anda menjauhi pornografi, semakin mudah melakukannya. Yang dibutuhkan hanyalah latihan setiap hari untuk MENANG!