Leucovorin: Harapan Baru untuk Autism atau Sekadar Terapi Tambahan?

Belakangan ini, nama leucovorin makin sering dibicarakan di kalangan orang tua anak dengan autism. Zat ini disebut-sebut bisa membantu bahkan “menyembuhkan” autism. Tapi, seberapa jauh sebenarnya peran leucovorin menurut sains?

Leucovorin, atau folinic acid, adalah bentuk aktif dari vitamin B9. Dalam dunia medis, obat ini sudah lama digunakan untuk mengurangi efek samping obat kanker dan menangani gangguan kekurangan folat pada otak. Ketertarikan peneliti pada leucovorin dan autism muncul ketika ditemukan bahwa sebagian anak dengan autism spectrum disorder (ASD) mengalami gangguan penyerapan folat ke otak.

Kenapa Folat Penting untuk Otak?

Folat berperan penting dalam perkembangan sel saraf, pembentukan DNA, dan komunikasi antar sel otak. Pada beberapa anak dengan autism, ditemukan adanya autoantibodi terhadap folate receptor alpha (FRAA). Antibodi ini menghambat masuknya folat ke otak, kondisi yang dikenal sebagai cerebral folate deficiency. Akibatnya, perkembangan bahasa, perilaku, dan fungsi kognitif bisa terganggu.

Di sinilah leucovorin dianggap menarik. Berbeda dengan asam folat biasa, leucovorin bisa “memotong jalan” dan masuk ke otak meski reseptor folatnya terganggu.

Apa Kata Penelitian?

Sejumlah studi klinis kecil menunjukkan hasil yang cukup menjanjikan. Salah satu penelitian terkontrol menemukan bahwa anak autism yang mengonsumsi leucovorin dosis tinggi selama sekitar tiga bulan mengalami peningkatan kemampuan komunikasi verbal dibandingkan kelompok placebo. Menariknya, efek paling besar terlihat pada anak yang positif memiliki antibodi FRAA.

Penelitian lain melaporkan perbaikan pada aspek perilaku dan interaksi sosial, meskipun tidak semua anak menunjukkan respons yang sama. Beberapa meta-analisis juga menyimpulkan bahwa leucovorin berpotensi membantu subkelompok tertentu dari anak dengan autism, terutama yang memiliki gangguan metabolisme folat.

Namun, para peneliti sepakat: ukuran studi masih kecil dan durasi penelitian relatif singkat. Artinya, hasil ini belum bisa digeneralisasi untuk semua individu dengan autism.

Apakah Leucovorin Bisa Menyembuhkan Autism?

Jawaban singkatnya: belum. Hingga saat ini, tidak ada bukti ilmiah kuat yang menyatakan leucovorin dapat menyembuhkan autism secara total. Autism adalah kondisi neurodevelopmental yang kompleks dan berlangsung seumur hidup, dengan spektrum yang sangat luas.

Leucovorin lebih tepat dipandang sebagai terapi tambahan, bukan pengganti terapi utama seperti intervensi perilaku, terapi wicara, dan dukungan pendidikan. Selain itu, beberapa anak juga dilaporkan mengalami efek samping ringan seperti gelisah atau gangguan pencernaan.

Leucovorin membuka harapan baru dalam memahami autism dari sisi biologis, khususnya terkait peran folat dan metabolisme otak. Pada sebagian anak dengan kondisi tertentu, zat ini memang bisa membantu memperbaiki komunikasi dan perilaku. Namun, menyebutnya sebagai “obat penyembuh autism” masih terlalu jauh dari bukti ilmiah yang ada.

Bagi orang tua yang tertarik mencoba terapi ini, langkah terbaik adalah berkonsultasi dengan dokter atau spesialis yang memahami autism dan metabolisme folat, agar manfaat dan risikonya dapat dipertimbangkan secara tepat.