Kasus Autis Semakin Meningkat, Apa yang Bisa Dilakukan?

(Business Lounge Journal – Medicine)

Penyebab meningkatnya jumlah anak autis di dunia dalam dekade terakhir ini masih diperdebatkan. Beberapa faktor yang mungkin berperan adalah peningkatan kesadaran dan peningkatan kemampuan mendiagnosis, perubahan definisi dan klasifikasi autisme, serta faktor-faktor lingkungan dan genetik yang kompleks.

Perlu kita ketahui bahwa ada beberapa jenis autisme, yaitu:

1. Gangguan Autisme: Ini adalah bentuk yang paling umum dari autisme, yang ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi sosial, komunikasi terbatas, minat yang khusus, dan perilaku repetitif.
2. Sindrom Asperger: Ini adalah bentuk ringan dari autisme yang biasanya ditandai dengan kesulitan dalam berinteraksi sosial, minat khusus, dan komunikasi yang terbatas, tetapi biasanya tidak disertai dengan keterbatasan dalam bahasa dan kognisi.
3. Gangguan Spektrum Autisme Tidak Spesifik (PDD-NOS): Ini adalah diagnosa yang digunakan ketika kriteria untuk diagnosa autisme atau sindrom Asperger tidak sepenuhnya terpenuhi, tetapi ada gejala yang mengarah ke gangguan spektrum autisme.
4. Gangguan Disintegrative Childhood (CDD): Ini adalah bentuk langka dari autisme di mana anak mengalami perkembangan yang normal pada usia awal, tetapi kemudian mengalami penurunan yang signifikan dalam perkembangan sosial, bahasa, dan kognitif.
5. Autism Spectrum Disorder Unspecified (ASD-US): Ini adalah istilah yang digunakan ketika seseorang memenuhi beberapa kriteria untuk diagnosa autisme, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk bentuk lainnya.
Untuk bisa menentukan diagnosis yang dialami oleh anak, disarankan orangtua membawanya ke klinik tumbuh kembang Anak dan bertemu dengan Dokter spesialis anak ahli tumbuh kembang Pediatri sosial.

Perlu dipahami bahwa autisme bukanlah kondisi yang sama dengan hiperaktif (ADHD). Meskipun ADHD dan autisme sering muncul bersama-sama, namun sebenarnya keduanya adalah kondisi yang berbeda dengan gejala dan karakteristik yang berbeda.

Jika mengalami kondisi ini, ada berbagai terapi yang dapat dijalankan di rumah untuk membantu anak autis, seperti contohnya:

1. Terapi Perilaku Terapan (Applied Behavior Analysis, ABA): Terapi ini melibatkan penerapan prinsip-prinsip perilaku untuk meningkatkan keterampilan sosial dan komunikasi serta mengurangi perilaku yang tidak diinginkan pada anak autis.
2. Terapi Bermain: Terapi bermain melibatkan menggunakan permainan dan alat mainan khusus untuk membantu anak autis meningkatkan keterampilan sosial, bahasa, dan kognitif mereka.
3. Terapi Bicara Bahasa: Terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berbicara dan berkomunikasi anak autis melalui teknik-teknik seperti terapi wicara atau picture exchange communication system (PECS).
4. Terapi Okupasi: Terapi okupasi membantu anak autis dalam mengembangkan keterampilan motorik halus, koordinasi, dan kemandirian yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
5. Terapi Sensoris: Terapi sensoris bertujuan untuk meningkatkan pengolahan sensorik anak autis dan membantu mereka mengatasi gangguan sensorik yang mungkin mereka alami.

Durasi terapi dapat bervariasi tergantung pada kebutuhan masing-masing anak. Anak autis mungkin menjalani terapi sepanjang hidup mereka, tetapi intensitas dan jadwal terapi dapat ditentukan oleh tim medis dan profesional yang merawat.

Anak autis dapat bersekolah, tetapi jenis pendidikan yang mereka perlukan akan bergantung pada tingkat keparahan dan kebutuhan individu mereka. Beberapa anak mungkin membutuhkan pendidikan inklusif dengan dukungan tambahan, sementara yang lain mungkin membutuhkan pendidikan khusus dalam lingkungan yang terpisah. Beberapa anak yang mengalami bullying di sekolah dan depresi dapat memilih untuk menjalani home schooling. Orangtua dapat menilai sendiri mana yang cocok dengan kondisi anak.

Ketelatenan orangtua dalam melakukan terapi dan memperhatikan kebutuhan anak akan sangat menolong anak mengalami perbaikan yang signifikan. Yang penting adalah orangtua jangan mengeluh dan menjalani dengan gembira, kasih dan kesabaran selama proses terapi berlangsung.