(Business Lounge Journal – News and Insight)
Persaingan di industri hiburan global memasuki babak baru. Warner Bros. Discovery, salah satu perusahaan media terbesar di dunia, resmi membuka putaran pertama penawaran akuisisi pada hari Kamis. Namun hingga tenggat pertama ini, belum ada satu pun kandidat yang tampak unggul.
Tiga nama raksasa disebut telah menyiapkan penawaran: Paramount Global, Netflix, dan Comcast. Masing-masing membawa motivasi dan strategi berbeda, menandai potensi perombakan besar ekosistem media internasional.
Paramount: Penawaran Paling Agresif
Dari tiga pihak, Paramount dilaporkan menjadi pihak yang paling serius dan paling jauh dalam proses. Di bawah kepemimpinan David Ellison, serta dukungan finansial dari miliarder Larry Ellison (Oracle), Paramount telah mengajukan tiga penawaran terpisah kepada Warner Bros. Discovery. Fokus Paramount bukan hanya pada hak atas film dan serial Warner, tetapi juga jaringan televisi kabel global, termasuk CNN, TNT, dan Turner Broadcasting. Strategi ini menunjukkan ambisi Ellison untuk menciptakan konglomerat hiburan terpadu yang memadukan kekuatan streaming, TV kabel, dan produksi film dalam satu payung.
Menariknya, sejak penawaran pertama Paramount dua bulan lalu, harga saham Warner meningkat lebih dari dua kali lipat—sebuah indikasi kuat bahwa pasar memperhitungkan potensi terjadinya kesepakatan.
Netflix: Menembus Batas Lama Demi Perpustakaan Konten
Netflix mungkin tampak sebagai pemain yang lebih fokus pada streaming, tetapi ketertarikannya cukup signifikan: perpustakaan Warner adalah tambang emas intellectual property (IP). Dari DC Universe hingga katalog film klasik Warner—ini adalah aset yang bisa memperkuat strategi global Netflix untuk mempertahankan dominasi konten.
Yang mengejutkan, Netflix dilaporkan menyatakan kesediaan untuk merilis film Warner di bioskop — sebuah sikap yang selama ini selalu mereka tolak. Langkah ini menunjukkan bahwa perpustakaan Warner dianggap sangat strategis sehingga Netflix bersedia mengubah salah satu prinsip paling mendasar dalam model bisnisnya.
Dengan proyeksi free cash flow mencapai US$9 miliar di 2025, Netflix punya amunisi untuk bersaing dengan pemain media lama.
Sementara itu, Comcast—pemilik NBCUniversal—lebih terfokus pada IP dan library. Mengakuisisi Warner akan menyatukan dua kekuatan besar dalam industri film Hollywood: Universal dan Warner Bros., sebuah skenario yang akan mengguncang peta kekuasaan studio film.
Namun, langkah ini tentu menghadapi tantangan regulasi besar, terutama terkait isu monopoli.
Warner: Dari Hampir Membeli Paramount Hingga Kini Menjadi Sasaran
Menarik bahwa tahun lalu Warner justru hampir mengakuisisi Paramount, namun kesepakatan batal karena perbedaan valuasi. Kini posisi berbalik: Paramount menjadi pihak yang ingin membeli Warner.
Warner sendiri mulai membuka pintu penawaran sejak 21 Oktober, ketika mengumumkan bahwa perusahaan menerima banyak pendekatan dari berbagai pihak untuk membeli sebagian atau seluruh asetnya.
Di tengah hiruk pikuk penawaran, Warner Bros. Discovery tetap melanjutkan rencana besar memecah perusahaan menjadi dua entitas:
- Divisi TV Networks Global
- Divisi Streaming & Studios
Pemisahan ini dijadwalkan rampung pada pertengahan 2026. Jika semua penawaran yang masuk hari ini dinilai terlalu rendah, Warner bisa saja memilih untuk tetap pada rencana pemisahan tersebut—menahan kendali penuh atas masa depan bisnisnya.
Keyakinan Zaslav: HBO Max Undervalued
CEO Warner Bros. Discovery, David Zaslav, tetap menunjukkan optimisme bahkan sebelum proses akuisisi dimulai. Ia menyatakan bahwa HBO Max—platform streaming perusahaan—akan berada di 150 juta rumah pada tahun depan dan saat ini masih “sangat undervalued.” “Konten kami berkualitas tinggi. Film, TV production, dan streaming—semuanya premium. Itu memberi kami peluang untuk menaikkan harga,” ujar Zaslav. “Kami sangat underpriced. Kami tidak terburu-buru.”
Pernyataan ini menegaskan bahwa Warner mungkin tidak akan melepas perusahaan dengan harga yang dianggap tidak mencerminkan potensi jangka panjangnya.
Implikasi Global: Reorganisasi Besar Industri Media
Apapun hasil putaran penawaran ini, satu hal jelas: industri hiburan global sedang memasuki fase konsolidasi terbesar dalam satu dekade. Aset konten—perpustakaan film, karakter, dan waralaba—menjadi senjata utama dalam perang streaming dan monetisasi IP.
Bagi pasar global dan Asia termasuk Indonesia, perubahan kepemilikan Warner bisa memengaruhi:
- strategi distribusi film internasional,
- harga dan penawaran platform streaming,
- eksklusivitas konten,
- peluang kolaborasi studio dan produser lokal,
- dan dinamika pasar hiburan digital yang semakin kompetitif.
Siapa Pemenangnya?
Hingga putaran pertama penawaran, tidak ada favorit yang jelas.
Namun, dengan kekuatan uang Netflix, ambisi agresif Paramount, dan struktur portofolio Comcast, ketiganya berpeluang sama besar. Keputusan akhir tinggal menunggu apakah Warner melihat penawaran yang masuk sebagai nilai yang “pantas” — atau memilih melangkah sendiri dengan rencana pemisahannya. Satu hal pasti: perebutan Warner Bros. Discovery akan menjadi drama bisnis terbesar di industri hiburan dalam beberapa tahun terakhir.