(Business Lounge – Global News) Porsche AG, produsen mobil sport mewah asal Jerman, melaporkan penurunan pengiriman global selama kuartal pertama 2025, dengan pelemahan signifikan di dua pasar utama: China dan Eropa. Menurut laporan resmi yang dikutip oleh Bloomberg dan Reuters, total pengiriman mobil Porsche turun 4% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, menjadi sekitar 77.600 unit. Meskipun pasar Amerika Utara menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan, dampak dari perlambatan ekonomi dan ketegangan geopolitik di Asia dan Eropa membuat total kinerja perusahaan tertekan.
Pasar China, yang selama bertahun-tahun menjadi motor pertumbuhan utama Porsche, mencatat penurunan drastis sebesar 42%. Penurunan tajam ini sebagian besar disebabkan oleh melemahnya permintaan konsumen di tengah perlambatan ekonomi nasional, serta meningkatnya persaingan dari merek-merek kendaraan listrik lokal yang kini mendominasi pasar premium dan teknologi tinggi. Ketegangan politik antara Tiongkok dan Barat, serta sentimen anti-barang impor Eropa, turut membebani performa merek seperti Porsche.
Di Eropa sendiri, pengiriman turun 10% karena ketidakpastian ekonomi dan regulasi lingkungan yang semakin ketat. Beberapa negara di Uni Eropa tengah melakukan transisi agresif menuju kendaraan listrik murni, sementara Porsche masih dalam masa transisi teknologi dari mesin pembakaran ke kendaraan listrik. Menurut Financial Times, tantangan logistik, inflasi harga energi, dan insentif pajak yang berubah-ubah turut memperlambat minat konsumen terhadap kendaraan mewah bermesin besar.
Sebaliknya, Porsche melihat lonjakan pengiriman sebesar 37% di Amerika Utara. Pasar AS secara khusus mencatat permintaan tinggi untuk model seperti Porsche Cayenne dan 911, didukung oleh stabilitas ekonomi, stimulus suku bunga rendah di beberapa negara bagian, dan selera konsumen terhadap kendaraan performa tinggi. Keberhasilan ini juga mencerminkan strategi regionalisasi produksi Porsche, termasuk penguatan rantai pasok dan distribusi yang lebih responsif terhadap dinamika lokal.
Dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh Automotive News Europe, Detlev von Platen, Kepala Penjualan dan Pemasaran Porsche AG, menyatakan bahwa perusahaan tengah menghadapi “lingkungan yang kompleks dan menantang” di berbagai belahan dunia. Ia menekankan pentingnya fleksibilitas strategi penjualan dan kebutuhan untuk terus berinovasi dalam menawarkan pengalaman pelanggan yang premium di tengah perubahan preferensi pasar.
Khusus untuk China, von Platen mengakui bahwa kompetisi dari merek EV domestik seperti BYD dan Nio telah mengubah lanskap pasar mobil premium. Porsche tengah mempercepat peluncuran model Taycan terbaru dan kendaraan listrik lain seperti Macan EV, namun dampaknya terhadap penjualan belum dirasakan pada kuartal pertama. Versi baru dari Taycan diharapkan akan memperkuat posisi Porsche di segmen EV yang kini tumbuh sangat agresif di Asia.
Dari sisi portofolio produk, pengiriman untuk Porsche Cayenne tetap mendominasi secara global, meskipun perusahaan tidak merinci angka model per wilayah. Model Taycan, kendaraan listrik andalan mereka, masih menghadapi tekanan karena keterbatasan pasokan baterai dan preferensi konsumen yang bergeser cepat di pasar-pasar tertentu. Menurut data dari Handelsblatt, Porsche saat ini tengah meninjau ulang strategi distribusi mereka di Asia Pasifik, termasuk potensi perakitan lokal sebagai respons atas tarif impor tinggi dan insentif EV di negara-negara seperti Thailand dan Indonesia.
Performa kuartal pertama menunjukkan bahwa Porsche menghadapi tantangan besar dalam mempertahankan dominasinya di segmen kendaraan mewah global, terutama di tengah pergeseran besar-besaran menuju elektrifikasi, tekanan geopolitik, dan ketidakpastian ekonomi. Meskipun Amerika Utara menunjukkan kinerja yang kuat, penurunan tajam di dua pasar besar lainnya memaksa perusahaan untuk mempercepat adaptasi strateginya.
Analis dari Deutsche Bank mengatakan bahwa laporan pengiriman ini dapat memberikan tekanan terhadap saham Porsche AG dalam jangka pendek, meskipun mereka tetap optimistis terhadap prospek jangka panjang perusahaan, terutama jika peluncuran model EV mendatang berjalan sesuai rencana. Untuk itu, Porsche perlu menavigasi dengan cermat antara mempertahankan identitas performa dan warisan sport-nya, sekaligus berinovasi dalam teknologi bersih dan pengalaman digital yang semakin menentukan loyalitas konsumen di masa depan.
Menghadapi tantangan ini, Porsche berencana untuk mengurangi jaringan dealernya di China dan melakukan pemotongan biaya signifikan hingga 2030. Perusahaan juga menyesuaikan struktur biayanya untuk mencerminkan target penjualan tahunan global sebesar 250.000 unit, turun dari lebih dari 300.000 unit pada tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, Porsche berencana untuk memperluas jajaran kendaraan bermesin pembakaran dan hibrida plug-in, dengan investasi sebesar €800 juta, sebagai respons terhadap permintaan yang lemah untuk kendaraan listrik.
Meskipun menghadapi tantangan di China dan Eropa, pertumbuhan di Amerika Utara memberikan harapan bagi Porsche. Perusahaan perlu menyesuaikan strategi dan portofolio produknya untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam dan terus berubah.