Inovasi Berkelanjutan dalam Pengembangan Produk

(Business Lounge Journal – General Management)

Inovasi berkelanjutan adalah pendekatan dalam pengembangan produk yang bertujuan untuk menghasilkan produk baru atau memperbaiki produk yang sudah ada dengan cara yang ramah lingkungan, sosial, dan ekonomi. Inovasi ini tidak hanya fokus pada teknologi dan efisiensi, melainkan juga mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap masyarakat dan lingkungan.

Pentingnya Inovasi Berkelanjutan

Inovasi produk yang berkelanjutan bukanlah suatu pilihan melainkan adalah suatu keharusan. Dengan berubahnya jaman dan isu-isu  kekinian, maka perusahaan harus beradaptasi dengan inovasi produk terus menerus.  Tujuan inovasi ini adalah:

  1. Memenuhi Harapan Konsumen:
    • Konsumen kini semakin sadar akan isu-isu lingkungan dan sosial. Mereka menginginkan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan fungsional, tetapi juga ramah lingkungan.
  2. Meningkatkan Daya Saing:
    • Perusahaan yang mampu berinovasi secara berkelanjutan sering kali memiliki keunggulan kompetitif karena mereka menawarkan solusi yang lebih relevan dan efektif.
  3. Menjaga Kelangsungan Bisnis:
    • Dengan menghadapi isu-isu lingkungan dan sosial, perusahaan tidak hanya melindungi reputasi mereka, tetapi juga memastikan keberlanjutan operasional jangka panjang.
  4. Regulasi dan Kebijakan:
    • Banyak negara menerapkan regulasi yang lebih ketat terhadap dampak lingkungan. Dengan berinovasi secara berkelanjutan, perusahaan dapat siap menghadapi perubahan regulasi ini.
  5. Menciptakan Nilai Tambah:
    • Inovasi berkelanjutan bisa menciptakan nilai tambah bagi produk, meningkatkan loyalitas pelanggan, serta memberikan diferensiasi di pasar.

Tahapan dalam Kurva Inovasi Produk Baru

Inovasi sering diilustrasikan dalam bentuk kurva yang menampilkan siklus hidup produk. Tahapan-tahapan kurva ini adalah:

  1. Pengembangan dan Pengenalan:
    • Pada tahap ini, perusahaan mengembangkan ide produk dan melakukan riset serta pengembangan. Setelah produk siap, langkah selanjutnya adalah memperkenalkan produk tersebut ke pasar.
    • Pada tahap pengenalan, penjualan biasanya rendah, dan perusahaan menginvestasikan banyak sumber daya untuk promosi dan pemasaran untuk meningkatkan kesadaran konsumen tentang produk baru.
  2. Pertumbuhan:
    • Setelah produk diperkenalkan, jika produk diterima dengan baik, terjadi pertumbuhan penjualan yang cepat. Adopters awal mulai merekomendasikan produk, yang dapat meningkatkan adopsi oleh konsumen lainnya.
    • Di tahap ini, perusahaan mulai mendapatkan keuntungan, dan pesaing mungkin mulai muncul dengan produk serupa.
  3. Kedewasaan:
    • Pada tahap kedewasaan, pertumbuhan penjualan mulai melambat karena pasar mencapai jenuh. Produk tetap populer, tetapi dengan peningkatan kompetisi, perusahaan perlu menciptakan inovasi berkelanjutan atau diferensiasi untuk tetap relevan.
    • Fokus pada efisiensi biaya dan penekanan pada loyalitas pelanggan sangat penting dalam tahap ini.
  4. Penurunan:
    • Jika inovasi baru tidak diperkenalkan dan produk mulai kehilangan daya tarik, penjualan akan menurun. Pesaing yang lebih inovatif atau alternatif produk baru dapat mempercepat penurunan ini.
    • Di sini, perusahaan harus memilih untuk berhenti memproduksi produk tersebut, memperbarui dengan inovasi baru, atau mengadaptasi produk untuk memenuhi kebutuhan pasar yang berubah.

Diagram kurva inovasi ini biasanya axisnya adalah waktu (x-axis)  dan penjualan atau pangsa pasar (y-axis), yang menggambarkan respons pasar terhadap inovasi dan siklus hidup produk.

Terdapat banyak contoh perusahaan yang gagal berinovasi produk baru sehingga akhirnya mengalami kebangkrutan atau kehilangan pangsa pasar secara signifikan. Kegagalan inovasi produk baru dapat memiliki konsekuensi yang serius bagi perusahaan, baik dalam skala global maupun lokal. Penting bagi perusahaan untuk terus melakukan inovasi, memahami tren pasar, dan beradaptasi dengan cepat untuk tetap relevan. Banyak contoh menunjukkan bahwa ketidakmampuan untuk beradaptasi dan berinovasi dalam lingkungan bisnis yang berubah dapat berujung pada kebangkrutan atau kehilangan posisi pasar.

Contoh Perusahaan Global

  1. Kodak:

Kodak adalah pelopor di industri fotografi dan terkenal dengan kamera filmnya. Meskipun mereka mengembangkan teknologi kamera digital, Kodak terlambat dalam mengalihkan fokus dari film ke digital. Mereka tetap mengandalkan produk film yang menurun popularitasnya dan tidak beradaptasi cukup cepat dengan perubahan di pasar. Akibatnya, Kodak mengajukan kebangkrutan pada tahun 2012.

  1. Blockbuster:

Blockbuster adalah raksasa penyewaan video selama tahun 1990-an dan awal 2000-an. Blockbuster gagal berinovasi dengan model bisnis streaming yang diperkenalkan oleh competitor seperti Netflix. Meskipun mereka memiliki kesempatan untuk mengakuisisi Netflix, mereka memilih untuk tidak melakukannya. Akibatnya, Blockbuster mengalami penurunan drastis dan akhirnya tutup pada tahun 2013.

3. Nokia:

Nokia merupakan  pemimpin pasar ponsel selama lebih dari satu dekade. Nokia tidak beradaptasi dengan cepat terhadap perkembangan smartphone, terutama setelah peluncuran iPhone dan sistem operasi Android. Ketidakmampuan mereka untuk berinovasi pada platform smartphone menyebabkan penurunan tajam dalam pangsa pasar dan akhirnya beralih dari fokus pada ponsel menjadi pembuat perangkat lunak.

4. Sears:

Sears adalah salah satu jaringan department store terbesar di Amerika Serikat. Sears gagal beradaptasi dengan perkembangan ritel online dan tidak berinovasi untuk meningkatkan pengalaman berbelanja fisik. Rangkaian masalah keuangan dan persaingan dari retailer online menyebabkan penutupan banyak lokasi dan pengajuan kebangkrutan pada tahun 2018.

Contoh Perusahaan di Indonesia yang gagal berinovasi:

  1. Bhinneka.com:

Bhinneka merupakan salah satu e-commerce terkemuka di Indonesia yang fokus pada barang elektronik. Meskipun awalnya sukses, Bhinneka tidak berhasil beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar e-commerce dan persaingan dari platform lain seperti Tokopedia dan Bukalapak. Mereka tidak mampu untuk melakukan inovasi dalam layanan dan penetrasi pasar, yang menyebabkan penurunan popularitas.

2. Giant:

Giant adalah salah satu jaringan hipermarket besar yang populer di Indonesia. Giant gagal berinovasi dan menyesuaikan model bisnis dengan tren belanja modern dan preferensi konsumen. Meskipun memiliki banyak cabang, mereka tidak dapat bersaing dengan supermarket dan minimarket yang lebih kecil dan efisien. Ini menyebabkan mereka menutup banyak toko dan akhirnya keluar dari pasar Indonesia pada tahun 2021.

3. Toshiba Indonesia:

Toshiba dikenal dengan produk elektronik dan komputer. Toshiba mengalami penurunan pasar yang signifikan di Indonesia karena tidak bisa berinovasi dan menghadapi persaingan yang ketat dari merek lain di sektor elektronik dan komputer. Beberapa divisi mereka ditutup dan mengurangi operasi di Indonesia.

Contoh Perusahaan di Dunia yang Memiliki Inovasi Produk Berkelanjutan

Yang berhasil mengembangkan inovasi produk dan akhirnya bertahan hingga kini juga dapat kita lihat contohnya, yaitu:

  1. Patagonia:
    • Perusahaan pakaian luar ruangan ini dikenal dengan komitmennya terhadap keberlanjutan. Mereka menghasilkan produk dari bahan daur ulang dan memiliki program “Worn Wear” untuk mendaur ulang pakaian lama.
  2. Unilever:
    • Unilever menjalankan program “Sustainable Living Plan” yang berfokus pada pengurangan dampak lingkungan dari produk mereka dan meningkatkan dampak sosial.
  3. Tesla:
    • Tesla berinovasi dalam kendaraan listrik dan energi terbarukan, berkomitmen untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil.

Contoh Perusahaan di Indonesia yang Memiliki Inovasi Produk Berkelanjutan

  1. Danone Aqua:
    • Aqua telah berinvestasi dalam teknologi untuk mengurangi penggunaan plastik dan melakukan program daur ulang. Mereka berkomitmen untuk mengimplementasikan kemasan 100% daur ulang pada tahun 2025.
  2. Sarihusada:
    • Sarihusada (perusahaan susu dan nutrisi) menerapkan prinsip keberlanjutan dalam produksi mereka dengan berfokus pada penggunaan bahan baku lokal dan ramah lingkungan.

Semua perusahaan perlu mempelajari kegagalan dan keberhasilan dari perusahaan lain yang dapat bertahan karena melakukan inovasi produk yang berkelanjutan.  Bertahan pada masa-masa sulit seperti tahun ini tidak mudah, namun dengan inovasi produk kita harapkan perusahaan akan terus bertahan bahkan meningkat.