(Business Lounge Journal – Global News)
Kroger, salah satu peritel terbesar di Amerika Serikat, telah menunjuk David Kennerley sebagai Chief Financial Officer (CFO) yang baru. Kennerley, yang sebelumnya menjabat sebagai CFO PepsiCo Eropa, akan resmi bergabung dengan Kroger pada 10 Maret dan mengambil alih posisi CFO pada 3 April. Keputusan ini diambil seiring dengan upaya Kroger untuk menavigasi tantangan ekonomi, termasuk inflasi yang terus meningkat dan persaingan ketat di sektor ritel.
Transisi Kepemimpinan dan Tantangan Keuangan
Kennerley menggantikan Todd Foley, yang telah menjalankan peran CFO interim sejak Gary Millerchip mengundurkan diri untuk bergabung dengan Costco tahun lalu. Foley sendiri berencana untuk pensiun setelah transisi kepemimpinan berlangsung.
Pengangkatan Kennerley terjadi di tengah dinamika industri ritel yang semakin kompleks. Kroger baru-baru ini mengalami kegagalan dalam upayanya mengakuisisi pesaingnya, Albertsons, dalam kesepakatan senilai $20 miliar. Pengadilan federal memblokir transaksi tersebut pada Desember lalu dengan alasan bahwa merger ini akan mengurangi persaingan dan berpotensi meningkatkan harga bahan makanan bagi konsumen. Pasca kegagalan akuisisi ini, Albertsons bahkan menggugat Kroger, menuduh perusahaan tersebut tidak melakukan upaya maksimal dalam mendapatkan persetujuan regulasi.
Tekanan Inflasi dan Strategi Harga
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi Kennerley di Kroger adalah tekanan inflasi yang terus membayangi industri ritel. Menurut data Departemen Tenaga Kerja AS, harga konsumen naik 3% pada Januari dibandingkan tahun sebelumnya, sedikit lebih tinggi dari ekspektasi ekonom sebesar 2,9%. Beberapa komoditas seperti telur mengalami lonjakan harga lebih dari 15% akibat wabah flu burung yang mengganggu pasokan. Kondisi ini menambah beban bagi konsumen yang masih beradaptasi dengan harga bahan makanan yang melonjak sejak pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi tantangan ini, Kroger berupaya memperluas lini produk private-label, yaitu produk dengan merek dagang sendiri yang dijual dengan harga lebih rendah dibandingkan produk bermerek nasional. Langkah ini tidak hanya menguntungkan konsumen dengan harga yang lebih terjangkau, tetapi juga meningkatkan margin keuntungan Kroger. Menurut Mike Montani, Managing Director di Evercore, kategori produk private-label saat ini mencakup hampir 30% dari total penawaran bahan makanan Kroger, dan angka ini berpotensi meningkat hingga 40% dalam beberapa tahun ke depan.
Bersaing dengan Raksasa Ritel
Dalam persaingan dengan raksasa ritel seperti Walmart, Kroger perlu memaksimalkan strategi harga dan ekspansi digital. Walmart, yang memiliki skala lebih besar, mampu berinvestasi lebih agresif dalam teknologi belanja digital dan layanan pengiriman, memberikan pengalaman berbelanja yang lebih efisien bagi konsumen. Untuk tetap kompetitif, Kroger harus mempercepat inovasi dalam digitalisasi dan meningkatkan efisiensi rantai pasokannya.
Meskipun menghadapi tantangan, Kroger masih menunjukkan performa keuangan yang relatif stabil. Penjualan “identical sales”—yang mengabaikan dampak dari pembukaan dan penutupan toko—naik 2,3% pada kuartal yang berakhir 9 November dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, total penjualan mengalami penurunan sekitar 1%, menjadi $33,6 miliar, dengan laba bersih turun 4% menjadi $618 juta.
Masa Depan Kroger di Bawah Kepemimpinan Keuangan Baru
Dengan pengalaman lebih dari dua dekade di PepsiCo, Kennerley diharapkan membawa strategi keuangan yang dapat membantu Kroger mengatasi tekanan inflasi dan mempertahankan daya saingnya di industri ritel. Langkah-langkah seperti memperkuat penawaran produk private-label, meningkatkan efisiensi operasional, dan mengembangkan teknologi belanja digital akan menjadi kunci keberhasilan Kroger di masa mendatang.
Keputusan Kroger untuk merekrut Kennerley menunjukkan fokus perusahaan pada stabilitas keuangan dan strategi jangka panjang yang lebih kuat. Dengan berbagai tantangan yang ada, peran CFO baru ini akan sangat krusial dalam menentukan arah pertumbuhan Kroger ke depan.