Emoji dari Berbagai SARA di iOS 9.1 Telah Disetujui

(Business Lounge Journal – News) Jika Anda meng-upgrade iOS Anda menjadi iOS 9.1 pada bulan lalu, maka Anda akan mendapatkan kejutan berupa emoji baru yang jumlahnya lebih dari 150. Di antaranya adalah irisan keju, sinagog, masjid, Ka’bah, menorah, tasbih, dan kuil shinto di samping emoji gereja yang sudah ada. Semua telah disetujui oleh Unicode Consortium, yang akan memberikan suara mulai Mei mendatang untuk setiap emoji baru.

Anda mungkin tidak berpikir tentang hal itu setiap kali Anda menggunakan emoji singa baru, atau memilih emoji favorit yang lama, bahwa semua emoji tersebut menjadi semakin bermuatan politis. Oleh karena itu keberadaan emoji itu melalui seleksi emoji apakah memiliki muatan isu-isu geopolitik halus, seperti kebangsaan, etnis, agama, dan perang.

Keragaman Emoji bukan percakapan baru. Sebelum April lalu, Apple terus-menerus dikritik (dan memang demikian) karena kurangnya pilihan warna kulit di emoji, yang akhirnya dibahas dalam pembaruan iOS 8.3. Tapi sementara keragaman fisik telah mulai ditangani, namun emoji yang menyangkut budaya yang beragam belum mendapatkan pembahasan. Hal-hal seperti tempat ibadah, makanan yang populer, gaya pakaian, metode transportasi umumnya masih tampil sangat kebarat-baratan.

“Orang-orang menggunakan emoji pada umumnya sesuai dengan bagaimana mereka mau mengekspresikan pribadi mereka, seperti menunjukkan senyum dan hati mereka,” kata Tyler Schnoebelen, pendiri Idibon, sebuah perusahaan analisis teks, yang juga menulis tesis Stanford Doktor pada emoticon, demikian seperti dilansir oleh Wired. “Ini bisa menjadi koneksi yang cukup intim, itulah sebabnya mengapa orang ingin melihat emoji dan melihat hal-hal yang berarti dalam hidup mereka.”

Dengan masuknya emoji taco dan burrito, maka ratusan juta orang memang melihat emoji yang merupakan bagian dalam kehidupan mereka. Untuk beberapa orang, taco dan burrito hanya penambahan menyenangkan untuk membicarakan makanan pada larut malam, tetapi untuk orang lain, ini merupakan sebuah budaya. Banyak masakan masih absen. Khususnya emoji yang mewakili hidangan Afrika, seperti no jollof rice, injera, atau fufu. Apalagi Afrika merupakan pasar pertumbuhan utama untuk smartphone. Pada akhir 2015, jumlah ponsel yang dikirimkan ke Afrika dan Timur Tengah melebihi 155 juta, menurut perusahaan konsultan teknologi global International Data Corporation.

Bukan hanya soal makanan dan tempat ibdah, salah satu yang sering diperdebatkan juga adalah bendera yang telah banyak diperdebatkan sejak Oktober 2010.

“Emoji adalah cara yang bagus untuk tampil lucu,” kata Schnoebelen. Tapi emoji juga membantu pengguna mengungkapkan identitas mereka, baik dalam cara kecil, dengan makanan, atau dengan cara-cara yang besar, dengan bendera. “Dengan emoji baru,” katanya, “kita dapat membiarkan lebih banyak orang untuk bermain.”

nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : flickr – The All-Nite Images

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x