(Business Lounge Journal – Global News) Sampai hari ini memiliki rekening di bank Swiss telah menjadi ikon bagi para orang “berduit” dan perusahaan-perusahaan besar yang diam-diam memarkir uang mereka keluar, jauh dari jangkauan pemerintah mereka di negara asal. Namun berjalannya waktu, berbagai rahasia mulai terbongkar satu per satu oleh anggota parlemen internasional dalam beberapa tahun terakhir ini. Swiss memang sangat menjaga kerahasiaan para nasabahnya itulah sebabnya ia menjadi tujuan utama para ‘orang kaya’ dari berbagai negara di dunia untuk menyembunyikan dana mereka, tanpa perduli dari manakah uang tersebut berasal. Belum lagi pajak yang sangat rendah dibandingkan dengan pajak di negara asal mereka. Beberapa perusahaan besar yang juga pernah dibahas oleh karena memiliki kantor-kantor perwakilan yang berada di negara-negara dengan pajak yang rendah. Atau mengirimkan barang-barang e-commerce mereka lewat negara-negara tersebut. Kelihatannya ini pun menjadi strategi banyak perusahaan raksasa dunia untuk dapat memiliki kantor cabang di negara-negara dengan tax rendah tersebut, demikian seperti dilansir oleh Business Insider.
Swiss memang bukan merupakan bagian dari Uni Eropa, sehingga membuat negara ini lebih mampu melawan tekanan internasional untuk mengubah hukum-hukumnya.
Perlu dipahami bahwa semua yang dilakukan perusahaan-perusahaan ini sah-sah saja. Menghindari pajak tidaklah sama dengan penggelapan. Tapi intinya bebas pajak atau biasa dikenal dengan tax havens bisa ada di mana-mana. Beberapa negara yang juga dikenal sebagai tax havens, seperti Luksemburg, Cayman Islands, dan juga Singapura.
Ini yang Mendorong Baanyak Orang Menyimpan Uang di Swiss
Ada banyak strategi yang diterapkan oleh bank-bank di Swiss untuk menarik nasabah asing. Beberapa bank Swiss memasukkan dana ke kartu debit yang tidak dapat dilacak. Pada bank yang lain diterapkan kode yang dapat menyamarkan transaksi, misalnya klien yang ingin mentransfer uang tunai akan menggunakan kode seperti “Dapatkah Anda men-download beberapa lagu untuk kami?” Bank lainnya lagi dapat memperbolehkan klien untuk mengkonversi franc Swiss menjadi emas, yang kemudian disimpan dalam safe-deposit box seorang kerabat.
Puluhan bank Swiss telah menumpahkan rahasia mereka tahun ini bagaimana mereka mendorong klien-klien asing mereka untuk menyembunyikan uang di luar negeri. Pengungkapan ini merupakan bagian dari program Departemen Kehakiman Amerika yang memungkinkan mereka menghindari penuntutan. Andai kata pun menyangkut pihak-pihak tertentu maka akan dikenakan denda yang relatif kecil.
Metode berikut digunakan oleh perusahaan-perusahaan Swiss yang tercantum secara rinci dalam laporan yang ditandatangani dari dokumen penyelesaian dan mengungkapkan kesalahan penanggalan kembali ke 2008, meskipun beberapa kesalahan telah terjadi selama beberapa dekade.
Bank membagi uang tunai dalam jumlah yang besar menjadi jumlah-jumlah kecil di bawah USD 10,000 untuk menghindari pengawasan dari otoritas Amerika.
Sebagian besar perusahaan mengatakan mereka memberikan kepada nasabah rekening bernomor atau kode-nama dengan identitas yang hanya diketahui beberapa karyawan. Bank-bank tersebut juga dapat mengirimkan email yang ditujukan untuk pemerintah AS, sebagian untuk menenangkan klien yang takut kepada pemerintah.
Banyak bank juga membantu pembayar pajak AS untuk lebih lanjut menutupi kepemilikan rekening pura-pura tersebut pada daerah tax havens seperti Liechtenstein, British Virgin Islands dan Panama.
Untuk memberikan akses kepada nasabah untuk dananya, beberapa bank mengeluarkan kartu debit prabayar yang sulit untuk dilacak. BSI SA di Lugano, yang merupakan salah satu bank swasta terbesar di Swiss, mengatakan beberapa klien saat membutuhkan uang tunai mengirim email dengan frase kode seperti “tangki bensin masih kosong.”
Bank pada tahun 2009 memperbolehkan nasabah yang menutup akun dengan dana sebesar 1 juta franc, yaitu sekitar USD 1 juta saat ini, untuk menggunakan dana sekitar 400.000 franc untuk membeli emas. Emas dan beberapa franc tersisa kemudian dimasukkan ke dalam safe-deposit box di bank atas nama kerabat non-US klien, demikian dikatakan bank, seperti dilansir oleh WSJ.
Departemen Kehakiman AS terus berharap dapat mencapai penyelesaian pada program ini dengan perusahaan Swiss lain pada akhir tahun. Pengacara untuk pemegang rekening AS dan bank-bank Swiss telah memahami upaya Departemen Kehakiman yang mengatakan bahwa enam sampai delapan bank yang lebih besar telah ada dalam pembicaraan terpisah dengan otoritas AS.
Amerika memang sedang dalam segala upaya untuk mengurai permasalahan bagaimana warga negaranya yang menyimpan uang di Swiss. Namun hal ini sebenarnya tidak hanya dilakukan oleh orang kaya Amerika, namun juga negara-negara lainnya termasuk Indonesia. Tarif pajak yang rendah bahkan dapat mencapai nol persen, serta janji keamanan juga kerahasiaan telah banyak memikat.
Untuk diketahui, tarif Pajak Penghasilan (PPh) Badan di Singapura hanya sebesar 17 persen, Hongkong 16,5 persen, Swiss 17,92 persen, dan negara tax haven countries Cayman Islands membebaskan pungutan pajak perusahaan alias nol persen. Namun ke depannya, semua negara terutama negara G-20 harus bertukar data nasabah.
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : wsj, wikipedia

