Sharing Office Space Kini Memasuki Dunia Bisnis Tiongkok

(Business Lounge – Global News) Jika Co-working telah merupakan sebuah yang tidak asing lagi di Amerika, Eropa, dan beberapa negara Asia, kini bisnis serupa memasuki Tiongkok bahkan menjadi salah satu komoditi bisnis yang dapat diandalkan. Seperti telah pernah dibahas sebelumnya bagaimana co-working pertama kali muncul di San Fransisco pada tahun 2005 lalu kemudian menjalar ke kota-kota lain di Amerika, kemudian diikuti oleh para pebisnis di Inggris dan Skotlandia dan terus diikuti oleh negara-negara lain di Eropa. Sedangkan di Asia, co-working muncul di Singapura, Hong Kong, dan sekarang bukan lagi menjadi suatu yang asing di Indonesia, khususnya kota Jakarta. (Baca: Sebuah Budaya Telah Menggeser Arti Sebuah Kantor).

Jumlah Startup Meledak Mendorong Semakin Banyaknya Co-working

Sekarang giliran Tiongkok, seiring meledaknya jumlah startup. Pada tahun lalu teridentifikasi lebih 3,200 perusahaan didirikan atau jika dibandingkan dengan tahun 2008 maka terjadi penambahan sekitar 400 perusahaan, demikian seperti data yang dilansir oleh WSJ. Beberapa startup sebenarnya masih merupakan karyawan juga yang sedang mencari tambahan pendapatan namun masih membutuhkan sharing dari wi-fi hingga day care. Bagi beberapa pendapat, perusahaan-perusahaan kecil dan start up di Tiongkok yang masih dalam pengembangan masih belum dapat dikatakan matang.

Para pemilik bangunan dan pemilik tanah pun berlomba-lomba untuk mengubah lahan dan bangunan yang dimilikinya menjadi sebuah co-working space. Berharap dapat mengakomodir kebutuhan para startup yang semakin menjamur. Untuk dapat bersaing maka dipilihkanlah tema-tema yang menarik sebagai design dan beberapa fasilitas sehingga dapat lebih memikat para pelanggannya. Misalnya saja adanya fasilitas taman hiburan atau adanya fasilitas penggunaan telepon pribadi.

Biasanya co-working ini pun disewa untuk beberapa minggu hingga satu tahun dengan biaya sekitar USD 625 atau sekitar IDR 8,5 juta per meja per bulan. Memang biayanya berbeda bila dibandingkan dengan sewa kantor pada umumnya yang harus membayar di muka 3 – 5 tahun ke depan.

Adanya co-working di Tiongkok memang diakui tidak hanya memudahkan untuk memiliki tempat bekerja tetapi juga untuk mencari kesempatan berbisnis dengan sesama pengusaha, sesama programmer, atau desainer.

Perkembangan Co-working di Amerika

Co-working di Amerika pun terus berkembang menjadi sebuah ladang bisnis yang menghasilkan. Tidak hanya menyediakan sharing space bagi para startup, tetapi para pemilik bisnis mulai menyewakan office space dengan beberapa fasilitas yang dapat dipakai bersama-sama, seperti fasilitas conference room, ruang kesehatan, ruang olah raga, open workspaces, atau ruang santai dan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda. Bisni seperti ini sedang menjadi incaran para investor seperti J.P. Morgan Chase & Co. and Harvard Management Co, demikian seperti dilansir oleh WSJ.

citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : wikipedia

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x