(Business Lounge – Do You Know?) Tidak dapat dipungkiri bahwa bakteri, virus, dan mikroorganisme patogen lain akan selalu ditemui dalam kehidupan. Tanpa mengenal batas negara dan benua, mahluk dengan ukuran mikroskopis ini telah memberikan warna tersendiri pada sejarah kehidupan manusia ketika aksinya telah menjadi wabah atau pandemi. Tercatat beberapa wabah besar yang cukup signifikan dalam sejarah perjalanan manusia yang merenggut banyak nyawa. Beberapa contoh berikut ini telah memakan banyak korbna jiwa dalam sejarah:
1. Tifus atau Rickettsia (430 SM – kini)
Penyakit ini telah membunuh sekitar 3 juta orang di antara tahun 1918 dan 1922 saja, dan sebagian besar tentara Napoleon di Rusia. Disebabkan oleh bakteri dan ditularkan oleh kutu penyakit ini berasal dari kata typhos yang dalam bahasa Yunani berarti malas. Rickettsia ditularkan melalui binatang pengerat, termasuk tikus, dan menyebar ke manusia melalui tungau, kutu dan caplak. Penyakit ini akan tumbuh subur pada tempat-tempat dengan kebersihan yang rendah seperti di penjara atau kamp-kamp pengungsi, di antara para tunawisma, atau sampai pertengahan abad ke-20, pada tentara di lapangan. Untuk pertama kali diperkirakan ditemukan pada tahun 1083 di sebuah biara dekat Salerno, Italia.
Pada tahun 430 SM, wabah ini melanda negara-kota Athena di Yunani kuno sehingga dikenal sebagai Wabah Athena, yang menewaskan antara lain, Pericles dan dua putra sulungnya. Wabah kembali lagi, pada tahun 429 SM dan pada musim dingin tahun 427/6 SM. Epidemi terjadi di seluruh Eropa dari abad 16 hingga ke abad 19, dan terjadi selama Perang Saudara Inggris, Perang Tiga Puluh Tahun dan Perang Napoleon. Ketika Napoleon mundur dari Moskow pada tahun 1812, lebih banyak tentara Perancis meninggal karena tifus daripada dibunuh oleh tentara Rusia. Sebuah epidemi besar terjadi di Irlandia antara 1816-1819, dan pada akhir 1830-an. Epidemi tifus besar lain juga terjadi selama Bencana Kelaparan Besar Irlandia antara tahun 1846 dan 1849.
Di Amerika, sebuah epidemi tifus membunuh putra Franklin Pierce di Concord, New Hampshire pada 1843 dan juga menyerang Philadelphia pada tahun 1837. Beberapa epidemi terjadi di Baltimore, Memphis dan Washington DC antara 1865 dan 1873. Selama Perang Dunia I tifus menyebabkan tiga juta kematian di Rusia bahkan lebih banyak lagi di Polandia dan Rumania. Kematian umumnya antara 10 sampai 40 persen dari orang yang terinfeksi, dan penyakit tifus merupakan penyebab utama kematian bagi mereka yangmerawat si sakit. Setelah perkembangan vaksin selama Perang Dunia II, epidemi hanya terjadi di Eropa Timur, Timur Tengah dan sebagian Afrika.
2. Kolera (1817 – sekarang)
Kolera telah menewaskan ratusan ribu orang di seluruh dunia. Mulai dari sepanjang Sungai Gangga di India selama berabad-abad, merebak di Calcutta pada tahun 1817 secara besar-besaran. Diperkirakan ada sebanyak 10.000 kematian tentara Inggris akibat penyakit kolera, dan setidaknya ratusan ribu pribumi juga telah menjadi korban di seluruh wilayah India. Pada 1827 kolera telah menjadi penyakit yang paling ditakuti abad ini. Meskipun obat telah semakin modern, kolera masih merupakan pembunuh yangmematikan.
3. AIDS (1981 – sekarang)
Diperkirakan telah menewaskan 25 juta orang di seluruh dunia sejak pertama kali dikenal pada tahun 1981, menjadikannya salah satu wabah paling mematikan dalam sejarah. AIDS telah menyerang sekitar 3,1 juta (antara 2,8 dan 3,6 juta) orang di tahun 2005 (rata-rata 8.500 per hari), yang 570.000 di antaranya adalah anak-anak. UNAIDS dan WHO juga memperkirakan bahwa jumlah orang yang hidup dengan human immunodeficiency virus (HIV) telah mencapai tingkat tertinggi.
Enam puluh empat persen dari semua orang yang hidup dengan HIV, tinggal di Afrika sub-Sahara, dan lebih dari 77% dari semua wanita yang hidup dengan HIV juga berada disini. Asia Selatan dan Asia Tenggara adalah region kedua yang paling terpengaruh dengan jumlah penderita mencapai 15%.
Fakta-fakta kunci seputar ini asal AIDS saat ini tidak diketahui, terutama di mana dan kapan pandemi dimulai, meskipun dikatakan bahwa virus HIV berasal dari kera di Afrika.
4. Malaria (1600 – sekarang)
Malaria menyebabkan sekitar 400-900 juta kasus demam dan sekitar 1-3 juta kematian setiap tahunnya – ini mewakili setidaknya satu kematian setiap 30 detik. Sebagian besar kasus terjadi pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan wanita hamil juga sangat rentan terhadap penyakit ini.
Parasit penyebab Malaria ditularkan oleh nyamuk Anopheles betina. Kemudian parasit berkembang biak dalam sel darah merah, menyebabkan gejala yang mencakup gejala anemia (pusing ringan, sesak napas, takikardia dll), serta gejala umum lainnya seperti demam, menggigil, mual, penyakit seperti flu, dan pada kasus yang berat, menyebabkan koma dan kematian. Penyakit ini disebabkan oleh parasit protozoa dari genus Plasmodium. Tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, termasuk bagian dari Amerika, Asia, dan Afrika.
5. Black Death (1340 – 1771):
The Black Death, atau The Black Plague (penyakit pes), adalah salah satu pandemi paling mematikan dalam sejarah manusia. Wabah ini dimulai di Asia Selatan, Barat atau Tengah dan menyebar ke Eropa pada akhir 1340-an. Jumlah total kematian di seluruh dunia dari pandemi diperkirakan mencapai 75 juta orang, dengan 20 juta kematian di Eropa saja. The Black Death diperkirakan telah membunuh antara sepertiga hingga dua pertiga dari penduduk Eropa.
Wabah penyakit ini muncul dengan sendirinya melalui tiga varian penularan. Paling umum merupakan Varian Pes berasal dari pembengkakan yang muncul di leher korban, ketiak ataupun pangkal paha. Penyakit ini tumbuh dengan berbagai ukuran, dimulai dari sebesar telur hingga sebesar apel. Meskipun beberapa orang selamat dari cobaan yang menyakitkan, wabah penyakit ini biasanya memberikan harapan hidup pada korban hingga seminggu. Varian kedua merupakan wabah Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan hanya dengan menghirup udara yang dihembuskan melalui korban. Wabah penyakit ini jauh lebih mematikan dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat diukur dalam satu atau dua hari. Varian ketiga merupakan penularan wabah Septicemia, penyakit yang menyerang sistem darah.
6. Flu Spanyol (1918 – 1919)
Pada tahun 1918 dan 1919, pandemi Flu Spanyol membunuh lebih banyak orang dibanding Hitler, senjata nuklir dan semua teroris jika dikombinasikan. Flu Spanyol merupakan versi lebih parah dari flu biasa, yang ditandai dengan sakit tenggorokan biasa, sakit kepala dan demam. Pada waktu itu, karena paru-paru pasien dipenuhi cairan dan didera batuk tak tertahankan, wajah korban yang kebiruan akhirnya berubah coklat atau ungu dan kaki mereka menjadi hitam. Sebagian dari pasien-pasien tersebut juga terinfeksi bakteri pneumonia sebagai infeksi sekunder. Karena antibiotik belum ditemukan, infeksi sekunder ini juga pada dasarnya tidak dapat diobati. Pandemi datang dan pergi seperti kilat. Lebih dari setengah juta orang meninggal di Amerika Serikat saja, di seluruh dunia,lebih dari 50 juta.
7. Cacar (430 SM – 1979)
Cacar disebabkan oleh salah satu dari dua varian virus bernama variola mayor dan variola minor. V. Mayor, yang lebih mematikan, memiliki angka kematian 30-35%, sedangkan V. minor menyebabkan bentuk ringan dari penyakit yang disebut alastrim dan membunuh ~ 1% dari penderitanya.
Cacar menewaskan sekitar 60 juta orang Eropa, termasuk lima raja yang berkuasa Eropa, pada abad ke-18 saja. Sampai dengan 30% dari mereka yang terinfeksi, termasuk 80% dari anak di bawah usia 5 tahun, meninggal akibat penyakit ini, dan sepertiga dari korban menjadi buta.
Cacar juga merupakan penyebab utama dan bertanggung jawab atas pembunuhan hampir semua penduduk asli Amerika. Di Meksiko, ketika Aztec bangkit memberontak melawan Cortés, orang Spanyol terpaksa mengungsi. Dalam pertempuran itu, seorang tentara Spanyol yang terinfeksi cacar meninggal. Setelah pertempuran, suku Aztec kemudian tertular virus dari tubuh tentara Spanyol tersebut. Ketika Cortés kembali ke ibukota Aztec, cacar telah menghancurkan populasi Aztec. Cacar telah membunuh sebagian besar dari tentaraAztec, kaisar, dan 25% dari keseluruhan populasi. Cortés kemudian dengan mudahmengalahkan Aztec dan masuk Tenochtitlán, di mana ia menemukan cacar yang telah membunuh orang Aztec lebih daripada apa yang telah dibunuh oleh senjata perang.
Cacar diperkirakan bertanggung jawab terhadap 300-500 juta kematian di abad ke-20.
uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image: